uefau17.com

5 Penyakit Endemik di Indonesia yang Perlu Diwaspadai, Bisa Picu Kematian - Hot

, Jakarta Penyakit endemik dapat menimbulkan kekhawatiran tersendiri di beberapa wilayah. Suatu infeksi dikatakan sebagai penyakit endemik pada suatu populasi jika infeksi tersebut berlangsung di dalam populasi tersebut tanpa adanya pengaruh dari luar.

Penyakit endemik sering diartikan sebagai suatu penyakit yang ditemukan pada daerah tertentu. Sebagai contoh, cacar air adalah endemik (kondisi mapan) di Inggris, tetapi malaria tidak. Penyakit endemik dapat disebabkan oleh keadaan iklim, pencegahan dan pengobatan yang terhambat, bahkan pembangunan yang kurang merata.

Di Indonesia ada beberapa jenis penyakit endemik yang berkembang. Penyakit endemik ini meliputi DBD, malaria, kusta, hingga hepatitis. Tak jarang merebaknya penyakit ini bisa menimbulkan kejadian luar biasa di suatu daerah. Agar lebih waspada, berikut jenis penyakit endemik yang ada di Indonesia, dirangkum dari berbagai sumber, Senin(1/7/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Demam Berdarah

Demam berdarah adalah penyakit yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue. Center for Disease Control and Prevention memperkirakan bahwa setidaknya 400 juta kasus demam berdarah terjadi di seluruh dunia setiap tahun. Daerah tropis menjadi daerah endemik penyakit ini, termasuk pula Indonesia.

Di Indonesia penyakit ini selalu meningkat pada setiap awal musim hujan dan menimbulkan kejadian luar biasa di beberapa wilayah. Menurut WHO, Indonesia menduduki peringkat ke-2 dengan kasus DBD terbesar diantara 30 negara wilayah endemis. Gejala klasik demam dengue adalah demam yang terjadi secara tiba-tiba; sakit kepala (biasanya di belakang mata); ruam; nyeri otot dan nyeri sendi.

Gejala DBD akan muncul antara 3 dan 14 hari setelah seseorang terpapar virus dengue. Seringkali gejala muncul setelah 4 hingga 7 hari.Oleh karena itu jika seseorang baru kembali dari wilayah yang memiliki banyak kasus dengue, kemudian ia menderita demam atau gejala lainnya setelah lebih dari 14 hari dia kembali dari wilayah tersebut, kemungkinan penyakitnya tersebut bukan dengue

3 dari 6 halaman

Malaria

Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dari manusia dan hewan lain yang disebabkan oleh protozoa parasit dalam tipe Plasmodium. Malaria biasanya ditemukan di iklim tropis dan subtropis tempat parasit dapat hidup. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa, pada 2016, ada sekitar 216 juta kasus malaria di 91 negara. Menurut Kementerian Kesehatan RI, kasus malria lebih banyak terkonsetrasi di wilayah timur.

Malaria adalah penyakit yang mengancam jiwa. Penyakit endemik ini biasanya ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi parasit Plasmodium. Ketika nyamuk ini menggigit, parasit dilepaskan ke aliran darah. Begitu parasit ada di dalam tubuh, mereka akan pergi ke hati, setelah beberapa hari, parasit dewasa memasuki aliran darah dan mulai menginfeksi sel darah merah.

4 dari 6 halaman

Kusta

Kusta juga dikenal sebagai penyakit Hansen, adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Penyakit ini terutama menyerang kulit, saraf tepi, permukaan mukosa saluran pernapasan atas dan mata. Kusta diketahui terjadi pada semua umur mulai dari masa kanak-kanak hingga usia sangat tua. Kusta dapat disembuhkan dan pengobatan dini mencegah sebagian besar kecacatan.

Menurut WHO, mekanisme pasti penularan kusta tidak diketahui. Setidaknya sampai saat ini, kepercayaan yang paling banyak dipegang adalah bahwa penyakit itu ditularkan melalui kontak antara kasus-kasus kusta dan orang sehat. Baru-baru ini kemungkinan penularan melalui jalur pernapasan semakin meningkat. Ada juga kemungkinan lain seperti penularan melalui serangga yang tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan.

Menurut WHO, ada 211 009 kasus kusta baru terdaftar secara global pada tahun 2017, menurut angka resmi dari 159 negara dari 6 Wilayah WHO. Menurut Kementerian Kesehatan RI, Secara Nasional, Indonesia sudah mencapai eliminasi kusta (angka kasus kusta terdaftar atau angka prevalensi <1/10.000 penduduk) pada tahun 2000. Namun masih ada 10 Provinsi yang belum mencapai eliminasi kusta. Selanjutnya di tingkat Kabupaten/Kota, pada akhir tahun 2017 masih tedapat 142 Kabupaten/Kota belum mencapai eliminasi kusta yang tersebar di 22 Provinsi.

5 dari 6 halaman

Hepatitis

Hepatitis adalah penyakit peradangan hati. Kondisi ini dapat sembuh sendiri atau dapat berkembang menjadi fibrosis (jaringan parut), sirosis atau kanker hati. Virus hepatitis adalah penyebab hepatitis yang paling umum di dunia tetapi infeksi lain, zat beracun (misal Alkohol, obat-obatan tertentu), dan penyakit autoimun juga dapat menyebabkan hepatitis.

Ada lima virus hepatitis utama, yang disebut sebagai tipe A, B, C, D dan E. Kelima jenis virus ini menjadi perhatian terbesar karena beban penyakit dan kematian yang ditimbulkannya dan potensi wabah dan penyebaran epidemi. Infeksi hepatitis B dan C menyebabkan penyakit hati kronis pada ratusan juta orang. Mereka adalah penyebab paling umum sirosis hati dan kanker hati.

Hepatitis A dan E biasanya disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Hepatitis B, C, dan D biasanya terjadi akibat kontak parenteral dengan cairan tubuh yang terinfeksi. Penularan untuk virus-virus ini termasuk penerimaan darah atau produk darah yang terkontaminasi, prosedur medis invasif menggunakan peralatan yang terkontaminasi dan untuk penularan hepatitis B dari ibu ke bayi saat lahir, dari anggota keluarga ke anak, dan juga melalui kontak seksual.

6 dari 6 halaman

Kaki gajah

Filariasis atau yang kerap disebut kaki gajah merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Terdapat tiga spesies cacing penyebab Filariasis yaitu: Wuchereria bancrofti; Brugia malayi; Brugia timori. Semua spesies tersebut terdapat di Indonesia, namun lebih dari 70% kasus filariasis di Indonesia disebabkan oleh Brugia malayi. Cacing tersebut hidup di kelenjar dan saluran getah bening sehingga menyebabkan kerusakan pada sistem limfatik yang dapat menimbulkan gejala akut dan kronis.

Filariasis menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia sesuai dengan resolusi World Health Assembly (WHA) pada tahun 1997. Program eleminasi filariasis di dunia dimulai berdasarkan deklarasi WHO tahun 2000. di Indonesia program eliminasi filariasis dimulai pada tahun 2002.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat