uefau17.com

Tata Cara Puasa Tasu'a dan Asyura, Muliakan Bulan Muharram - Hot

, Jakarta Tata cara puasa Tasu'a dan Asyura penting diketahui. Puasa Tasu'a dan Asyura merupakan puasa sunah yang dilakukan di bulan Muharram. Di dalam kalender Hijriah, bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan yang mulia.

Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam penanggalan Hijriah. Bulan ini memiliki banyak kemuliaan. Di bulan Muharram, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalannya.

Salah satu amalan yang bisa dilakukan saat Muharram adalah berpuasa. Ada dua macam puasa yang disunahkan di bulan Muharram, Tasu'a dan Asyura. Tata cara puasa Tasu'a dan Asyura pada dasarnya sama seperti puasa pada umumnya.

Yang membedakan tata cara puasa Tasu'a dan Asyura ada pada niat yang diucapkan. Berikut tata cara puasa Tasu'a dan Asyura dan keutamaannya, dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (20/8/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Keutamaan bulan Muharram

Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan yang mulia di mata Allah. Keutamaan bulan Muharram telah ditegaskan sendiri oleh Allah SWT melalui firmannya yang tertuang dalam Al-Quran Surat At Taubah ayat 36.

"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu di keempat bulan itu."

Empat bulan haram yang dimaksud dalam ayat ini adalah Zulkaidah, Zulhijah, Muharram dan Rajab. Dalam bahasa Arab, Muharram bermakna 'waktu yang diharamkan'. Maksudnya, pada bulan ini manusia dilarang menzalimi diri sendiri dan melalukan perbuatan dosa.

3 dari 7 halaman

Keutamaan puasa di bulan Muharram

Rasulullah menyebut Muharram sebagai bulan Allah (Syahrullah). Pada bulan ini umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah termasuk menjalani puasa Muharram.

Ada dua puasa sunah utama yang bisa dilakukan saat bulan Muharram. Puasa ini adalah puasa Tasu'a dan puasa Asyura.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163).

4 dari 7 halaman

Puasa Tasu'a

Puasa Tasu'a adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 9 Muharram. Puasa ini dilakukan untuk mengiringi puasa yang dilakukan pada keesokan harinya yaitu di tanggal 10 Muharram. Ini karena di hari yang sama yaitu tanggal 10 Muharram, orang-orang Yahudi juga melakukan puasa.

Puasa Tasu'a ini dikerjakan agar tidak menyerupai ibadah orang Yahudi. Ibnu Abbas RA berkata:

“Ketika Rasulullah SAW melakukan puasa ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk mengerjakan puasa ‘Asyura, para sahabat berkata: ‘Wahai Rasulullah, hari ‘Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.'” Maka Rasulullah SAW bersabda, “Jika tahun datang tiba, Insya Allah, kita juga akan melakukan puasa pada tanggal 9 Muharram.” Belum tiba setahun, ternyata Rasulullah SAW keburu wafat. (HR. Muslim).

5 dari 7 halaman

Puasa Asyura

Puasa Asyura dilakukan di tanggal 10 Muharram. Di bulan Muharram, terdapat satu hari yang paling istimewa dan penuh dengan keutamaan bulan Muharram. Hari tersebut adalah hari Asyura yang merupakan tanggal 10 Muharram.

Pada 10 Muharram terjadi peristiwa penting. Di tanggal ini Nabi Adam a.s. diciptakan, Nabi Ibrahim a.s. dilahirkan, Nabi Ayyub a.s. disembuhkan dari penyakitnya, dan masih banyak lagi peristiwa besar lainnya.

Nabi Muhammad berpuasa pada hari tersebut dengan jumlah dua hari (9 dan 10 Muharram) dengan tujuan membedakan cara umat Yahudi dan Nasrani berpuasa pada waktu yang sama.

Kemudian dijelaskan oleh Ibnu Abbas RA dalam riwayat Bukhari dan Muslim bahwa Ibnu Abbas menceritakan pertemuan Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam dengan orang Yahudi yang menjalankan puasa Asyura saat berada di Madinah.

Rasulullah bertanya alasan orang Yahudi berpuasa di hari Asyura. Lantas mereka menjawab demikian.

"'Allah telah melepaskan Musa dan umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah'. Nabi bersabda, 'Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka'. Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga."

6 dari 7 halaman

Tata cara puasa Tasu'a dan Asyura

Tata cara puasa Tasu'a dan Asyura sama dengan puasa lainnya. Yang membedakan adalah niat yang dipanjatkan. Berikut tata cara puasa yang bisa diamalkan:

Membaca niat

Setiap ibadah yang dilakukan sebagai umat muslim, harus selalui di awali dengan niat karena Allah. Dalam mengucapkan niat puasa, seorang muslim dapat membacanya dalam hati ataupun mengucapkannya secara lirih.

Sahur

Sama seperti puasa wajib di bulan Ramadhan, dalam menjalankan puasa sunnah juga disarankan untuk melaksanakan sahur. Hukum sahur adalah sunah, apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala namun jika tidak dilakukan maka tidak apa-apa. Puasa tetap sah meskipun tanpa sahur.

Menahan diri nafsu

Saat puasa, menahan diri dari hal-hal yang membatalkan adalah hal yang wajib dilakukan. Misalnya, dilarang makan, minum, marah, mabuk dan lain sebagainya sebelum waktu buka puasa.

Berbuka puasa

Seperti puasa wajib dan sunnah lainnya, puasa sunnah Tasu'a dan Asyura juga diakhiri dengan berbuka puasa. Salah satu sunnah dalam berbuka adalah menyegerakannya saat sudah memasuki waktu berbuka.

7 dari 7 halaman

Niat puasa Tasu'a dan Asyura

Niat Puasa Tasu'a:

Nawaitu shauma ghadin an ada'i sunnatit tasu'a lillahi ta'aalaa

Artinya:

"Aku berniat puasa sunah Tasu'a esok hari karena Allah."

Niat Puasa Asyura:

Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i sunnatil aasyuuraa lillaahi ta'aalaa.

Artinya:

"Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”

 

 

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat