, Jakarta - Simsalabim abakadabra... tumpukan uang keluar dari balik badan Taat Pribadi.
Hal ini membuat aktivis Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Marwah Daud Ibrahim terkesima. Dia percaya kemampuan Taat Pribadi memproduksi uang dari badannya adalah sebuah karomah.
Taat Pribadi adalah tokoh terkenal yang disegani masyarakat di Jawa Timur. Selain memiliki padepokan, dia terkenal sebagai seorang pengganda uang. Taat Pribadi membangun padepokan yang dinamai Dimas Kanjeng dan berada di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Probolinggo, Jawa Timur.
Marwah menjadi pengikut setia Dimas Kanjeng hingga akhirnya menjadi ketua yayasan padepokan.
"Apa yang dimiliki guru ini adalah anugerah dari Tuhan, itu karomah," ujar Marwah Daud Ibrahim.
Bahkan doktor komunikasi internasional jebolan universitas di Amerika ini meyakini kemampuan Taat Pribadi mendatangkan uang adalah fakta.
Atas keyakinannya itu, Marwah bersedia membuktikan Taat Pribadi betul-betul memiliki kemampuan menggandakan atau mendatangkan uang.
Advertisement
Baca Juga
"Jika diizinkan melakukan ritual, kami akan datangkan uang di hadapan Presiden," ujar wanita yang pernah menjadi asisten peneliti Bank Dunia itu.
Marwah bahkan kesal kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Probolinggo yang menganggap ajaran yang disebarkan Dimas Kanjeng adalah aliran sesat.
Menurut dia, padepokannya masih menjalankan ajaran sesuai ketentuan agama Islam dan tidak pernah mengubah syariat Islam.
"Oh enggak, ini yang perlu diluruskan. Kami sudah ajukan keberatan," Marwah menerangkan.
Ia menambahkan, pihaknya juga sudah mengundang pihak MUI Probolinggo untuk turut memantau kegiatan padepokannya.
"Kami sudah mengajak orang MUI untuk melihat kegiatan kami dari Subuh sampai Sbuh lagi, apa yang sesat," dia menambahkan.
Padepokan Dimas Kanjeng memiliki struktur organisasi yang terdiri dari guru besar, pelindung, sultan, koordinator, hingga santri.
Tidak hanya Marwah yang keblinger dengan aksi sulap Dimas Kanjeng. Banyak pula mantan perwira TNI dan Polri yang ikut-ikutan.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Berawal dari Kasus Pembunuhan
Nama Dimas Kanjeng Taat Pribadi menjadi sorotan setelah polisi menangkapnya dalam kasus pembunuhan terhadap dua santrinya.
Awalnya, Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri tengah menyidik kasus dugaan tindak pidana penipuan Rp 25 miliar, yang diduga dilakukan Kanjeng Dimas Taat Pribadi di padepokannya.
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Agus Andrianto mengatakan, laporan tersebut telah diterima pada 20 Februari 2016 terkait penipuan Rp 25 miliar.
Namun ketika mulai diselidiki, kata Agus, seorang saksi bernama Abdul Gani tak kunjung hadir saat dipanggil. Ternyata, ia diduga menjadi korban pembunuhan yang dilakukan Taat Pribadi.
"Saksi kami ini dipanggil beberapa kali enggak pernah datang. Kita tanya orang di Probolinggo, ternyata saksi itu meninggal dunia. Saksi kunci kita yang dibunuh itu ditemukan di Wonogiri," tutur Agus.
Agus menjelaskan, Abdul Gani dikenal cukup dekat dengan Taat Pribadi. Bahkan, dia diduga mengetahui penggandaan uang yang dilakukan Taat Pribadi di Padepokannya.
"Tapi karena sudah mulai sadar, dia juga yang menjadi pengumpul (uang), kemudian takut dipertanggungjawabkan secara hukum, yang bersangkutan membantu orang yang pernah menyetor (uang)," Agus menerangkan.
Tidak hanya Abdul Gani, Taat Pribadi juga diduga membunuh santri lainnya, yaitu Ismail.
Dalam pembunuhan itu, Taat Pribadi memerintahkan anak buahnya bernama Wahyu untuk menghabisi Abdul Gani dan Ismail, karena kedua santrinya itu berencana membongkar mengenai penggandaan uang yang dilakukan sang guru.
Saat dibunuh, Abdul Gani dan Ismail menjabat sultan di padepokan itu.
Saat ditangkap, Taat Pribadi sempat ditantang polisi untuk mengeluarkan uang dari badannya.
Advertisement
Drama Penggerebekan
Taat Pribadi ditangkap pada 22 September 2016, pukul 01.00 hingga 08.30 WIB, dengan melibatkan enam SSK Satuan Brimob Polda Jatim. Tak hanya itu, penangkapan juga melibatkan personel Sabhara dari Polres Jember, Polres Madiun, Polres Sidoarjo, Polres Malang, Polres Bojonegoro, dan Polres Probolinggo.
Argo Yuwono menjelaskan ratusan personel Brimob Polda Jatim yang juga didukung personel dari Polres Probolinggo dan sekitarnya serta TNI itu dipimpin langsung oleh Wakapolda Jatim Brigjen Pol Drs Gatot Subroto, karena tersangka Taat Pribadi mempunyai banyak pengikut. Dikabarkan, total ada sekitar 2.000 aparat yang dikerahkan.
"Tersangka pemilik Padepokan Dimas Kanjeng itu ditangkap berdasarkan laporan polisi di Probolinggo pada 6 Juli 2016, karena dia diduga terlibat dalam perencanaan pembunuhan terhadap dua santrinya, yakni Abdul Gani dan Ismail," kata Argo.
Penangkapan yang heboh ini pun diprotes oleh pengurus padepokan. Perwakilan mereka pun mendatangi Mabes Polri guna melaporkan kejadian tersebut ke Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
"Dituduh melakukan pembunuhan, tapi penangkapannya terlalu dramatis," kata Ketua Yayasan Padepokan Kanjeng Dimas Taat Pribadi, Marwah Daud Ibrahim.
Tidak hanya itu, Marwah juga meminta Kapolri melalui Divisi Profesi dan Pengawasan (Propam) menindaklanjuti sikap Polda Jatim yang berlebihan tersebut. Meskipun, sambung dia, Taat Pribadi sempat mangkir ketika dipanggil untuk diperiksa atas kasus dugaan pembunuhan terhadap santrinya.
"Surat (panggilan) yang dikirim masih saksi. Propam kita harapkan (telusuri) pelanggaran di sana," ucap Marwah.
Namun, Mabes Polri punya alasan sendiri mengapa penangkapan itu begitu keras. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, sebenarnya pihaknya sudah beberapa kali melakukan pemanggilan terhadap Taat Pribadi untuk diperiksa. Namun, menurut Boy, pemilik Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo, itu menolak memenuhi panggilan penyidik Polda Jawa Timur.
"Tetapi ternyata enggak diindahkan, sehingga dilakukan upaya paksa yang lebih keras," ucap Boy di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa, 27 September 2016.
Tindakan penangkapan tersebut, diakui Boy, dilakukan oleh personel kepolisian yang tak sedikit jumlahnya. Hal itu untuk mengantisipasi apabila terjadi perlawanan ketika dilakukan penangkapan terhadap Taat Pribadi.
"Itu alasan petugas, kesannya jumlahnya berlebih. Ada kondisi pengamatan, penilaian, kekhawatiran munculnya perlawanan dan aksi protes. Ada semacam back-up penyidik untuk mengantisipasi," ujar Boy.
"Biasanya didasarkan adanya informasi intelijen. Ini orang yang ditangkap tokoh padepokan. Maka perlu ada kekuatan pengamanan," Boy menambahkan.
Ancaman Pembunuhan pada Saksi Kunci
Beberapa saksi kunci kasus pembunuhan yang melibatkan Taat Pribadi dititipkan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Perlindungan itu sesuai rekomendasi Polda Jawa Timur yang melihat potensi ancaman yang bisa diterima saksi tersebut.
"Rekomendasi dari Polda ada ancaman yang bisa menimpa saksi. Kami putuskan untuk melindungi beberapa saksi kunci", kata Wakil Ketua LPSK, Lili Pintauli Siregar.
Perlindungan saksi ini sesuai dengan Pasal 5 UU Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perlindungan Saksi dan Korban. Perlindungan yang diberikan berupa perlindungan fisik dan pemenuhan hak prosedural.
Perlindungan fisik berupa pendampingan oleh petugas LPSK selama diperiksa oleh penyidik, sementara pemenuhan hak prosedural adalah upaya untuk menjamin supaya hak-hak saksi tidak terlanggar selama proses yang mereka jalani terkait kasus ini.
“Ini penting agar saksi aman dan nyaman dalam memberikan keterangan guna mengungkap kasus ini. Selain terancam, banyak saksi yang juga awam hukum,” kata Lili.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur, AKBP Argo Yuwono, mengatakan ada laporan intelijen yang mengungkapkan potensi ancaman yang bisa diterima oleh para saksi kasus Dimas Kanjeng.
"Ini juga untuk meminimalisasi risiko. Kami lebih baik over estimate untuk melindungi para saksi itu," ujar Argo.
Advertisement
Gandeng Bank Indonesia
Penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri bakal meneliti keaslian uang yang diduga hasil penggandaan yang dilakukan oleh Taat Pribadi di padepokannya.
"Ini sedang diteliti uangnya. Kita tidak bisa katakan ini uang asli atau palsu, tapi jelas sedang diteliti. Nanti pasti akan melibatkan ahli, dari laboratorium kita untuk melihat langsung terhadap uang kertas yang ditemukan di tempat Dimas Kanjeng Taat Pribadi," ujar Kepala Divisi Humas Polri, Boy Rafli Amar.
Ia menambahkan, Bareskrim Polri juga akan menggandeng Bank Indonesia (BI) untuk mengecek keaslian uang tersebut. "Pasti (libatkan BI). Untuk pemeriksaan bungker. Akan dilakukan langkah olah TKP dalam waktu dekat," ucap Boy.
Tersangka pembunuhan dua santri Padepokan Dimas Kanjeng, Taat Pribadi ditempatkan secara terpisah dari tahanan lainnya di Polda Jawa Timur. Ia ditahan di Mapolda Jawa Timur di Surabaya sejak Kamis, 22 September 2016.
Kabid Humas Polda Jatim AKBP RP Argo Yuwono mengatakan Taat saat ini mendiami ruang sel isolasi. Konsekuensinya, ia tak boleh dijenguk oleh siapa pun.
"Mulai malam tadi (Selasa 27 September 2016), tersangka Taat Pribadi ditahan di sel tersendiri dan juga tersangka tidak boleh dijenguk oleh siapa pun," kata Argo.
Menurut Argo, isolasi dilakukan karena pihaknya khawatir memengaruhi tahanan lain. "Penahanan tersendiri bukan istimewa, tetapi ini adalah demi kondisi kejiwaannya dan kami duga masih labil," tutur Argo.
Meski begitu, Argo menyatakan kepastian kondisi kejiwaan pemilik Padepokan Dimas Kanjeng itu masih menunggu pemeriksaan psikolog.
Terkini Lainnya
Diisolasi, Kejiwaan Pemilik Padepokan Dimas Kanjeng Labil
Polisi Buru 2 Anak Buah Dimas Kanjeng dalam Kasus Pembunuhan
Foto Bareng Dimas Kanjeng Tersebar, Panglima TNI Akui Tak Kenal
Berawal dari Kasus Pembunuhan
Drama Penggerebekan
Ancaman Pembunuhan pada Saksi Kunci
Gandeng Bank Indonesia
Kanjeng Dimas
Taat Pribadi
Menggandakan Uang
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Pertandingan 8 Besar Euro 2024
Terkesan Penampilannya di Euro 2024, Real Madrid Ingin Datangkan Rekan Setim Jude Bellingham
Top 3: Pola Makan Nabati Bisa Perlambat Perkembangan Kanker Prostat
Top 3 Berita Bola: Timnas Belanda Lolos ke Perempat Final Euro 2024, Ronald Koeman Malah Menyesal
Copa America 2024
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Siaran Langsung Argentina vs Ekuador di Perempat Final Copa America 2024 di Vidio
Prediksi Copa America 2024 Argentina vs Ekuador: Semuanya Memihak Tim Tango
Timnas Ekuador Siap Berjuang Mati-matian di Perempat Final Copa America 2024
Copa America 2024 Argentina Vs Ekuador: Tim Tanggo Didukung Rekor Apik
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Demokrat Rekomendasikan Dukungan ke 3 Paslon Ini untuk Pilkada Papua Barat, Babel, dan Jambi
Coklit Pilkada 2024 Sudah Sasar 16,6 Juta Pemilih di Jatim, Target Tuntas di Hari ke-20
Kata Sekjen PKS soal Kaesang Disodorkan Jokowi untuk Maju di Pilkada Jakarta 2024
Survei Warna Research Center: Tingkat Elektabilitas Hendy Siswanto dan Faida Tinggi Jelang Pilkada Jember 2024
Respons Jokowi soal Kabar Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024, Benarkah Sodorkan ke Parpol?
Ridwan Kamil Dianggap Masih Kuat di Pilkada Jawa Barat, Bawa Untung Buat Golkar
TOPIK POPULER
Populer
Jadi Kader Gerindra, Ketum Logis 08 Siap Perjuangkan Kedaulatan Rakyat
Polisi Geledah Kantor Ditjen Energi Terbarukan ESDM Terkait Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan PJUTS
Bantah Bikin Rekayasa Kasus, Kapolda Sumbar Ungkap Kronologi Tewasnya Afif Maulana
Infografis Jadwal Euro 2024 dan Copa America 2024 Fase Final: Perempat Final, Semifinal, Final
Menaker: Indonesia Terus Perkuat Kerja Sama Bidang Ketenagakerjaan dengan Tiongkok
Fokus Benahi Pendidikan Cilegon, Wali Kota Helldy Launching Program Satu Pelajar Satu Rekening
Judi Online Makin Marak, Kominfo Luncurkan Kanal Edukasi
Kunjungan ke Sulsel, Jokowi Akan Beri Bantuan Pompa Air dan Cek Pelayanan BPJS
CAT Alami Gangguan Kesehatan Usai Hubungan Badan dengan Hasyim Asy'ari
Hasyim Asy'ari Dipecat karena Cabul, KPU Jamin Tak Ganggu Tahapan Pilkada Serentak 2024
Ketua KPU
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
7 Respons Berbagai Pihak Mulai Parpol, KPU, hingga Jokowi Usai DKPP RI Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari
Jokowi Sebut Keppres Pemberhentian Hasyim Asy'ari dari Ketua KPU Masih Diproses
DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Jokowi Pastikan Pilkada 2024 Jujur dan Adil
Berita Terkini
Studi: Jalan Kaki Terbukti Bisa Bantu Atasi Masalah Nyeri Punggung
Jangan Diambil Hati, 3 Zodiak Ini Mungkin Lupa Ulang Tahunmu Tanpa Disengaja
Pemkab Gresik Keluarkan Surat Edaran Larangan Judi Online, ASN Diharap Jadi Contoh
Beraksi Puluhan Kali, Sindikat Pencuri AC di Bandar Lampung Akhirnya Mati Kutu
Proses Pengobatan Panjang, Anak dengan Kanker Rentan Alami Masalah Psikososial
Influencer Bagikan Resep Sunscreen Buatan Rumah, Pakar Tegaskan Bahayanya
6 Potret Cassandra Lee Liburan Bareng Keluarga di Singapura, Ajak Ryuken Lie
Jadi Kloter Terakhir yang Lolos, Atlet Renang Joe Aditya Akui Kaget Bisa Amankan Tiket Olimpiade Paris 2024
Periksa 26 Titik Ganjil Genap Jakarta yang Berlaku Jelang Akhir Pekan, Jumat 5 Juli 2024
Populasi Menurun jadi Risiko Hambatan Kinerja Ekonomi China
Amanda Rawles Nyaman Adu Akting dengan Chicco Kurniawan di Film 1 Kakak 7 Ponakan, Apa Alasannya?
Hujan Masih Bertahan di Tengah Musim Kemarau, BMKG Jelaskan Alasannya
Pasar Tablet Ramai Bikin Poco Tergiur Boyong Poco Pad ke Indonesia
Top 3: Upah Minimum UMP dan UMK Berbeda Bikin Penasaran