uefau17.com

Kerajaan Islam yang Pertama Kali Berdiri di Nusantara Adalah Perlak, Selanjutnya? - Hot

, Jakarta - Kerajaan Perlak dianggap sebagai kerajaan Islam pertama yang berdiri di Nusantara. Kerajaan ini berlokasi di wilayah Perlak, Aceh Timur, Aceh, dan telah ada sejak tahun 840 M hingga tahun 1292 M. Keberadaan Kerajaan Perlak menjadikannya kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara.

Selanjutnya, Kesultanan Ternate juga menjadi salah satu kerajaan Islam pertama yang berdiri di Nusantara. Kesultanan ini terletak di Kepulauan Maluku dan didirikan pada tahun 1257 Masehi. Kesultanan Ternate menjadi pusat kekuasaan Islam yang penting di wilayah tersebut.

Kerajaan Samudera Pasai juga menjadi salah satu kerajaan Islam pertama yang berdiri di Nusantara. Kerajaan ini terletak di Provinsi Aceh dan didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M. Kerajaan Samudera Pasai memiliki peran penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah Nusantara yang menggantikan Kerajaan Perlak.

Berikut ulas lebih mendalam tentang kerajaan Islam pertama yang berdiri di Nusantara, Jumat (14/7/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kerajaan Perlak yang Pertama

Kerajaan Islam yang pertama kali berdiri di Nusantara merupakan topik yang menarik dan memunculkan beberapa perdebatan dalam catatan sejarah. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI), Kerajaan Samudera Pasai yang terletak di Provinsi Aceh dianggap sebagai kerajaan Islam yang pertama kali berdiri di Nusantara.

Pemerintah Provinsi Aceh menyebut bahwa kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M. Bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini dapat ditemukan dalam bentuk makam raja-raja Pasai yang ditemukan di kampung Geudong, Aceh Utara.

Namun, terdapat juga catatan sejarah yang menyebutkan Kerajaan Perlak sebagai kerajaan Islam yang pertama kali berdiri di Nusantara. Pengadilan Negeri IDI, dalam laman web resminya, mencatat Kerajaan Perlak sudah ada sejak tahun 840 M hingga tahun 1292 M. Kerajaan Perlak terletak di wilayah Perlak, Aceh Timur, Nanggroe Aceh Darussalam, dengan ibu kotanya di Bandar Khalifah.

Selain menjadi kerajaan Islam pertama di Nusantara, Kerajaan Perlak juga dianggap sebagai kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara.

Dalam penelitian oleh ahli sejarah, diketahui bahwa agama Islam baru masuk ke Indonesia pada awal abad ke-7 M. Namun, sebelum itu, telah terjadi hubungan dagang antara Dunia Arab dan Dunia Melayu-Sumatera di pesisir pulau Sumatera sekitar 4.000 tahun yang lalu, sekitar tahun 2.000 SM. Kehadiran Islam dan pembentukan kerajaan Islam pertama di Nusantara diawali dengan kedatangan kapal dagang Nahkoda Khalifah pada tahun 173 H, yang memiliki tujuan untuk menyebarkan agama Islam ke wilayah tersebut.

Menurut buku "Sejarah Peradaban Islam Terlengkap" karya Rizem Aizid, Kerajaan Perlak terletak di sebelah barat daya provinsi Aceh dan dipimpin oleh Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz, yang naik tahta sebagai sultan pertama Perlak pada tahun 840 Masehi. Namun, pada akhir abad ke-13, Kerajaan Perlak mengalami penggabungan dengan Kerajaan Samudera Pasai, sehingga keberadaannya tidak lagi terpisah.

Pendiri kerajaan Islam pertama Samudera Pasai, Meurah Silu memeluk agama Islam berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail. Ia adalah seorang utusan Syarif Makkah dan kemudian dinobatkan menjadi sultan dengan gelar Sultan Malik As Saleh.

3 dari 3 halaman

Selanjutnya Kesultanan Ternate dan Kerajaan Samudera Pasai

Rizem Aizid mengungkap, kerajaan Islam yang pertama kali berdiri di Nusantara yang muncul setelah Perlak adalah Kesultanan Ternate di Kepulauan Maluku pada tahun 1257 Masehi. Kesultanan Ternate merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di wilayah ini. Kemudian, di wilayah Aceh, Kerajaan Perlak digantikan oleh Kerajaan Samudera Pasai.

Pada akhir abad ke-13, Kerajaan Perlak dinyatakan hilang karena diintegrasikan dengan kerajaan Samudera Pasai.

Selama berdirinya, Kerajaan Perlak dikenal sebagai daerah penghasil kayu dengan kualitas tinggi yang digunakan untuk pembuatan kapal. Letak geografisnya yang strategis dan kekayaan alamnya yang menakjubkan menjadikan Perlak berkembang menjadi pelabuhan niaga yang penting dari abad ke-8 hingga ke-12.

Keberadaannya sebagai pusat perdagangan kayu yang berkualitas telah memberikan kontribusi besar dalam mengembangkan sektor ekonomi dan perdagangan pada masa itu.

Kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan Perlak merupakan dua kerajaan Islam awal yang menjadi tonggak penting dalam penyebaran agama Islam di Nusantara. Kehadiran Islam membawa perubahan signifikan dalam bidang agama, sosial, budaya, dan politik di wilayah ini.

Pemerintah Aceh, terutama Kabupaten Aceh Utara, telah berusaha untuk menyimpan dan melestarikan kekayaan kerajaan Islam pertama Samudera Pasai dengan membangun Museum Islam Samudera Pasai. Museum ini didirikan sebagai bukti nyata dari reruntuhan bangunan pusat kerajaan dan makam-makam raja yang ditemukan di wilayah tersebut. Pembangunan museum ini dilakukan secara bertahap mulai tahun 2011 hingga tahun 2016.

Kemdikbud RI menyebut Museum Islam Samudera Pasai terletak di Kabupaten Aceh Utara dan merupakan museum khusus yang didedikasikan untuk mengenang dan memamerkan peninggalan Kerajaan Islam Samudera Pasai. Museum ini dibangun di atas tanah seluas 500m2 dan terdiri dari 2 lantai. Arsitektur bangunan museum ini dirancang sedemikian rupa untuk mencerminkan tampilan istana kerajaan Samudera Pasai pada masa lalu.

Museum Islam Samudera Pasai menyimpan koleksi peninggalan dari Abad ke-13 hingga Abad ke-18. Diperkirakan terdapat sekitar 250 jenis barang yang dipamerkan di museum ini. Koleksi tersebut terdiri dari berbagai jenis, seperti Filologika (penelitian teks dan manuskrip), Historika (sejarah), Numismatika (koin dan mata uang), Etnografika (budaya dan kehidupan masyarakat), dan Seni Rupa.

Samudera Pasai yang dikelola dalam bentuk Museum ini berada di bawah kepemilikan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dan dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara. Museum ini berfungsi sebagai pusat pengetahuan dan wadah untuk mempelajari serta mengapresiasi sejarah dan budaya Kerajaan Islam Samudera Pasai.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat