, Jakarta - Bioremediasi adalah suatu metode yang menggunakan organisme hidup, seperti mikroorganisme, untuk membersihkan lingkungan dari kontaminan dan polutan. Metode ini melibatkan penggunaan mikroba, seperti bakteri, fungi, dan alga, serta enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme tersebut. Selama proses bioremediasi, mikroorganisme ini mendegradasi atau mengubah struktur polutan beracun menjadi metabolit yang tidak beracun dan berbahaya.
Baca Juga
Advertisement
Dalam jurnal penelitian lain berjudul "Peran Mikroorganisme dalam Bioremediasi Tanah yang Tercemar Logam Berat dari Limbah Industri" oleh Sri Pudji Rahayu, disebutkan bahwa mikroorganisme digunakan dalam bioremediasi adalah untuk rehabilitasi lingkungan karena mereka dapat menghasilkan enzim yang memodifikasi struktur polutan beracun menjadi metabolit yang tidak beracun dan berbahaya.
Keuntungan bioremediasi adalah kemampuan untuk mengatasi berbagai jenis pencemaran, efektivitas yang relatif tinggi, serta biaya yang lebih rendah dan dampak lingkungan yang lebih kecil dibandingkan dengan metode remediasi lainnya. Bioremediasi telah diterapkan dalam berbagai skala, mulai dari perbaikan tanah tercemar hingga penanganan bencana alam seperti tumpahan minyak.
Berikut ulas lebih mendalam tentang bioremediasi, contoh bioremediasi, dan faktor-faktor yang memengaruhi bioremediasi, Senin (10/7/2023).
Terdapat 3 orang pekerja tewas dan 2 lainnya kritis, saat membersihkan kolam penampungan limbah bioetanol di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu pagi. Diduga kelima pekerja tersebut menghirup gas beracun yang keluar dari kolam penampungan limbah b...
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Gunakan Mikroorganisme untuk Cegah Pencemaran
![Sungai Cileungsi](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/6q7zAcTu1o_k2kpT4UlenhKG8ug=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2861168/original/053600700_1563865365-20190723-Sungai-Cileungsi-Hitam-Pekat-dan-Bau-ARBAS-1.jpg)
Bioremediasi adalah cabang dari ilmu bioteknologi yang menggunakan organisme hidup, seperti mikroba dan bakteri, untuk menghilangkan kontaminan, polutan, dan racun yang mencemari tanah, air, dan lingkungan lainnya.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia menjelaskan bahwa bioremediasi adalah melibatkan penggunaan mikroorganisme, seperti bakteri, fungi, yeast, alga, dan enzim yang dihasilkan oleh mikroba tersebut, untuk membersihkan atau menetralkan bahan kimia dan limbah secara aman. Ini merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah lingkungan.
Dalam sebuah jurnal penelitian berjudul "Bioremediasi Lumpur Alum menggunakan Aspergillus niger dengan Penambahan Serbuk Gergaji sebagai Bulking Agent" oleh Indira Wido Primadipta dan Harmin Sulistiyaning Titah, bioremediasi dikenal sebagai teknologi remediasi yang menggunakan mikroorganisme dan dapat digunakan untuk menghilangkan logam aluminium. Salah satu mikroorganisme yang mampu menghilangkan logam aluminium adalah jamur Aspergillus niger. Bioremediasi dianggap lebih ekonomis dan ramah lingkungan dibandingkan dengan teknik remediasi fisika dan kimia.
Mikroorganisme dipilih sebagai agen bioremediasi adalah karena kemampuannya dalam mendegradasi atau mengubah limbah beracun menjadi tidak beracun. Dalam jurnal penelitian lain berjudul "Peran Mikroorganisme dalam Bioremediasi Tanah yang Tercemar Logam Berat dari Limbah Industri" oleh Sri Pudji Rahayu, disebutkan bahwa mikroorganisme digunakan dalam bioremediasi adalah untuk rehabilitasi lingkungan karena mereka dapat menghasilkan enzim yang memodifikasi struktur polutan beracun menjadi metabolit yang tidak beracun dan berbahaya.
Proses bioremediasi mampu mengubah limbah menjadi tidak beracun karena enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi struktur polutan beracun menjadi metabolit yang tidak beracun. Universitas Diponegoro (UNDIP) menjelaskan bahwa proses ini terjadi saat bioremediasi berlangsung. Mikroorganisme mampu mengubah struktur polutan menjadi metabolit yang tidak berbahaya sehingga limbah yang semula beracun menjadi tidak beracun.
Terdapat berbagai contoh bioremediasi yang telah dilakukan. Misalnya, Pertamina melaporkan di laman resmi mereka, bioremediasi telah berhasil dilakukan dengan menggunakan bakteri untuk menguraikan minyak mentah yang tumpah di laut atau tanah. Selain itu, tanaman juga digunakan dalam bioremediasi untuk menyerap berbagai jenis logam berat dari tanah, sedangkan jamur digunakan untuk menguraikan berbagai jenis bahan kimia berbahaya di lingkungan.
Advertisement
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Prosesnya
![Kedubes Jepang Kunjungi Fasilitas Pengolahan Limbah Menjadi Bahan Bakar Alternatif](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/Am2peUxrgJFtJ-jkAVeZv0cPNio=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3948256/original/045524000_1646055066-Semen-Gresik2.jpg)
Efektivitas bioremediasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti keanekaragaman jenis mikroorganisme yang ada, ketersediaan kontaminan yang dapat didegradasi oleh mikroba, kondisi lingkungan, serta konsentrasi dan toksisitas bahan pencemar. Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA) menjelaskan bahwa faktor-faktor ini memainkan peran penting dalam menentukan keberhasilan proses bioremediasi.
1. Keanekaragaman jenis mikroorganisme:
Semakin banyak jenis mikroorganisme yang tersedia, semakin besar kemungkinan ada spesies mikroba yang memiliki kemampuan untuk mendegradasi atau menghilangkan jenis kontaminan tertentu. Keanekaragaman ini penting karena setiap jenis mikroorganisme memiliki kemampuan dan spesialisasi yang berbeda dalam mengatasi polutan tertentu. Adanya keanekaragaman ini, proses bioremediasi dapat mengoptimalkan potensi mikroorganisme untuk membersihkan lingkungan.
2. Ketersediaan kontaminan yang dapat didegradasi oleh mikroba:
Untuk berhasil dalam bioremediasi, kontaminan yang ada di lingkungan harus dapat didegradasi atau dihilangkan oleh mikroorganisme yang digunakan. Jika kontaminan tersebut tidak cocok untuk diolah oleh mikroba yang ada, maka proses bioremediasi tidak akan efektif. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa mikroorganisme yang digunakan memiliki kemampuan untuk mengatasi jenis kontaminan yang ada di lingkungan yang akan diatasi.
3. Kondisi lingkungan:
Kondisi lingkungan, seperti suhu, pH, kelembaban, dan oksigen, mempengaruhi kemampuan mikroorganisme dalam melakukan proses bioremediasi. Setiap jenis mikroba memiliki preferensi kondisi lingkungan tertentu di mana mereka dapat berkembang dan aktif. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan dan mengoptimalkan kondisi lingkungan agar sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme yang digunakan. Jika kondisi lingkungan tidak mendukung pertumbuhan dan aktivitas mikroba, efektivitas bioremediasi dapat terganggu.
4. Konsentrasi dan toksisitas bahan pencemar:
Konsentrasi polutan atau kontaminan dalam lingkungan juga mempengaruhi efektivitas bioremediasi. Jika konsentrasi bahan pencemar terlalu tinggi, mikroorganisme mungkin tidak mampu mengatasinya secara efisien atau bahkan dapat mengalami kerusakan akibat toksisitas. Selain itu, tingkat toksisitas bahan pencemar juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan aktivitas mikroba. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan konsentrasi dan toksisitas bahan pencemar saat merancang dan menerapkan proses bioremediasi.
Terkini Lainnya
Bioremediasi adalah Metode Menetralkan Limbah Kimia di Lingkungan
10 Manfaat Eceng Gondok Bagi Kehidupan, Bisa Jadi Bahan Biogas
Bioteknologi adalah Teknologi Pemanfaatan Makhluk Hidup, Ini Jenis dan Penerapannya
Gunakan Mikroorganisme untuk Cegah Pencemaran
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Prosesnya
1. Keanekaragaman jenis mikroorganisme:
2. Ketersediaan kontaminan yang dapat didegradasi oleh mikroba:
3. Kondisi lingkungan:
4. Konsentrasi dan toksisitas bahan pencemar:
Bioremediasi adalah
bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme
bioremediasi adalah jurnal
bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk membersihkan pencemaran
bioremediasi apa artinya
bioremediasi bertujuan untuk
contoh bioremediasi
Copa America 2024
Bungkam Venezuela Lewat Adu Penalti, Kanada Tantang Argentina di Semifinal Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024: Diwarnai Drama Adu Penalti, Kanada Kalahkan Venezuela dan Tantang Argentina di Semifinal
Jadwal Link Siaran Langsung Copa America 2024 Venezuela vs Kanada, Sabtu 6 Juli di Vidio
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Pastikan Hak Politik Penyandang Disabilitas Terjamin di Pilkada 2024, KPU DKI Jakarta Mutakhirkan Data Pemilih
Infografis Bursa Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur di Pilgub Sumut 2024
Survei TBRC: Jelang Pilkada 2024 Kabupaten Yalimo Papua, Nama Bupati Petahana Unggul
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
TOPIK POPULER
Populer
Pertama Di Dunia, Peneliti Ciptakan 'Otak Mini' dari Sel 5 Manusia Berbeda
10 Aplikasi Jogging Populer, Cocok untuk Pelari Pemula Maupun Profesional
Daftar Wakil Presiden Soeharto Selama 3 Dekade, Simak Masa Jabatannya
140 Kata-Kata Motivasi MPLS untuk Siswa SMP, SMA, dan SMK yang Singkat Bijaksana
Berapa Potongan BCA per Bulan? Naik Rp 2.500 Per Januari 2024
7 Potret Cathy Sharon Awet Muda di Usia 41 Tahun, Pakai Mini Dress Bak ABG
Margin Skripsi yang Benar dan Cara Mengaturnya di Microsoft Word
Cara Cek Bantuan BPNT Online, Cukup dengan HP
15 Aplikasi Translate Indonesia ke Arab, Kenali Kelebihan Masing-Masing
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Belanda vs Turki: Misi Oranje Menghindari Kejutan
Keriuhan Suporter Prancis Sambut Kemenangan Les Bleus atas Portugal
Akhir Tragis Karier Toni Kroos Bersama Timnas Jerman
Prediksi Euro 2024 Inggris vs Swiss: 3 Singa Terancam Kuda Hitam
Gusur Portugal, Prancis Tantang Spanyol di Semifinal Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Berita Terkini
Amalan Penghapus Dosa di Malam 1 Suro atau Muharram dari Gus Baha, yang Lalu dan Akan Datang
140 Kata-Kata Motivasi MPLS untuk Siswa SMP, SMA, dan SMK yang Singkat Bijaksana
Reformator Massoud Pezeshkian Terpilih Jadi Presiden Iran, Menang Pilpres Putaran Kedua
Daftar 10 Saham Top Gainers-Losers pada 1-5 Juli 2024
Tesla Berpotensi Jadi Mobil Dinas Pemerintah China untuk Pertama Kalinya
Jokowi Sampaikan Selamat Pada PM Inggris Baru Keir Starmer
Jemaah Haji Gelombang II Mulai Tiba di Debarkasi Surabaya, Diawali Kloter 47 Asal Lumajang
Top 3 News: Penampakan Afif Maulana saat Pose Memegang Pedang Panjang
Saham Global Cetak Rekor Tertinggi, Bitcoin Malah Terus Anjlok
7 Potret Cathy Sharon Awet Muda di Usia 41 Tahun, Pakai Mini Dress Bak ABG
Manisan Buah Pala, Camilan Manis Khas Purwakarta dengan Segudang Manfaat
Raffi Ahmad Ketemu Pak Aco Nelayan yang Terombang-ambing di Laut: Nanti Saya Kasih Perahu yang Bagus
Prediksi Euro 2024 Belanda vs Turki: Misi Oranje Menghindari Kejutan