uefau17.com

Hari Raya Idul Fitri 2023 Kapan? Ini Tanggal Muhammadiyah dan Prediksi BRIN - Islami

, Jakarta - Umat Islam di seluruh dunia tinggal beberapa hari lagi menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan. Itu artinya Hari Raya Idul Fitri akan segera tiba. Lantas, kapan Hari Raya Idul Fitri 2023 di Indonesia?

Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia belum menentukan kapan Idul Fitri 2023. Pemerintah akan menggelar Sidang Isbat Lebaran 2023 untuk menentukan 1 Syawal yang akan dilaksanakan pada 20 April mendatang. 

Baca juga: Idul Fitri 2023 Bakal Berbeda antara Muhammadiyah, NU dan Pemerintah, BRIN Ungkap Penyebabnya

Sementara itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan lebaran Idul Fitri 1444 H jatuh pada 21 April 2023. Penentuan 1 Syawal ini berdasarkan metode hisab yang dilakukan Muhammadiyah.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir memastikan bahwa Hari Raya Idul Fitri tidak ada pemajuan atau pemunduran. Penentuan waktu Idul Fitri ini sudah diputuskan oleh Majelis Tarjih PP Muhammadiyah.

Menurut Peneliti Astronomi dan Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaludin, waktu lebaran tahun ini berpotensi berbeda. Penyebab perbedaan karena ada perbedaan dalam menetapkan kriteria awal bulan Hijriah.

Pada Maghrib, 20 April 2023 ada potensi bulan belum memenuhi kriteria baru MABIMS di Indonesia, yakni tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Namun, posisi bulan tersebut sudah masuk kriteria wujudul hilal.

“Posisi bulan itu sudah memenuhi kriteria wujudul hilal. Apabila merujuk kriteria baru MABIMS, maka lebaran jatuh pada 22 April 2023, sedangkan bila merujuk wujudul hilal, 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada 21 April 2023,” kata Thomas, dikutip dari laman BRIN.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Saling Toleran

Lebaran 2023 ada potensi berbeda. Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir ingin umat Islam tetap saling toleransi dan menghargai. 

“Kalau ada pemerintah, atau yang lain mengawali maupun mengakhiri Idul Fitri kita semua saling tasamuh, saling toleran,” kata Haedar, dikutip dari muhammadiyah.or.id.

Haedar meminta agar umat tidak terlalu heboh dengan perbedaan ini. Ia khawatir jika kehebohan ini bisa membatalkan puasa Ramadhan yang dijalankan.

“Muhammadiyah harus tetap rendah hati, tetapi kita juga harapkan baik pemerintah maupun ormas lain yang berbeda juga rendah hati. Tidak usah mengikuti itu pendapat-pendapat ilmuan, yang mengatakan Muhammadiyah sudah usang,” tegas Haedar.

Guru Besar Sosiologi ini menegaskan, supaya menghindari sikap yang menimbulkan pecah belah umat dengan mengikuti pendapat ilmuan yang menyudutkan salah satu pendapat atau hasil ijtihad. Sebab jika mengikuti perdebatan itu tidak akan ada habisnya.

Ke depan, Haedar berharap sebagaimana yang telah diusulkan oleh Muhammadiyah supaya umat Islam memiliki kalender global. Di mana semua sudah ditentukan, seperti yang terdapat kalender Masehi.

“Kita ingin ada kepastian dan dalam menentukan tanggal, bulan dan seterusnya. Nanti suatu saat insyaallah akan terbentuk itu,” imbuhnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat