, Jakarta Tahun kabisat adalah istilah yang digunakan untuk tahun yang mengalami penambahan satu hari, dengan tujuan untuk menyesuaikan penanggalan dengan tahun astronomi. Tahun kabisat juga dikenal dengan istilah tahun embolismic. Penambahan satu hari ini dilakukan, karena penanggalan yang umum digunakan oleh masyarakat yaitu penanggalan Gregorian, memiliki perbedaan dengan tahun-tahun astronomi yang sebenarnya.
Baca Juga
Advertisement
Sejarah penambahan tahun kabisat berasal dari perhitungan Matematika yang diungkapkan oleh Julius Caesar pada tahun 45 SM. Ia adalah orang pertama yang menemukan hubungan antara orbit bumi dan matahari, serta menyadari bahwa tahun sebenarnya berjumlah 365,25 hari. Oleh karena itu, untuk menyesuaikan perhitungan penanggalan dengan tahun astronomi, Julius Caesar memutuskan untuk menambahkan satu hari ekstra setiap empat tahun sekali.
Namun, perhitungan ini masih memiliki kesalahan kecil, sehingga pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII memperbaiki perhitungan tersebut dengan menetapkan aturan tahun kabisat yang kita kenal saat ini. Untuk menghitung tahun kabisat dalam penanggalan Gregorian, aturannya adalah setiap tahun yang habis dibagi empat akan dianggap sebagai tahun kabisat.
Berikut ini penjelasan tentang tahun kabisat yang rangkum dari berbagai sumber, Rabu (28/2/2024).
Tahun Baru Imlek 2023 adalah Tahun Kelinci, lebih tepatnya, Kelinci Air. Tahun Kelinci Air akan dimulai dari tanggal 22 Januari 2023 sampai dengan tanggal 9 Februari 2024.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Apa Itu Tahun Kabisat?
![Ilustrasi tahun kabisat, kalender Februari](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/7DLdOTc-mklN5-7G9iaa7rxbjyY=/283x214:3174x1842/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4753124/original/048858900_1708923625-A4_Template_2024_Calendar_Planning_February.jpg)
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari situs Sampoerna Academy, konsep tahun kabisat terjadi setiap empat tahun sekali. Alasannya adalah karena Bumi memerlukan waktu sekitar 365 hari dan enam jam untuk mengorbit Matahari.
Bumi sendiri membutuhkan waktu sekitar 24 jam atau satu hari untuk melakukan satu putaran penuh pada porosnya. Selama pergerakan Bumi ini terhadap Matahari, tidak terdapat jumlah hari yang pasti yang membentuk satu tahun. Oleh karena itu, sebagian besar tahun dalam kalender Masehi dibulatkan menjadi 365 hari, meskipun waktu enam jam tersebut tidak sepenuhnya terakumulasi. Untuk menangani kekurangan waktu ini, setiap empat tahun NASA menambahkan satu hari ekstra ke dalam kalender Gregorian.
Perhitungan NASA dilakukan dengan mengurangkan enam jam atau seperempat hari dari tahun 2017, 2018, dan 2019. Akibatnya, tahun kabisat muncul pada tahun 2020. Tahun kabisat dihitung menggunakan rumus tersebut dan secara otomatis terjadi setiap empat tahun.
Tahun kabisat memiliki kepentingan khusus karena sesuai dengan tahun Matahari, di mana periode waktu yang diperlukan oleh Bumi untuk satu revolusi penuh mengelilingi Matahari. Tanpa tahun kabisat, terdapat potensi kehilangan beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan pada periode waktu tertentu, seperti musim panas bulan Juli. Dengan adanya tahun kabisat, perhitungan waktu dapat dijaga agar tetap konsisten. Fenomena ini bukan hanya berlaku untuk Bumi, melainkan juga terjadi pada planet lain dalam tata surya karena orbit dan rotasi planet tidak selalu bersifat sempurna.
Advertisement
Sejarah Tahun Kabisat
![[Bintang] Tahun Kabisat](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/hv_dRwf_sdB8bb2nrx-W_M13nco=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1157268/original/087997900_1456795946-2.jpg)
Menurut catatan sejarah, konsep Tahun Kabisat atau Leap Year bermula dari perubahan yang dilakukan oleh Julius Caesar pada tahun 44 SM. Pada masa pemerintahannya, Julius Caesar menggubah sistem penanggalan dalam kalender Masehi. Perubahan tersebut melibatkan penggunaan pergerakan matahari sebagai dasar penghitungan panjangnya satu tahun. Oleh karena itu, satu tahun diukur sebagai periode 365 hari.
Julius Caesar dikenal sebagai Bapak Tahun Kabisat atau Father of Leap Year. Awalnya, bangsa Romawi menggunakan kalender 355 hari. Namun, untuk menjaga agar festival tetap terjadi sekitar musim yang sama setiap tahunnya, Julius menambahkan satu atau dua bulan di tahun kedua, masing-masing berdurasi 22 atau 23 hari. Saat Julius hidup di Mesir, ia mengakui keunggulan kalender Mesir yang menampilkan satu tahun dengan 365 hari dan menambahkan bulan interkala, yang dimasukkan oleh astronom untuk menjaga konsistensi pengamatan bintang.
Untuk menyederhanakan sistem, Julius kemudian menambahkan satu hari ke bulan yang berbeda, membuat kalender menjadi 366 hari. Astronom Romawi bernama Sosigenes melakukan perhitungan dan menambahkan satu hari di bulan Februari yang biasanya berdurasi 28 hari. Hari tambahan ini diikutsertakan setiap tahun keempat, sehingga pada tahun keempat, bulan Februari akan memiliki tambahan hari ke-29.
Kemudian, pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII menyempurnakan aturan tersebut. Ia mengajukan suatu aturan bahwa setiap tahun yang dapat dibagi dengan 4 akan menjadi tahun kabisat, dan bulan Februari akan memiliki 29 hari. Oleh karena itu, bagi mereka yang merayakan ulang tahun pada tanggal 29 Februari, peringatan ulang tahun mereka menjadi lebih istimewa karena hanya terjadi setiap 4 tahun sekali.
Algoritma Cara Hitung Tahun Kabisat
![Ilustrasi Bulan Februari](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/pL8OaeSxBxC2woGJJeeWWiQFR8M=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3364684/original/039398900_1612148558-calendar-3045827_1920.jpg)
Dalam satu tahun Syamsiah sebenarnya tidak secara persis terdapat 365 hari. Lebih tepatnya, satu tahun Syamsiah sebenarnya terdiri dari 365 hari dan 5 jam 48 menit. Akibatnya, dalam setiap siklus 4 tahunan, terdapat kekurangan waktu sekitar 23 jam 15 menit. Untuk menangani ketidaksesuaian ini, dilakukan penambahan satu hari ekstra, yaitu tanggal 29 Februari.
Untuk menentukan apakah suatu tahun termasuk tahun kabisat atau tidak, ada beberapa algoritma yang digunakan:
- Jika angka tahun habis dibagi dengan 400, maka tahun tersebut dianggap sebagai tahun kabisat.
- Jika angka tahun tidak habis dibagi 400, tetapi habis dibagi 100, maka tahun tersebut bukanlah tahun kabisat.
- Jika tahun tidak habis dibagi 400 dan 100, tetapi habis dibagi 4, maka tahun itu termasuk tahun kabisat.
- Jika tahun tidak habis dibagi 400, 100, maupun 4, maka dapat dipastikan bahwa tahun tersebut bukanlah tahun kabisat.
Penetapan aturan ini bertujuan untuk menjaga konsistensi dalam penyesuaian waktu dan memastikan bahwa penambahan hari kabisat dilakukan dengan akurat. Dengan cara ini, kalender mampu memperhitungkan perbedaan waktu yang ada dan meminimalkan penyimpangan seiring berjalannya waktu.
Terkini Lainnya
2 Tahun Berapa Hari? Begini Cara Menghitungnya yang Cepat
Penjelasan Kalender 2024 Sama Persis dengan Tahun 1996, Dimulai Pada Hari Senin
1 Masehi Berapa Tahun? Kenali Sejarah dan Penjelasannya
Apa Itu Tahun Kabisat?
Sejarah Tahun Kabisat
Algoritma Cara Hitung Tahun Kabisat
Tahun Kabisat
Tahun Kabisat Tepat 29 Februari 2024
Tahun Kabisat 29 Februari 2024
Siklus Alam
Rotasi Bumi
tahun astronomi
Algoritma Cara Hitung Tahun Kabisat
content
Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Jadwal Siaran Langsung Argentina vs Ekuador di Perempat Final Copa America 2024 di Vidio
Ketua KPU
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Survei WRC Pilkada Sulut 2024: Elektabilitas Jan Maringka 27,3%, Disusul Elly Lasut 27,1%
Survei GRC Jelang Pilkada Jember 2024: Mantan Bupati Faida Unggul, Disusul Petahana Hendy Siswanto
PKB Tegaskan Tidak Dukung Ridwan Kamil di Pilkada Jabar 2024
Demokrat Rekomendasikan Dukungan ke 3 Paslon Ini untuk Pilkada Papua Barat, Babel, dan Jambi
Coklit Pilkada 2024 Sudah Sasar 16,6 Juta Pemilih di Jatim, Target Tuntas di Hari ke-20
Kata Sekjen PKS soal Kaesang Disodorkan Jokowi untuk Maju di Pilkada Jakarta 2024
TOPIK POPULER
Populer
Cek Vaksin Booster COVID Omicron di Sekitar Saya, Ini Langkah-langkahnya
Upaya Wisata Taiwan Ramah Muslim, Ada Musala dan Pojok Produk Makanan Halal
6 Potret Laura Theux dan Indra Brotolaras Rayakan Dedinan Anak dengan Adat Bali
Cara Menghitung Persen di Excel Tanpa Ribet, Mudah dan Praktis
6 Potret Benda Rusak Tapi Estetik Ini Bikin Salfok, Tak Terlihat Ada Kerusakan
Kode Proxy Whatsapp Indonesia, Begini Cara Settingnya
7 Potret Salshabilla Adriani dan Ibrahim Risyad Disebut Bakal Menikah, Sebar Undangan
7 Potret Julia Prastini Lahiran Anak Ketiga, Ditemani Na Dae Hoon dan Buah Hati
7 Potret Unik Cara Siswa Belajar di Sekolah, Ada Rumus Kimia di Langit-Langit Kelas
5 Cara Membuat Sate Empuk dan Juicy, Dijamin Bikin Ketagihan
Euro 2024
Prancis Vs Portugal 8 Besar Euro 2024: Les Bleus Siap Tampil Garang
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Prancis: Adu Ketajaman Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe
Putusan Jude Bellingham Terungkap, Inggris Pertimbangkan Perubahan Radikal di Perempat Final Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Timnas Spanyol Percaya Diri Jelang Duel Perempat Final Euro
Berita Terkini
Pertamina Hulu Energi Catat Produksi Migas 1 Juta Barel Minyak per Hari di Mei 2024
Refleksi Perjalanan Wakil Ketua DPRD Blora Siswanto dalam Buku Jurnalis Liputan6.com
Analis Sebut Kinerja Ethereum Bisa Ungguli Bitcoin, Ini Syaratnya
Buru Rekor Marc Marquez di MotoGP Jerman 2024, Pedro Acosta Andalkan 2 Faktor
Berapa Potongan BCA per Bulan? Naik Rp 2.500 Per Januari 2024
Caitlin Halderman Ketemu Ryan Reynolds dan Hugh Jackman, Hadiahkan Blangkon yang Terinspirasi Deadpool - Wolverine
Bamsoet Pertanyakan Parpol yang Tak Mampu Lahirkan Kader untuk Diusung Maju Pilkada
VIDEO: Presiden Meksiko Umumkan Wajah Baru dalam Kabinetnya, Ada 'Batman' jadi Menteri Keamanan
Bukalapak Geber Program Mentorship, Fokus pada Produk Virtual
Tarik Minat Anak Muda Terjun ke Pertanian, Kementan Beri Bantuan Akses Modal
Surat Ali Imran Ayat 190-191 dalam Bahasa Arab dan Artinya, Lengkap Kandungannya
Megawati Lantik Pengurus Baru DPP PDIP, Ada Ganjar Pranowo hingga Ahok
Langgar Aturan Domisili, 262 Siswa Dianulir dari PPDB Jabar 2024