uefau17.com

Tim U-20 Ditolak di Indonesia, Kapten Timnas Senior Israel Bibras Natcho Ternyata Seorang Muslim - Lifestyle

, Jakarta - FIFA membatalkan undian Piala Dunia U-20 2023 yang sedianya berlangsung di Bali, Jumat, (31/3/2023) mendatang. PSSI menduga keputusan itu diambil karena sikap pemerintah setempat yang menolak kehadiran tim Israel di Bali.

Kehadiran Israel di sejumlah event olahraga memang sering mendapat penolakan dari negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim seperti Indonesia. Saat ini, FIFA masih mengkaji kelanjutan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

Baca Juga

Di sisi lain, ada satu fakta menarik tentang tim nasional sepak bola Israel yang mungkin belum bamyak diketahui. Kali ini bukan tentang tim U-20 Israel, melainkan tentang timnas senior Israel yang ternyata pernah punya kapten tim seorang muslim.

Dia adalah Bibras Natcho atau Bibras Natkho. Ia dikabarkan menjadi pesepakbola Muslim pertama yang jadi kapten di Timnas Israel. Status Bibras Natkho sebagai kapten Muslim di Timnas Israel menarik perhatian karena jarang ada orang beragama Islam di tim itu. Mayoritas warga Israel beragama Yahudi.

Melansir The Independent dan berbagai sumber lainnya, Bibras lanir di Kota Kfar Kama di Israel pada 18 Februari 1988. Sebagai seorang anak yang lahir dari orangtua berdarah etnis Circassian, Bibras menjalani hidup layaknya sebagian besar orang-orang dari etnis tersebut, termasuk menganut agama orangtuanya, sekaligus agama mayoritas yang dianut oleh etnis tersebut, yaitu Islam.

Circassian adalah etnis Muslim (sunni) minoritas di Israel, yang mayoritas penduduknya beragama Yahudi. Penduduk Israel keturunan Circassian hanya ada sekitar 5.000 jiwa dari total populasi Israel yang lebih dari 8 juta jiwa.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pesepak Bola Muslim yang Mencintai Israel

Kebanyakan umat Muslim yang berada di Kfar Kama merupakan keturunan dari orang yang melarikan diri dari perang Kekaisaran Rusia pada pertengahan abad ke-19. Natkho dan keluarganya adalah orang Circassians (keturunan Rusia yang tinggal di Israel).

"Saya seorang Muslim. Namun, pada saat yang sama, saya mencintai Israel, karena itu adalah negara saya," ucapnya, melansir kanal Bola .

Sebenarnya, Natkho tidak punya garis keturunan pesepak bola dari keluarganya. Namun, tetangganya yang bernama Adam dan bekerja sebagai direktur umum pada pelatih Druzhba mengenalkannya dengan petinggi klub asal Israel, Hapoel Tel Aviv pada 2006.

Meski termasuk minoritas, Bibras Natcho cukup sukses sebagai pesepak bola. Di level klub, pemain di posisi gelandang ini sudah malang melintang membela klub-klub di Eropa, di antaranya ada CSKA Moskow, Olimpiakor, hingga kini membela Partizan Belgrade di Serbia. Setelah empat tahun bermain di Partizan, Bibras mendapatkan kewarganegaraan Serbia.

Berkat kontribusinya yang besar di musim ini, Partizan Belgrade bertengger di posisi ketiga pada klasemen sementara Liga Serbia 2022-2023. Kiprah Bibras di timnas Israel pun tak kalah gemilang. Dia bahkan sudah memperkuat timnas di berbagai kelompok umur, mulai dari tim U-17 sampai tim senior.

 

3 dari 4 halaman

Pensiun dari Timnas Israel

Tak heran, Bibras bisa didapuk sebagai kapten timnas Israel. Dengan jabatan yang diembannya di tim, Bibras Natkho pun mengukir sejarah baru di dunia sepak bola Israel. Ia menjadi pesepak bola Muslim pertama yang menjadi kapten di Timnas Israel.

"Ini jadi suatu kehormatan besar untuk saya menjadi kapten tim nasional, dan ini adalah salah satu impian ayah saya," kata Bibras kepada The Independent jelang pertandingan leg pertama perempat final UEL 2017/2018 melawan Arsenal.

Meski sempat menimbulkan pro dan kontra karena termasuk minoritas di negaranya, Bibras tetap bisa menunjukkan permainan gemilang sampai kemudian menyatakan pensiun dari timnas Israel mulai Maret 2023 ini.

Di usia yang sudah mencapai 35 tahun, Bibras ingin lebih fokus memperkuat klubnya, Partizan Belgrade sekaligus memberi kesempatan pada pemain yang lebih muda untuk berkiprah di timnas Israel.

Sementara itu, FIFA sampai saat ini belum memberi kepastian terkait status Indonesia di Piala Dunia U-20 2023. Dengan demikian, Indonesia secara teknis masih menyandang posisi sebagai tuan rumah, terlepas dari dibatalkannya drawing FIFA World Cup U-20 di Bali.

4 dari 4 halaman

Argentina Siap Gantikan Indonesia

Demi mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, Ketua Umum PSSI merangkap Ketua Panitia Penyelenggara Piala Dunia U-20 2023 (LOC) Erick Thohir bertekad melakukan segala upaya demi melobi FIFA. Harapannya, langkah tersebut dapat menyelamatkan Indonesia dari potensi dicabutnya status sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 oleh federasi sepak bola internasional.

"Pak Erick Thohir sedang koordinasi dengan Kemenlu sebagai penanggung jawab diplomasi dan Kemenpora yang berpayung menjadi INAFOC sebagai penyelenggara event. Demikian juga beliau akan melaporkan ke Presiden RI Joko Widodo proses-proses ini, dan mencari solusi untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia,” tutur Arya Sinulingga selaku Exco PSSI.

Peliknya situasi Indonesia jelang pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023 membuat Argentina ambil ancang-ancang. Negara yang baru saja menjuarai Piala Dunia 2022 itu kabarnya ingin ambil alih menjadi penyelenggara FIFA World Cup U-20.

TyC Sports pada Senin (27/3/2023) dini hari WIB melaporkan bahwa Argentina mencoba mengambil kesempatan dengan mengajukan diri kepada FIFA untuk menggantikan posisi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat