uefau17.com

Cuaca Hari Ini Selasa 18 Juni 2024: Jabodetabek Langit Paginya Berawan dan Cerah Berawan - News

, Jakarta - Langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) hari ini, Selasa (18/6/2024) diprediksi sebagiannya berawan dan cerah berawan. Demikianlah prakiraan cuaca hari ini.

Dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca Jakarta diprediksi seluruhnya berawan dan cerah berawan, kecuali Jakarta Selatan hujan ringan.

Untuk malam hari nanti diprakirakan BMKG langitnya sebagiannya bakal cerah dan cerah berawan.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Jawa Barat langit siang nanti diprediksi cerah berawan dan malamnya berawan. Sedangkan di Depok dan Kota Bogor, Jawa Barat cuaca siang hari diprakirakan turun hujan dengan intensitas ringan dan malam nanti berawan.

"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada skala lokal dan durasi singkat pada waktu siang hingga malam hari di sebagian wilayah Kabupaten Cianjur, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten dan Kota Bogor," kata BMKG melalui laman resminya www.bmkg.go.id.

Sementara itu di Kota Tangerang, Banten diprediksi langit siangnya berawan dan malam hari nanti cerah berawan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip dari laman resmi BMKG:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat   Berawan  Berawan  Cerah
 Jakarta Selatan   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Jakarta Timur   Cerah Berawan  Berawan  Cerah
 Jakarta Utara   Berawan  Cerah Berawan  Cerah
 Kepulauan Seribu   Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Bekasi   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Depok   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Kota Bogor   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Tangerang  Berawan  Berawan  Cerah Berawan

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Prediksi Musim Kemarau 2024, BMKG Tekankan Pentingnya Modifikasi Cuaca

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya optimalisasi operasi modifikasi cuaca dalam menghadapi kerawanan kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Hal ini disampaikan dalam rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Selasa 4 Juni 2024, dikutip dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id.

Dalam rangka menghadapi ancaman kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan (karhutla), Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) menggelar Rapat Koordinasi yang dipimpin oleh Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto.

Dalam paparan yang disampaikan oleh Dwikorita, diperkirakan kekeringan akan mendominasi wilayah Indonesia mulai Juni hingga September 2024.

BMKG menekankan pentingnya optimalisasi operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengatasi kekeringan dan risiko karhutla.

"Data menunjukkan beberapa lokasi mengalami hari tanpa hujan selama 31-60 hari, terutama di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, dan Sulawesi Selatan. Modifikasi cuaca diperlukan di zona-zona berwarna coklat (curah hujan rendah, kurang dari 20 mm), terutama di Sumatera, Jawa, dan NTT, mulai Juni hingga September" Kata Dwikorita pada Rakor tersebut.

3 dari 3 halaman

Prediksi Awal Musim Kemarau

Menurut Dwikorita, BMKG memprediksi awal musim kemarau 2024 sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami musim kemarau dalam tiga bulan ke depan.

Pada bulan Juni, musim kemarau diperkirakan akan melanda sebagian besar Pulau Sumatera, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.

Lalu di Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Maluku bagian Kepulauan Aru dan Tanimbar, serta Papua dan Papua Selatan.

"Oleh karena itu, perlu adanya penguatan kapasitas modifikasi cuaca nasional, termasuk infrastruktur, sumber daya manusia dan dukungan dari berbagai kementerian/lembaga," tambahnya.

Potensi kebakaran di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Nusa Tenggara cukup tinggi dengan beberapa titik panas yang terdeteksi. Koordinasi dan dukungan semua pihak sangat penting untuk mengatasi tantangan tersebut.

"Sebelum memasuki puncak musim kemarau, kita akan melakukan penyemaian awan dan menurunkan hujan melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC)," terang Dwikorita.

Dilaporkan ada 6 provinsi prioritas yang sudah direncanakan untuk melakukan TMC, termasuk laporan dari seluruh provinsi yang sudah menjadi target pelaksanaan TMC" ujar Menkopolhukam Hadi Tjahjanto pada rakor tersebut.

Rapat ini dihadiri oleh sejumlah Pimpinan Kementerian/Lembaga diantaranya Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta perwakilan dari kementerian Perhubungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK), Badan Restorasi Gambut dan Manggrove, TNI dan Polri.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat