uefau17.com

Mencium Anak Penuh Kasih Sayang Dicontohkan Rasulullah SAW, Ini Hadisnya - Jateng

, Pekalongan - Kebiasaan mencium anak mahfum dilakukan sebagai tanda kasih sayang. Namun, kebiasaan baik ini ternyata tidak berlaku di sejumlah wilayah, atau suku tertentu.

Pada masa lalu, mencium anak dianggap tak lazim. Salah satunya di Suku Badui. Kebiasaan mencium anak dianggap aneh.

Mengutip NU Online, Rasulullah SAW sendiri tak segan mencium anak-anak dan cucunya sebagai bentuk kasih sayangnya sebagai orangtua terhadap anak keturunannya.

Rasulullah bahkan mencium anak-anak dan cucunya di hadapan para sahabat. Sahabat Abu Hurairah RA dan Sayyidah Aisyah RA mendokumentasikan cinta kasih Rasulullah SAW terhadap anak-anak dan cucunya. (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz III, halaman 156).

عَنْ أبي هريرة - رضي الله عنه - : قال : «قَبَّلَ رسولُ الله -صلى الله عليه وسلم- الحسنَ بنَ عَليٍّ ، وعنده الأقْرَعُ بنُ حابس التميميُّ ، فقال الأقرعُ : إِن لي عَشْرة من الوَلَد ما قَبَّلْتُ منهم أحدا ، فنظر إِليهِ رسولُ الله -صلى الله عليه وسلم- ثم قالَ : مَن لا يَرْحَمْ لا يُرْحَمْ».أَخرجه البخاري، ومسلم، والترمذي، وأبو داود

Artinya, "Dari sahabat Abu Hurairah ra, ia bercerita, Rasulullah saw mencium cucunya, Hasan bin Ali ra. Di dekatnya ada Aqra‘ bin Habis At-Tamimi. Aqra‘ merespons, ‘Aku memiliki 10 anak. Tidak satupun pernah kucium.’ Rasulullah saw mengalihkan pandangan kepadanya, ‘Siapa yang tidak menyayangi tidak akan diberi kasih sayang,'" (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi).

Kasih sayang terhadap anak dan cucu dapat diekspresikan dengan ciuman bapak, ibu, kakek, dan nenek terhadap mereka. Cinta kasih terhadap anak dan cucu merupakan anugerah yang Allah titipkan kepada bapak, ibu, kakek, dan nenek sehingga Rasulullah SAW bersabda.

'Siapa yang tidak menyayangi tidak akan diberi kasih sayang."

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanda Cinta Kasih

Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa ciuman orangtua terhadap anak keturunan sebagai bentuk kasih sayang orangtua telah menjadi tradisi di kalangan Rasulullah saw dan sahabatnya. Tradisi ini terdengar asing oleh masyarakat (Badui) Arab pedalaman.

Sayyidatina Aisyah ra mengisahkan seorang Badui yang datang menemui Rasulullah saw yang menanyakan tradisi cium anak dan cucu sebagai ekspresi kasih sayang orang tua.

Artinya, "Dari Sayyidah Aisyah RA, ia bercerita, seorang Arab badui suatu hari datang menemui Rasulullah saw. Ia berkata, ‘Kalian mencium anak-anak? Kami tidak mencium mereka.’ Rasulullah menjawab, ‘Apakah aku berkuasa atas dirimu kalau Allah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu,'" (HR Bukhari dan Muslim).

Pada riwayat lain Sayyidatina Aisyah RA menceritakan bahwa suatu hari Rasulullah mencium salah seorang anaknya yang disaksikan oleh seorang Badui. Menyaksikan itu, Badui tersebut merespons bahwa dirinya selama ini belum pernah mencium seorang pun anaknya.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَبَّلَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بَعْضَ وَلَدِهِ وَعِنْدَهُ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ مَا قَبَّلْتُ وَلَدًا لِي قَطُّ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَا أَصْنَعُ بِكَ إِنْ كَانَ اللَّهُ قَدْ نَزَعَ الرَّحْمَةَ مِنْكَ

Artinya, “Dari Sayyidatina Aisyah ra, ia bercerita, Rasulullah saw mencium beberapa anaknya di dekat seorang badui. Ia berkata, ‘Aku tidak pernah mencium sama sekali seorang anakku.’ Rasulullah menjawab, ‘Apa yang kuperbuat jika Allah mencabut kasih sayang dari dalam hatimu.’'". Wallahu a’lam.

Tim Rembulan

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat