uefau17.com

Top 3 Islami: Karomah Gus Dur yang Tak Banyak Diketahui, Kewalian Makin Tampak Usai Wafat - Islami

, Jakarta - Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur, KH Marzuqi Mustamar mengisahkan betapa Gus Dur adalah seorang yang sangat ikhlas. Gus Dur juga seorang yang sangat sabar.

Banyak pula kesaksian dari kiai dan ulama mengenai kebaikan Gus Dur, misalnya seperti diceritakan oleh KH Said Aqil Siradj, mantan Ketua Umum PBNU.

Gus Dur juga dikenal sebagai kiai alim, negarawan, budayawan, aktivis dan seabrek sematan lainnya. Gus Dur diberkahi keistimewaan luar biasa, sehingga beliau diyakini adalah seorang wali Allah.

Lazimnya wali Allah, Gus Dur memiliki karomah. Karomah adalah keistimewaan yang dianugerahkan Allah kepada kekasih-Nya.

Namun begitu, karomah bukanlah mukjizat. Mukjizat hanya diberikan Allah kepada nabi dan rasul-Nya.

Ada berbagai kisah mengenai karomah Gus Dur. Bahkan, seusai wafatnya, kewaliannya makin terbukti.

Kisah mengenai karomah Gus Dur yang makin tampak nyata setelah kematiannya menjadi artikel yang paling menyita perhatian pembaca kanal Islami , Selasa (5/9/2023).

Dua artikel lain, pertama adalah kisah ketika Santri Ponpes Ploso menguji kewalian Gus Dur dan Curhat TKW kepada Gus Baha karena dia terpaksa memasak daging babi dan harus sholat sembunyi-sembunyi.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Kisah Santri Ploso Menguji Kewalian Gus Dur, Hal Tak Terduga Langsung Terjadi

KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah Presiden ke-4 Republik Indonesia. Dia juga merupakan ketua umum PBNU tiga kali berturut-turut.

Dari sisi nasab, Gus Dur adalah putra KH Wahid Hasyim dan cucu pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari. Memang, Gus Dur adalah NU darah biru.

Banyak yang mengakui kecerdasannya. Gus Dur juga berpandangan luas, dan futuristik, alias jauh ke depan melampaui zamannya.

Gus Dur juga diyakni bukan ulama biasa. Dia adalah seorang wali.

Lazimnya wali, Gus Dur memiliki karomah, yakni sebuah keistimewaan untuk orang-orang yang dekat dengan Allah SWT. Seringkali, karomah sulit dijelaskan secara nalar.

Seorang santri Ponpes Ploso, Kediri, membuktikan sendiri karomah Gus Dur. Melansir laman NU, berikut kisahnya. 

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Karomah Gus Dur Usai Wafat, Bukti Tak Terbantahkan Seorang Wali

Bagi umat Islam di Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bukanlah sosok ulama biasa. Diyakini, dia adalah seorang wali.

Banyak bukti yang menunjukkan bahwa Presiden ke-4 RI ini adalah seorang wali. Misalnya, kecerdasannya. Kedua, pandangannya yang melampaui zamannya.

Gus Dur juga memiliki karomah yang langka. Banyak kisah yang menunjukkan bahwa maqam Gus Dur adalah waliyullah, meski dikenal pula dengan gayanya yang humoris.

Namun begitu, banyak pula yang mempertanyakan atau setidaknya, ingin membuktikan bahwa Gus Dur seorang wali. Itu termasuk adiknya, Gus Sholah atau KH KH Salahuddin Wahid.

Fakta-fakta yang ditemukan ternyata sungguh menakjubkan. Bahkan, karomah Gus Dur makin kentara usai wafatnya. Berikut kisahnya, sebagaimana ditulis oleh Syarif Abdurrahman, Kontributor NU Online di Jombang.

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. Curhat TKI ke Gus Baha, Gundah karena Harus Masak Daging Babi hingga Sholat Sembunyi-sembunyi

Sembari menangis, seorang perempuan pekerja migran Indonesia perempuan (TKW) di China sowan ke KH Ahmad Bahauddin Nursalim dan menceritakan betapa berat pekerjaannya sebagai TKW di China.

Sebagai muslimah misalnya dia harus memasak daging babi untuk majikan. Hal lain yang juga sangat membebani pikirannya adalah mesti mengantar anak majikan ke gereja tiap akhir pekan.

"Goreng babi biasa, paling masalah di najisnya saja. Tapi kalau sudah masuk ke gereja, saya pasti nangis," kata perempuan itu seperti ditirukan Gus Baha dalam sebuah cuplikan video di media sosial.

Si perempuan curhat demikian ke ulama yang akrab disapa Gus Baha itu tentu untuk meminta fatwa hukum tentang pekerjaannya.

Apalagi, sebagian gaji yang didapat untuk membiayai anaknya yang tengah nyantri di pesantren.

"Tetap lakukan saja, sambil berdoa semoga mendapatkan jalan keluar. Kalau hukumnya tidak ada, namanya juga darurat," demikian jawaban pengasuh Pondok Pesantren LP3IA Narukan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah ini.

Selengkapnya baca di sini

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat