, Jakarta - Plastik sekali pakai telah menjelma jadi masalah lingkungan yang serius. Proses pembuatannya tidak hanya mengeluarkan sejumlah besar gas yang menghangatkan planet, tapi juga membutuhkan waktu berabad-abad untuk terurai.
Ketika permintaan untuk aksi iklim meningkat dan bahaya plastik jadi lebih jelas, konsumen beralih ke apa yang disebut alternatif yang dapat dikomposkan dan biodegradable. Ini termasuk wadah makanan, cangkir, piring, peralatan makan dan tas, dengan harapan dapat mengurangi krisis iklim dan lingkungan lebih lanjut.
Namun, seperti dilansir dari CNN, Selasa, 8 November 2022, peneliti mengatakan produk tersebut juga bermasalah. Sebuah studi baru yang dilakukan di Inggris menemukan bahwa 60 persen produk yang diberi label sebagai biodegradable tidak sepenuhnya terurai dalam kompos rumah.
Advertisement
Baca Juga
Tidak seperti plastik konvensional, produk alternatif ini sebagian besar tidak diatur, terlepas dari manfaatnya yang diiklankan. "Di lab, di mana (plastik-plastik ini) telah diuji dan dibiayai produsen, mereka berperilaku dalam satu cara dan telah dimaksudkan untuk diproses di komposter rumah," Danielle Purkiss, peneliti dan penulis utama penelitian tersebut, mengatakan.
Ia menyambung, "Tapi, yang terjadi adalah kami telah melihat banyak kemasan dengan sertifikasi ini masih tidak rusak dalam kondisi pengomposan rumah yang berbeda." Studi ini menunjukkan "ada masalah dengan pengujian laboratorium versus kondisi dunia nyata di mana bahan-bahan ini dibuang."
Meski kemasan dan sendok garpu yang dapat dikomposkan dan biodegradable disebut-sebut ramah lingkungan, mereka masih membutuhkan sumber daya dan energi yang intensif untuk diproduksi, menurut Judith Enck, mantan administrator regional Badan Perlindungan Lingkungan dan sekarang presiden Beyond Plastics, sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada pada penelitian dan pendidikan konsumen.
Padahal pulau wisata Jeju di Korea Selatan ini terkenal dengan lautnya yang jernih dan biru. Namun sayang, kecantikan lautan Jeju sirna karena menumpuknya sampah plastik.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Praktik Greenwashing
![bekal wadah plastik](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/_ZAddTCnaSKshwmjWEQApUO8Pw8=/0x1513:5332x4518/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2955595/original/053527200_1572582815-s-well-BJPYrrUXR_I-unsplash.jpg)
Selain gas rumah kaca yang dilepaskan dari fasilitas industri yang membuat produk ini, tanaman yang digunakan sebagai bahan baku, seperti jagung atau bit gula, juga membutuhkan sejumlah besar bahan bakar fosil, lahan pertanian, dan air untuk membuatnya. "Semua sumber daya yang sebenarnya dapat diproses jadi makanan," kata Enck.
Meski kompos masih sedikit lebih baik daripada plastik konvensional, Enck mengatakan, "Orang tidak boleh membodohi diri sendiri dengan berpikir bahwa itu benar-benar jadi kompos. Ada sedikit greenwashing yang terjadi di sini."
Para peneliti mengatakan, pesannya belum jelas tentang seberapa berkelanjutan opsi plastik yang dapat dikomposkan ini. Salah satu temuan utama dari laporan tersebut, kata Purkiss, adalah orang-orang bingung dan tidak tahu arti label pada barang-barang plastik yang dapat dikomposkan dan yang dapat terurai.
Intinya, perusahaan masih menggunakan beberapa bahan bakar fosil dalam produk ini, namun terus memasarkannya sebagai produk berkelanjutan, yang mengarah pada pembuangan sampah plastik yang tidak tepat. Plastik biodegradable, misalnya, sementara berbasis bio, itu masih dibuat setidaknya sebagian dengan bahan bakar fosil.
Advertisement
Mengurangi Dampak Lingkungan
![Teh keju](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/xHHoIJOCmkw7E2btnNWij-s4xHg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2278633/original/048707100_1531457526-people-2572792_1280.jpg)
Pada akhirnya, produk yang dapat dikomposkan dirancang untuk terurai sepenuhnya hanya di fasilitas kompos industri yang mengatur suhu demi mencapai efisiensi pengomposan puncak. Tapi, sebagian besar produk ini tidak berakhir di sana, kata Enck dan Purkiss.
Plastik kompos kebanyakan berakhir di tempat pembuangan sampah biasa yang akan bertahan selama bertahun-tahun, seperti halnya plastik konvensional. Atau, produk tersebut akan dibakar di insinerator sampah dan menghasilkan metana, gas rumah kaca yang kuat.
"Saya sedih mengatakan ini karena saya ingin alternatif non-plastik bekerja efektif," kata Enck, "Tapi, sebenarnya tidak ada yang namanya plastik biodegradable, dan kemasan kompos benar-benar hanya dikomposkan di fasilitas pengomposan suhu tinggi."
Para ahli yang berbicara pada CNN mengatakan fakta bahwa orang sudah bersedia untuk beralih dari plastik sekali pakai ke pilihan yang lebih berkelanjutan adalah langkah pertama yang bagus. Selain, ada juga cara lain untuk mengurangi dampak lingkungan.
Pentingnya Memilih
![Ilustrasi wadah penyimpanan makanan](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/jxNcV8Qa90YjbTa9_-QNcNuCWtY=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4189307/original/066894000_1665567322-buah_istok.jpg)
Purkiss juga mengatakan, penting bagi konsumen untuk memilih. "Seorang warga memiliki banyak cara untuk memengaruhi perubahan, dan salah satu cara mereka benar-benar dapat memengaruhi perilaku adalah melalui keputusan pembelian mereka," kata Purkiss. "Mereka perlu memberi tekanan pada produsen dan bisnis untuk bergerak menuju model berkelanjutan yang lebih baik."
Beberapa cara lain untuk mengurangi jumlah plastik dalam kehidupan sehari-hari Anda, yakni jangan memakai plastik biodegradable. Ini keliru, kata Enck. Sebagai gantinya, gunakan barang yang dapat digunakan kembali atau isi ulang jika Anda bisa, atau pilih kemasan yang terbuat dari bahan daur ulang dan dapat dengan mudah didaur ulang.
Lalu, siapkan barang yang dapat digunakan kembali dan isi ulang. Bawalah tas yang dapat digunakan kembali saat Anda pergi ke toko kelontong. Gunakan mug isi ulang atau cangkir termos untuk kopi atau teh Anda saat bepergian, dan hal yang sama berlaku untuk botol air isi ulang.
Pilih kemasan kertas daripada plastik. Jika melihat dua versi dari produk yang sama dan satu dikemas dalam kertas atau karton dan yang lainnya dalam plastik, pilihannya jelas.
Terakhir, bawa peralatan makan atau wadah makan Anda sendiri. Tidak semua restoran mengizinkan ini, kata Enck, tapi penting untuk mendukung restoran yang mengizinkannya.
![Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/kldSZA6xEw21_PkX0w5TMwi1Swg=/640x853/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3942754/original/015052200_1645584030-Indonesia_Penyumbang_Sampah.jpeg)
Terkini Lainnya
Road to G20, Kampanye Cegah Sampah Plastik di Lautan
Komitmen Ambisius demi Mengatasi Masalah Sampah dan Polusi Plastik di Bali Selatan
Kreatif, Seorang Wanita Difabel di Jepang Ubah Sampah Plastik Jadi Kuku Palsu
Praktik Greenwashing
Mengurangi Dampak Lingkungan
Pentingnya Memilih
plastik
Plastik Kompos
Klaim Ramah Lingkungan
sampah plastik
plastik sekali pakai
Krisis iklim
Biodegradable
Euro 2024
Prancis Vs Portugal 8 Besar Euro 2024: Les Bleus Siap Tampil Garang
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Prancis: Adu Ketajaman Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe
Putusan Jude Bellingham Terungkap, Inggris Pertimbangkan Perubahan Radikal di Perempat Final Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Timnas Spanyol Percaya Diri Jelang Duel Perempat Final Euro
Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Jadwal Siaran Langsung Argentina vs Ekuador di Perempat Final Copa America 2024 di Vidio
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Survei GRC Jelang Pilkada Jember 2024: Mantan Bupati Faida Unggul, Disusul Petahana Hendy Siswanto
PKB Tegaskan Tidak Dukung Ridwan Kamil di Pilkada Jabar 2024
Demokrat Rekomendasikan Dukungan ke 3 Paslon Ini untuk Pilkada Papua Barat, Babel, dan Jambi
Coklit Pilkada 2024 Sudah Sasar 16,6 Juta Pemilih di Jatim, Target Tuntas di Hari ke-20
Kata Sekjen PKS soal Kaesang Disodorkan Jokowi untuk Maju di Pilkada Jakarta 2024
Survei Warna Research Center: Tingkat Elektabilitas Hendy Siswanto dan Faida Tinggi Jelang Pilkada Jember 2024
TOPIK POPULER
Populer
Antrean Panjang Pengunjung Indofest 2024, Naik Gunung dan Kemping Masih Jadi Aktivitas Luar Ruang Terfavorit
Didesain Didit Hediprasetyo Anak Prabowo, Jersey Kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024 Bikin Warganet Malaysia Iri
Kontroversi Video Warga Kampung Minum Air Cucian Kaki Jemaah Haji untuk Dapat Berkah
Lukisan Gua Prasejarah Berusia 51.200 Tahun dari Sulawesi Indonesia Jadi Temuan Seni Naratif Tertua di Dunia
Mengapa Food Testing Sebelum Pesta Pernikahan Penting Dilakukan Calon Pengantin?
Video Viral Pemilik Restauran di Hanoi Vietnam Mengusir Influencer Yahudi untuk Tunjukan Dukungan pada Warga Palestina
3 Resep Mi Tahu Fantasi, Bisa Jadi Camilan sampai Ide Jualan
Uncle Roger Segera Buka Restorannya di Malaysia, Siap-Siap Dibalas Komentar Pedas
Ini 3 Rekomendasi Blush On yang Cocok untuk Kulit Orang Indonesia
Ketua KPU
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
7 Respons Berbagai Pihak Mulai Parpol, KPU, hingga Jokowi Usai DKPP RI Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari
Berita Terkini
Langgar Aturan Domisili, 262 Siswa Dianulir dari PPDB Jabar 2024
Tonton FTV Kisah Nyata Spesial di Indosiar, Jumat 5 Juli 2024 Via Live Streaming Pukul 14.00 WIB
DKI Jakarta Targetkan Aturan Pembatasan Kendaraan Pribadi Rampung Tahun Ini
Survei WRC Pilkada Sulut 2024: Elektabilitas Jan Maringka 27,3%, Disusul Elly Lasut 27,1%
Kapan Gaji Ke 13 Cair? Ini Rinciannya
4G XL Axiata Hadir 40 Pulau Terpencil di Kepri, Dukung Pemerataan Layanan Data
Cara Sederhana Meneladani Sifat Orang Baik dalam Al-Qur'an, Menurut Gus Baha
Megawati Tantang Penyidik KPK yang Panggil Hasto: AKBP Rossa Suruh Dateng Ngadepi Aku
6 Tokoh Penting Film Jurnal Risa, Prinsa Mandagie Kesurupan Arwah Saat Uji Nyali di Tempat Angker
Transformasi Kesehatan Wanita, Kadin dan Brawijaya Hospital Bersatu Lawan Kanker Payudara dan Serviks
6 Momen ART Brisia Jodie Salah Bikin Sambal Bawang, Disenyumin Jonathan Alden
Daftar Makanan yang Mengandung Banyak Vitamin D dan Jumlah yang Harus Dipenuhi Tiap Harinya
Pemain Busi Palsu NGK Terancam Sanksi 5 Tahun Penjara
Megawati soal Kasus Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu ya, Padahal Fungsinya Mengayomi?