uefau17.com

Sultan Sintang: Kurang Diperhatikan, Harta Kesultanan Akan Dijual - News

, Sintang - Harta benda peninggalan Kesultanan Sintang di Kalimantan Barat dikabarkan akan dijual. Hal itu diungkapkan langsung oleh Sultan Sintang Muhammad Ikhsan Kesuma Negara V.

Sultan yang kini berusia 73 tahun itu mengungkapkan alasan kenapa dirinya ingin menjual barang peninggalan kerajaan yang berdiri sejak tahun 1262 Masehi itu.

"Karena tak diperhatikan pemerintah, saya mau jual," ujar Sultan Muhammad Ikhsan di Istana Al-Mukarramah Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Selasa 17 Maret 2015.

Namun demikian, Sultan ke-30 tersebut mengaku rencana penjualan warisan sejarah tanah air itu sebagai ungkapan kekecewaan karena pemeliharaannya tak diperhatikan.

Memang diakui Sultan bahwa pihaknya menerima bantuan dari Pemerintah Kabupaten Sintang. Namun jumlahnya tak mencukupi keperluan operasional dan pemeliharaan Istana beserta barang bersejarah.

"Untuk tahun ini pun dananya belum cair," kata Sultan Muhammad Ikhsan.

Ada banyak barang berharga peninggalan Kesultanan Sintang yang eksis pada masa yang sama dengan Kerajaan Majapahit. Salah satunya simbol burung garuda Kesultanan Sintang yang kemudian diadopsi menjadi lambang negara RI. Baca juga: [Kisah Cinta Patih Majapahit di Balik Lambang Burung Garuda]

Sementara itu, juru kunci Istana Sintang, Thamrin Hasan berharap barang yang tak ternilai harganya itu tak dijual, meski pria yang sehari-hari merawat Istana Sintang beserta isinya itu kurang diperhatikan pemerintah.

"Saya bertahun-tahun di sini tak dapat gaji tetap. Tapi kadang, ada pengunjung datang yang memberi saya uang," kata juru kunci berumur 71 tahun itu.

Menanggapi hal itu, Bupati Sintang Milton Crosby mengaku pihaknya telah mengucurkan dana setiap tahun. Tapi ia mengakui jumlahnya terbatas.

"Di anggaran pemerintah daerah memang kita mampu segitu. Dan untuk dana bantuan tahun ini kita sedang proses," sebut Milton saat menemani Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang atau Oso mengunjungi Sultan Muhammad Ikhsan di Istana Sintang, Rabu (18/3/2015).

Terkait hal itu, Oesman Sapta meminta Bupati Milton dan Sultan Ikhsan untuk berkomunikasi demi mencari solusi dalam rangka menjaga warisan budaya, yang juga termasuk tindakan mengaplikasikan 'Empat Pilar MPR'.

"Pak Raja musti sering berkomunikasi dengan Bupati," ujar Oso kepada Sultan Ikhsan yang merupakan sahabat kecilnya.

Oso yang merupakan senator asal Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong, Kalimantan Barat itu juga mengimbau Bupati dan Raja bersiap membenahi wilayah, mengingat Sintang bakal menjadi bagian dari Provinsi Kapuas Raya. (Ado)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat