uefau17.com

5 Hal yang Disampaikan Ketua MPR RI Bamsoet saat Peluncuran Bukunya di HUT ke-61 - News

, Jakarta - Bertepatan dengan ulang tahun ke-61, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet meluncurkan dua buah buku. Kedua buku tersebut berjudul 'PPHN Menuju Indonesia Emas 2045' dan ‘News Maker’ - Satu Dasawarsa The Politician Senayan'.

Bamsoet menjelaskan, dalam buku berjudul PPHN Menuju Indonesia Emas 2045 berisikan tentang kegalauan dirinya soal haluan negara. Dia menilai, saat ini Indonesia tidai memiliki rencana jangka panjang.

"Sebetulnya dari buku ke-31 ini banyak kegalauan yang saya suarakan, mulai dari skandal Century hingga saat ini apa yang saya galaukan? Galau pertama, karena saya melihat bangsa ini negara kita ini sampai hari ini belum memiliki suatu rencana jangka panjang," kata Bamsoet dalam sambutannya di komplek SCBD Jakarta, Minggu 10 September 2023.

"Yang memikat dari satu jabatan dan satu periode presiden ke presiden berikutnya, karena kita hanya berdasarkan visi misi presiden sehingga tidak ada kesinambungan pembangunan dan tidak ada pemantapan yang pasti bangsa ini akan dibawa ke mana," sambung dia.

Selain itu, Bamsoet menyinggung soal peta koalisi partai politik (parpol) di Indonesia bisa berubah setiap saat tergantung situasi dan cuaca politik di Tanah Air.

Hal tersebut diungkapkan Bamsoet sambil berkelakar saat Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani duduk berdampingan bersama Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid dalam acara peluncuran buku itu.

"Pak Arsul terima kasih atas kehadirannya, beliau wakil ketua MPR RI dari PPP. Satu lagi Kiai Haji Hidayat Nur Wahid dari PKS, kebetulan duduk bersebelahan lain koalisinya. Mudah-mudahan kalau tidak ada halangan melintang, saya yakin dan percaya koalisi yang ada saat ini bisa berubah-ubah, tergantung situasi dan cuaca politik," kata Bamsoet melansir Antara.

Berikut sederet hal yang disampaikan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet saat peluncuran dua buah bukunya bertepatan dengan ulang tahun ke-61 dihimpun :

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Sebut Buku Berisikan Kegalauannya

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet meluncurkan 2 buku yang dirilis bertepatan dengan ulang tahun ke-61. Buku tersebut berjudul 'PPHN Menuju Indonesia Emas 2045' dan ‘News Maker’ - Satu Dasawarsa The Politician Senayan'.

Bamsoet menjelaskan, dalam buku berjudul PPHN Menuju Indonesia Emas 2045 berisikan tentang kegalauan dirinya soal haluan negara. Dia menilai, saat ini Indonesia tidai memiliki rencana jangka panjang.

"Sebetulnya dari buku ke-31 ini banyak kegalauan yang saya suarakan, mulai dari skandal century hingga saat ini apa yang saya galaukan? Galau pertama, karena saya melihat bangsa ini negara kita ini sampai hari ini belum memiliki suatu rencana jangka panjang," kata Bambang Soesatyo, dalam sambutannya, di komplek SCBD Jakarta, Minggu 10 September 2023.

"Yang memikat dari satu jabatan dan satu periode presiden ke presiden berikutnya, karena kita hanya berdasarkan visi misi presiden sehingga tidak ada kesinambungan pembangunan dan tidak ada pemantapan yang pasti bangsa ini akan dibawa ke mana," sambung dia.

 

3 dari 6 halaman

2. Sepakat Semua Pihak Bonus Demografis 2045

Bamsoet mengatakan, semua pihak sepakat jika Indonesia akan memanfaatkan bonus demografis pada 2045. Agar, bangsa Indonesia menjadi Indonesia emas.

Sehingga, menurutnya perlu ada rencana jangka panjang agar cita-cita yang diharapkan menjadi Indonesia emas terwujud.

"Tanpa rencana jangka panjang yang jelas, yang disepakati dan dipatuhi oleh pemerintahan berikutnya saya enggak yakin kita mampu menjadi Indonesia emas, jangan-jangan perunggu atau perak," ungkap dia.

Selain itu, Bamsoet juga menuangkan kegalauan di dalam bukunya yakni bangsa Indonesia tidak memiliki pintu darurat. Dia menjelaskan, di dalam UUD 1945 tidak menjelaskan secara detail jika Indonesia mengalami hal yang luar biasa yang berdampak tidak terlaksanakannya Pemilu. Padahal, Presiden dan wakil presiden serta anggota DPR, DPD, dan DPRD hanya menjabat 5 tahun.

 

4 dari 6 halaman

3. Sebut Peta Politik Indonesia Bisa Berubah

Lalu Bamsoet mengatakan peta koalisi partai politik di Indonesia bisa berubah setiap saat tergantung situasi dan cuaca politik di Tanah Air.

Hal tersebut diungkapkan Bamsoet, sapaan akrabnya, sambil berkelakar saat Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani duduk berdampingan bersama Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid dalam acara peluncuran buku terbaru Bamsoet di SCBD, Jakarta Selatan, Minggu 10 September 2023.

"Pak Arsul terima kasih atas kehadirannya, beliau wakil ketua MPR RI dari PPP. Satu lagi Kiai Haji Hidayat Nur Wahid dari PKS, kebetulan duduk bersebelahan lain koalisinya. Mudah-mudahan kalau tidak ada halangan melintang, saya yakin dan percaya koalisi yang ada saat ini bisa berubah-ubah, tergantung situasi dan cuaca politik," kata Bamsoet yang dikutip dari Antara.

 

5 dari 6 halaman

4. Pertanyakan Siapa Bisa Jamin Pemilu Berlangsung 14 Februari, Indonesia Tak Punya Pintu Darurat

Menurut Bamsoet, protokol darurat tersebut sangat vital dalam menghadapi salah satu momen krusial yang akan menentukan masa depan bangsa, yakni momen tahun politik 2024.

"Kemudian kegalauan berikutnya adalah saya sebagai Ketua MPR, saya melihat bahwa bangsa kita, konstitusi kita tidak ada pintu darurat, tidak ada protokol kalau terjadi sesuatu yang luar biasa pada bangsa ini. Saya ambil contoh apakah di ruangan ini bisa ada yang menjamin pemilu besok 14 Februari 2024 bisa dilaksanakan sesuai jadwal?" tuturnya.

Ketua MPR RI itu mengatakan berdasarkan konstitusi anggota legislatif akan berakhir pada 1 Oktober 2024 dan kemudian diangkat anggota legislatif baru hasil pemilu dan jabatan presiden akan berakhir pada 20 Oktober 2024.

"Kalau pemilu tidak dilaksanakan maka seluruh jabatan hasil pemilu tidak ada. DPR tidak ada apalagi presiden tidak bisa dilantik, yang tersisa hanya Panglima TNI dan Kapolri," kata Bamsoet.

Sedangkan kegalauannya yang ketiga adalah soal demokrasi transaksional atau demokrasi NPWP (nomer piro wani piro atau nomor berapa berani berapa).

 

6 dari 6 halaman

5. Beberkan Demokrasi yang Mahal

Bamsoet khawatir parlemen akan diisi oleh orang-orang yang hanya memiliki modal cukup untuk kampanye, tetapi tidak memiliki kepiawaian atau tidak memiliki nilai-nilai kebangsaan dan ideologi partai yang diikutinya.

"Kemudian yang ketiga adalah apakah terus kita biarkan demokrasi yang seperti ini yang ujung-ujungnya nanti kita akan terjebak pada oligarki, para pemegang modal. Kita terjebak pada demokrasi angka-angka, demokrasi yang mahal, yang hanya nanti bisa dimiliki oleh para pemilik modal," ujarnya.

Oleh karena itu, dia berharap kegalauan yang dituangkan dalam tulisannya bisa menjadi referensi bagi para pemimpin masa depan bangsa dalam menyusun kebijakan dan membangun negeri untuk mewujudkan mimpi Indonesia Emas 2045.

"Nah ini PR (pekerjaan rumah) kita semua, mudah-mudahan ke depan pemimpin kita yang kita akan pilih 2024 tanggal 14 Februari 2024 nanti mampu melihat persoalan dan mampu menyelesaikan dengan baik," jelas Bamsoet.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat