uefau17.com

Cuaca Hari Ini Sabtu 6 Juli 2024: Langit Pagi hingga Siang Jabodetabek Diprediksi Hujan - News

, Jakarta - Langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) di akhir pekan hari ini, Sabtu (6/7/2024) keseluruhannya diprediksi hujan ringan, kecuali Kota Bogor, Jawa Barat berawan. Begitulah prakiraan cuaca hari ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca hujan ringan diprediksi siang nanti guyur Jakarta Barat, Jakarta Pusat, dan Kepulauan Seribu serta hujan sedang di Jakarta Selatan.

Waspada hujan petir diprakirakan ada di langit Jakarta Timur dan Jakarta Utara siang nanti. Malam hari nanti, cuaca Jakarta sebagiannya diprediksi berawan dan juga hujan ringan.

"Waspada potensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di sebagian wilayah Jakut dan Jaktim pada siang hingga sore hari," terang BMKG.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Jawa Barat diprakirakan siang nanti waspada hujan petir dan malam hari hujan dengan intensitas sedang. Kemudian di Depok, Jawa Barat pada siang hingga malam hari nanti waspada diprediksi bakal hujan petir.

Sedikit berbeda di Kota Bogor, Jawa Barat diprakirakan siang hari waspada hujan petir dan malam nanti berawan.

"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada skala lokal antara siang hingga menjelang malam hari di sebagian wilayah Kabupaten Indramayu, Kabupaten dan Kota Cirebon, Kabupaten Karawang, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Purwakarta," jelas BMKG.

Lalu di Kota Tangerang, Banten juga pada siang nanti diprediksi waspada bakal hujan petir dan malam hari turun hujan dengan intensitas ringan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Hujan Ringan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Jakarta Pusat   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Selatan   Hujan Ringan  Hujan Sedang  Hujan Ringan
 Jakarta Timur   Hujan Ringan  Hujan Petir  Hujan Ringan
 Jakarta Utara   Hujan Ringan  Hujan Petir  Berawan
 Kepulauan Seribu   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Berawan
 Bekasi   Hujan Ringan  Hujan Petir  Hujan Sedang
 Depok   Hujan Ringan  Hujan Petir  Hujan Petir
 Kota Bogor   Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Tangerang  Hujan Ringan  Hujan Petir  Hujan Ringan

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hujan Masih Bertahan di Tengah Musim Kemarau, BMKG Jelaskan Alasannya

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, meski puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi di bulan Juli dan Agustus 2024, bukan berarti tak terjadi hujan di sejumlah wilayah.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengatakan, sebagian besar wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau, tetapi perlu diluruskan bahwa meski statusnya adalah musim kemarau, bukan berarti tidak ada hujan sama sekali. Hanya saja, intensitas curah hujan di bawah 50 mm/dasarian.

"Betul sebagian besar wilayah Indonesia terjadi di bulan Juli dan Agustus 2024 yaitu sebanyak 77,27%, dimana 63,95% durasi musim kemarau diprediksi terjadi selama 3 hingga 15 dasarian. Meski demikian bukan berarti dalam periode kemarau tidak ada hujan sama sekali, tetapi ada hujan meski kisaran di bawah 50 mm/dasariannya," kata dia seperti dikutip dari keterangannya, Jumat 5 Juli 2024.

Guswanto menjelaskan bahwa dalam sepekan ke depan, masih terdapat potensi peningkatan curah hujan secara signifikan di sejumlah wilayah Indonesia.

Fenomena ini disebabkan oleh dinamika atmosfer skala regional-global yang cukup signifikan, termasuk aktivitas fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial di sebagian besar wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Sebagian besar Papua.

Suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Indonesia juga memberikan kontribusi dalam menyediakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan hujan signifikan di wilayah Indonesia.

"Fenomena atmosfer inilah yang memicu terjadinya dinamika cuaca yang berakibat masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia," jelas Guswanto.

3 dari 4 halaman

Hujan Diprediksi Sampai 11 Juli 2024

Sementara, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengatakan bahwa kombinasi pengaruh fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat/angin kencang di sebagian besar wilayah Indonesia pada tanggal 5-11 Juli 2024.

Wilayah yang dimaksud yaitu Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Maluku, dan Pulau Papua.

Andri mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai terhadap kemungkinan adanya potensi hujan yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang.

"Utamanya masyarakat yang bermukim di wilayah perbukitan, dataran tinggi, juga sepanjang daerah aliran sungai," terang Andri.

4 dari 4 halaman

Penjelasan Hujan Es di Depok

Terkait cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang dan hujan es yang terjadi di wilayah Bedahan, Sawangan, Kota Depok pada tanggal 3 Juli yang lalu, Andri mengatakan bahwa kejadian tersebut disebabkan adanya awan Cumulunimbus (CB) yang terbentuk akibat daya angkat atau konvektif yang cukup kuat di wilayah tersebut.

Menurutnya, proses hujan diawali dengan kondensasi uap air teramat dingin melewati atmosfer di lapisan atas level beku. Es yang terbentuk umumnya memiliki ukuran besar. Pada saat kumpulan es yang besar di atmosfer turun ke area lebih rendah dan hangat, maka terjadi hujan.

Hanya saja, kadang tidak semua es akan mencair sempurna dan menjadikannya hujan es, dimana suhu puncak awan CB mencapai minus 80 derajat Celcius.

Selain itu, BMKG juga menyarankan masyarakat untuk memanfaatkan hujan yang masih terjadi untuk menabung air dan menggunakan air secara bijak, supaya memiliki cadangan air saat puncak musim kemarau melanda wilayah nantinya.

"Selagi masih turun hujan, alangkah baiknya dimanfaatkan untuk menabung air. Hemat dan menggunakan air secara bijak, supaya memiliki cadangan air saat Puncak Musim Kemarau melanda wilayah kita nantinya" kata dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat