uefau17.com

Tahun Baru Hijriah adalah Tahun Baru Islam, Begini Asal-usulnya - Hot

, Jakarta - Tahun baru Hijriah dimulai pada tanggal 1 Muharram. Tahun baru Hijriah adalah tahun baru Islam yang sistem penanggalannya didasarkan pada hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Tahun baru Hijriah adalah hari libur nasional di Indonesia.

Dalam buku berjudul Mengenal Nama Bulan dalam kalender Hijriyah (2012) oleh Ida Fitri Shohibah, perhitungan kalender Hijriah atau tahun baru Hijriah dengan nama bulan Islam didasarkan pada rotasi bulan yang berlawanan dengan rotasi matahari, sehingga mengakibatkan semua hari-hari besar Islam dapat terjadi pada musim-musim yang berbeda.

Tahun baru Hijriah adalah tahun baru Islam yang di Indonesia secara resmi ditetapkan sebagai hari libur nasional. Tahun baru Hijriah menjadi hari libur nasional merujuk pada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 1953. Simak penjelasan lengkapnya.

Berikut ulas lebih mendalam tentang tahun baru Hijriah, Selasa (28/2/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tahun Baru Hijriah adalah Hari Libur Nasional

Tahun baru Hijriah dimulai pada tanggal 1 Muharram. Sistem penanggalan tahun baru Hijriah adalah umumnya digunakan untuk waktu-waktu penting dalam agama Islam, seperti bulan Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, dan Hari Raya Idul Adha.

Tahun Hijriah panjangnya 354 hari atau 355 hari pada tahun kabisat. Nama harinya adalah al-Ahad (minggu), al-Itsnayn (Senin), ats-Tsalaatsa' (Selasa), al-Arba'aa' (Rabu), al-Khamiis (Kamis), al-Jum'aat (Jumat), dan as-Sat (Sabtu). Tahun Hijriah terdiri dari 12 bulan.

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. at-Taubah ayat 36)

Dalam buku berjudul Mengenal Nama Bulan dalam kalender Hijriyah (2012) oleh Ida Fitri Shohibah, perhitungan kalender Hijriah atau tahun baru Hijriah dengan nama bulan Islam didasarkan pada rotasi bulan yang berlawanan dengan rotasi matahari, sehingga mengakibatkan semua hari-hari besar Islam dapat terjadi pada musim-musim yang berbeda.

Tahun baru Hijriah jatuh setiap 1 Muharam dalam kalender Islam. Penetapannya, dilakukan pada tahun 1 Hijriyah atau 17 tahun pasca hijrah nabi (638 Masehi). Secara historis, tahun pertama Hijriah diprakarsai oleh Umar bin Khattab.

Dalam buku berjudul Sejarah Pembentukan Kalender Hijriyah oleh Ahmad Sarwat, asal usul penanggalan kalender Islam atau kalender Hijriah adalah tonggak awal sejarah tahun baru Islam dimulai saat Gubernur Abu Musa Al-Asyari menuliskan surat yang dikirimkan untuk Khalifah Umar Bin Khattab.

Umar Bin Khattab pada saat itu mengalami kebingungan dalam menentukan tahun apa yang ada di surat itu. Hal ini tentu akhirnya menyulitkan saat berurusan dengan penyimpanan dokumen atau pengarsipan. Pada situasi inilah kemudian kalender Islam dibuat.

Dari Abu Hurairah, Rasululllah SAW bersabda: 

“Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram atau suci. Tiga bulan berturut-turut yakni Dzulkaidah, Dzulhijah, dan Muharam. Satu bulan lagi adalah Rajab yang terletak di antara Jumadil dan Sya’ban.” (HR. Bukhari nomor 3197 dan Muslim no 1679).

Tahun baru Hijriah adalah tahun baru Islam yang di Indonesia secara resmi ditetapkan sebagai hari libur nasional. Tahun baru Hijriah menjadi hari libur nasional merujuk pada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 1953.

3 dari 3 halaman

Nama-Nama Bulan di Kalender Hijriah

Pada kalender tahun baru Hijriah, sistem penanggalannya terdiri dari 12 bulan. Rata-rata satu tahun kalender Hijriah adalah sekitar 10-12 hari lebih pendek dari satu tahun kalender Masehi. Ini nama-nama bulan di kalender Hijriah untuk menentukan tahun baru Hijriyah yang dimaksudkan, dijelaskan oleh Ida Fitri Shohibah:

1. Muharram

Nama bulan Islam dalam kalender Hijriyah yang pertama adalah Muharram. Bulan ini diperingati sebagai tahun baru Islam bagi seluruh umat muslim.

Penentuan Muharram sebagai nama bulan Islam pertama dalam tahun Hijriyah dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab. Muharram disebut sebagai bulan mulia sekaligus selesainya umat Islam dalam melaksanakan ibadah haji.

2. Safar

Nama bulan Islam dalam kalender Hijriyah yang kedua adalah Safar. Bulan safar memiliki arti kosong, ini sebuah peringatan bagi para pemuda Arab untuk pergi merantau dari kampungnya.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda:

"Tidak ada 'Adwa (penyakit menular), tidak Thiyarah (merasa sial), tidak ada Hamah (burung hantu) dan tidak ada Shafar (bulan Safar yang mendatangkan kesialan). Hindarilah penyakit kusta layaknya engkau menghindari singa." (HR. Bukhari)

3. Rabi’ul Awal

Nama bulan Islam dalam kalender Hijriyah yang ketiga adalah Rabi’ul Awal. Ini bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Rabi’ul awal artinya bulan pulangnya para pemuda dari perantauan menuju kampung halaman mereka.

"Itu adalah hari aku dilahirkan, diangkat menjadi Nabi, dan diturunkannya kepadaku Al-Qur'an (pertama kali)." (HR. Muslim)

4. Rabi’ul Akhir

Nama bulan Islam dalam kalender Hijriyah yang keempat adalah Rabi’ul Akhir. Ini momen di mana kegiatan beternak atau menggembala unta dan domba dilakukan oleh para pemuda sepulangnya mereka dari perantauan.

5. Jumadil Awal

Nama bulan Islam dalam kalender Hijriyah yang kelima adalah Jumadil Awal. Ini bulan saat dimulainya musim kekeringan. Pada bulan Islam ini, umumnya akan banyak lahan yang mengering sehingga sulit untuk bercocok tanam.

6. Jumadil Akhir

Nama bulan Islam dalam kalender Hijriyah yang keenam adalah Jumadil Akhir. Bulan penyambutan dari bulan baru yang dilakukan untuk mengakhiri masa sulit pada bulan sebelumnya seperti masa kekeringan.

7. Rajab

Nama bulan Islam dalam kalender Hijriyah yang ketujuh adalah Rajab. Bulan ini memiliki arti mulai dan menahan diri. Rajab adalah bulan yang istimewa karena terdapat peristiwa Isra’ Mi’raj. Kementerian Agama atau Kemenag RI mendefinisikan bulan Rajab sebagai bulan yang istimewa.

Bulan Rajab (artinya mulai atau menahan diri) yang jatuh pada urutan ke-7 dalam deretan bulan-bulan qamariyah diyakini memiliki kemuliaan tersendiri. Pada bulan ini, Rasulullah ketika menyebut urutan bulan-bulan haram (yang dimuliakan) yakni Dzul Qaidah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab, secara khusus beliau membuat kalimat penegasan: "Rajab mudhar yang ada di antara bulan Jumad dengan Sya'ban."

8. Syaban

Nama bulan Islam dalam kalender Hijriyah yang kedelapan adalah Syaban. Syaban merujuk pada kelompok. Penamaan bulan Islam ini, mulanya karena masyarakat terbagi menjadi beberapa kelompok untuk mempertahankan komunitasnya.

Aisyah RA berkata:

“Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Sya'ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)

9. Ramadhan

Nama bulan Islam dalam kalender Hijriyah yang kesembilan adalah Ramadhan. Ramadhan menjadi bulan penuh berkah dan ampunan karena seluruh umat Islam diwajibkan melaksanakan ibadah puasa sekaligus menunaikan zakat fitrah.

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim No. 860)

10. Syawal

Nama bulan Islam dalam kalender Hijriyah yang kesepuluh adalah Syawal. Syawal disebut pula sebagai bulan berburu bagi umat Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW.

Abu Ayyub al-Ansari (semoga Allah SWT ridho atasnya) melaporkan Rasulullah SAW berkata:

"Dia yang berpuasa selama Ramadhan dan melanjutkannya dengan enam hari puasa saat bulan Syawal akan seperti melakukan puasa terus menerus." (HR Muslim)

11. Dzulkaidah

Nama bulan Islam dalam kalender Hijriyah yang kesebelas adalah Dzulkaidah. Makna nama bulan Islam ini bulan istirahat.

“Rasulullah saw berumrah sebanyak empat kali, semuanya pada bulan Dzulqa’dah kecuali umrah yang dilaksanakan bersama haji beliau, yaitu satu umrah dari Hudaibiyah, satu umrah pada tahun berikutnya, satu umrah dari Ji’ranah ketika membagikan rampasan perang Hunain dan satu lagi umrah bersama haji.” (HR. al-Bukhari)

12. Dzulhijjah

Nama bulan Islam dalam kalender Hijriyah yang kedua belas adalah Dzulhijjah. Ini bulan ketika umat Islam di seluruh dunia melaksanakan ibadah haji.

“Tidak ada hari yang amal shalih lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (10 awal Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya: “Apakah lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah ?” Beliau bersabda, “Iya. Lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid).” (HR. Al Bukhari)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat