uefau17.com

Jawaban Kemenparekraf soal Harga Tiket Pesawat Mahal Jelang Mudik Lebaran - Lifestyle

, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengimbau agar maskapai tidak menaikan harga tiket pesawat hingga batas atas jelang mudik Lebaran. Hal tersebut menyusul harga tiket mahal.

"Ini mungkin ada supply and demand dalam rangka mudik. Jadi, kita memang sudah mengimbau untuk tidak menaikkan di atas harga atas, ceiling price," ujar Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf, Nia Niscaya, yang dikutip dari kanal YouTube Weekly Press Briefing, Selasa (19/4/2022).

Nia berujar, dengan adanya kenaikan itu, ia menyarankan untuk menggunakan alternatif lain, tidak hanya melalui udara. Konsumen masih punya pilihan lain.

"Bisa laut, darat, bisa kereta, bisa bus. Sebetulnya, konsumen punya banyak pilihan," ucap Nia.

Nia menegaskan, pihaknya memberikan imbauan yang jelas dengan tidak menaikkan hingga ceiling price. Kenaikan harga yang terjadi, Nia berharap hal itu tidak permanen.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tidak Permanen

Dalam kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga Uno juga menanggapi tentang mahalnya harga tiket menjelang Lebaran kali ini. Hal itu karena banyaknya orang yang mudik yang diperkirakan sebesar 80 juta orang.

"Tentunya Menteri Perhubungan sudah langsung gercep mengeluarkan dua regulasi. Ini juga bisa untuk mengendalikan harga tiket pesawat. Ini juga karena peak season, juga alasan operasional," ucap Sandiaga.

Sandiaga berkata, pemerintah akan mengupayakan agar kenaikan harga tiket pesawat tidak naik secara permanen. "Ada tarif batas atasnya dan tidak permanen dan ada opsi lain. Karena sudah ada jalan tol yang dibangun," Sandiaga menambahkan.

3 dari 4 halaman

Mudik Lebaran

Sandiaga mengatakan ada 80 juta masyarakat yang akan mudik Lebaran kali ini. Membludaknya pemudik dikarenakan selama dua tahun mereka tak bisa mudik.

"Terantisipasi 40--60 persen dari pemudik akan melakukan kegiatan pariwisata. Mudah-mudahan berdampak pada penjualan produk ekonomi kreatif, " uca Sandiaga.

Secar statistik, jumlah wisatawan akan terkonsentrasi di Jawa, khususnya Jawa Timur. "Ini memang peak, dan kebetulan ada cuti bersama dari pemerintah, dan boleh dikombinasi dengan cuti tahunan," imbuh Nia.

4 dari 4 halaman

Belanja Wisnus

Soal berwisata saat Lebaran, Sandiaga Uno menyebut bahwa pihaknya memperkirakan nominal belanja wisatawan nusantara (wisnus) di periode ini akan lebih dari Rp72 triliun. "Perhitungannya diperkirakan dari 48 juta pemudik dengan rata-rata wisnus  sekitar Rp1,5 juta," kata Sandiaga.

Fenomena mudik bukan hanya bersilaturahmi dengan keluarga dan handai tolan di masing-masing destinasi, tapi juga meningkatkan perputaran ekonomi.

"Perputaran uang akan meningkat 10 persen, mudik mampu berkontribusi 25 persen ekonomi dalam hitungan per kuartal. Kami memprediksi penyediaan usaha akomodasi, makan dan minum, transportasi, akan mendapatkan dampak sangat positif," papar Sandiaga.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat