uefau17.com

Batik Cirebon Punya Versi Ramah Lingkungan - Regional

, Cirebon - Batik Cirebon terkenal akan motif ramai dan warna yang cerah. Para pengrajin umumnya menggunakan pewarna kimia untuk menampilkan warna-warni tersebut. Namun, batik Cirebon yang satu ini justru berwarna lembut.

Jika batik Cirebon berwarna cerah berpusat di Desa Trusmi, batik Cirebon berwarna lembut diproduksi pengrajin di Kecamatan Ciwaringin.

Ciwaringin adalah kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Majalengka. Pengrajin di desa itu memanfaatkan tumbuhan sebagai pewarna batik mereka.

Salah seorang pengrajin batik Ciwaringin, Rahmat (40) menuturkan, penggunaan tumbuhan sebagai pewarna batik ramah lingkungan sejak lama. Rebusan daun mangga, misalnya, dimanfaatkan untuk menghasilkan warna hijau.
 
Selain itu, ada pula rerumputan, kulit pohon mahoni, manggis, daun rambutan dan berbagai tumbuhan lainnya untuk memperindah motif batik.

Baca Juga

  • VIDEO: Muncul di Lomba Bulu Tangkis, Iptu Rudiana Ayah Eky Dikecam Pengacara Pegi dan Liga Akbar

  • VIDEO: Viral Ogoh-ogoh di Cirebon Terbakar Akibat Pria Nyalakan Flare

  • VIDEO: Alat Bukti Dianggap Lemah, Pengacara Pegi Minta Polisi Eksaminasi Kasus Vina dari Nol

Baca Juga

  • Lowongan Kerja di Jepang: 'Ninja' Bergaji Rp 21 Juta
  • Sinar Laser Pengganggu Bandara Yogya Terpancar dari Taman Hiburan
  • Aksi Perompak Laut China Selatan Kandas di Perairan Jambi

"Kami menamakan ini sebagai batik pewarna alam. Motif dan bahannya berbeda dengan batik yang ada di Desa Trusmi," sebut Rahmat, Selasa (22/3/2016).

Ia mengatakan, untuk menghasilkan warna tersebut, pengrajin mengumpulkan bahan baku tumbuhan dan direbus di dalam air dan dibiarkan menyusut hingga setengahnya. Contohnya, 5 kg bahan baku tumbuhan akan menghasilkan 1 liter pewarna alam.

Salah seorang pengrajin batik Ciwaringin Ida Mahmudah menyebutkan, saat ini, ada sekitar 150 pengrajin batik Ciwaringin yang tergabung dalam koperasi setempat. Para pengrajin menjual batiknya melalui koperasi atau melalui showroom masing-masing.

Dia menjelaskan, batik Ciwaringin yang dibanderol mulai Rp 300 ribu itu memiliki motif-motif khas. Jika Batik Trusmi dikenal dengan motif mega mendung, Batik Ciwaringin dikenal dengan motif Pecutan, Pring Sedapur, Kawung.

Ida juga mengatakan peminat batik Ciwaringin tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Di antaranya adalah Jerman dan Jepang.

"Pembeli dari luar negeri juga sudah pernah berkunjung ke sentra batik Ciwaringin dan menggunakannya," kata Ida.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat