, Jakarta Gus Miek yang memiliki nama asli KH. Hamim Tohari Djazuli, merupakan salah satu tokoh Ulama yang cukup terkenal karena memiliki metode dakwah yang unik. Gus Miek tidak hanya melakukan dakwah di masjid dan pesantren saja, namun juga di tempat-tempat yang tidak biasa untuk dakwah, seperti diskotik, tempat karaoke, tempat hiburan dan lain sebagainya.
Baca Juga
Advertisement
Lahir di lingkungan keluarga yang agamis, ayah Gus Miek KH. Ahmad Djazuli Usman merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah di Ploso, Kediri. Meski lahir di lingkungan pesantren, Gus Miek diketahui lebih sering menghabiskan hidupnya untuk mengamalkan ilmu dan berdakwah di luar area pesantren, terutama di tempat yang tidak biasa.
Gus Miek dikenal sebagai tokoh ulama yang dapat merangkul siapa saja. Gus Miek juga dikenal dengan sebutan Kyai Kelana, di mana beliau selalu berpindah-pindah tempat saat berdakwah. Menjadi salah satu tokoh ulama Indonesia yang dikenal hingga kini, Gus Miek juga terkenal sebagai wali yang memiliki sejumlah karomah atau kelebihan.
Lebih lengkapnya, berikut ini perjalanan hidup Gus Miek atau KH. Hamim Tohari Djazuli yang telah rangkum dari berbagai sumber pada Rabu (8/2/2023).
Menteri BUMN yang juga ketua panitia pengarah peringatan 1 Abad Nahdlatul Ulama, Erick Thohir mengenakan jaket banser di depan Presiden Jokowi. Jika diberi kesempatan, Nahdliyin siap berkarya untuk nusa dan bangsa.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Gus Miek Atau KH. Hamim Tohari Djazuli
![KH Ali Mas'ud alias Gus Ud atau Mbah Hud bersama dengan Gus Miek, Ploso Kediri. (Foto: Istimewa/FB Karim Teponk)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/aYqQTJ9JavCHHPbKCj5Os5V5A9o=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3968330/original/033822400_1647701360-KH_ALI_MAS_UD_-_Karim_Teponk.jpg)
Gus Miek merupakan ulama yang cukup terkenal dengan metode dakwahnya yang unik. Dimana Gus Miek tidak hanya dakwahnya di masjid-masjid ataupun pesantren tetapi di tempat-tempat yang dikenal sebagai tempat maksiat seperti karaoke, diskotek, dan lain sebagainya. Gus Miek dikenal dapat merangkul siapapun dan berani memasuki tempat-tempat maksiat, serta bergaul dengan orang-orang di dalamnya.
Gus Miek juga memiliki sebutan kiai kelana karena kebiasaannya berdakwah di banyak tempat. Metode dakwah Gus Miek ini membuat dirinya jadi jarang bertemu keluarga. Ini dilakukan untuk bisa mengulurkan tangannya untuk membantu umat yang ingin belajar agama Islam. Hal inilah yang membuat Gus Miek dicintai oleh siapapun dan dari kalangan manapun, serta tetap dihormati sampai akhir hayatnya.
Gus Miek tidak hanya dihormati karena menjadi sosok yang terbuka, namun juga karena dikenal dengan kisah karomahnya yang luar biasa dan menginspirasi. Gus Miek juga dihormati karena nasihat-nasihatnya, di mana beliau selalu mengingatkan jamaahnya untuk selalu mengingat dan berserah diri kepada Allah SWT.
Advertisement
Masa Kecil Gus Miek
Gus Miek lahir pada 17 Agustus 1940 dengan nama Hamim Tohari Djazuli, Gus Miek merupakan putra KH. Jazuli Utsman, yaitu seorang ulama sufi dan ahli tarekat pendiri Pon-Pes Al Falah Mojo, Kediri dengan Nyai Rodhiyah. Gus Miek merupakan putra ketiga dari enam bersaudara. Sejak kecil Gus Miek telah dikenal dengan suaranya yang merdu dan fasih saat membaca Al Quran.
Gus Miek juga merupakan seorang hafidz atau penghafal Al-Quran. Gus Miek percaya bahwa Al-Quran adalah tempat mengadukan segala permasalahan hidupnya yang tidak bisa dimengerti orang lain. Dengan mendengarkan dan membaca Al-Quran, Gus Miek merasakan ketenangan dan tampak dirinya berdialog dengan Tuhan, walaupun membentuk sema’an alquran dan jama’ah Dzikrul Ghofilin.
Pendidikan awal Gus Miek ditempuh dengan masuk di Sekolah Rakyat (SR), namun tidak sampai selesai karena sering membolos. Dalam pendidikan belajar membaca al-Qur'an, Gus Miek dibimbing langsung oleh ibunya, kemudian ia diserahkan kepada Ustadz Hamzah. Sedangkan dalam pendidikan belajar kitab, Gus Miek beserta para saudaranya diajar langsung oleh ayahnya.
Saat usianya menginjak umum 9 tahun, Gus Miek telah mengenal ulama-ulama besar. Beberapa ulama tersebut yang sering dikunjungi Gus Miek adalah K.H. Mubasyir Mundzir (PP. Ma'unah Sari) , Kediri; K.H. Ali Mas'ud (Gus Ud) Pagerwojo, Sidoarjo; dan K.H. Hamid, Pasuruan. Ketika berkunjung ke rumah Gus Ud di Sidoarjo, untuk pertama kalinya Gus Miek bertemu dengan K.H. Ahmad Shiddiq yang pada saat itu menjadi sekertaris pribadi K.H. Wahid Hasyim.
Perjalanan Menuntut Ilmu Gus Miek
Saat usia Gus Miek menginjak umur 13 tahun, Gus Miek melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, setelah KH. Mahrus Ali datang menjemputnya di Ploso untuk berkeinginannya belajar di Pondok Pesantren asuhan KH. Mahrus Ali tersebut. Namun pendidikannya di Pondok Pesantren Lirboyo hanya bertahan selama 16 hari dan kemudian Gus Miek kembali pulang ke Ploso.
Kepulangan Gus Miek yang mendadak ke Pondok Pesantren Ploso membuat orang tuanya khawatir karena dia tidak mau untuk melanjutkan belajarnya di Pesantren Lirboyo. Namun Gus Miek mampu menunjukkan bahwa selama belajarnya di Pesantren Lirboyo beliau belajar dengan sungguh-sungguh, beliau membuktikannya dengan menjadi pengganti untuk semua jadwal pengajian yang biasa diampu oleh ayahnya di Pondok Pesantren Ploso.
Gus Miek kemudian membuktikannya dengan mengajarkan berbagai kitab untuk para santri, yakni, kitab Tahrir (kitab fiqih tingkat dasar), Fathul Mu'in (kitab fiqh tingkat menengah), Jam'ul Jawami' (kitab ushul fiqh), Fatkhul Qarib (kitab fiqh tingkat menengah), Shahih Bukhari (kitab hadis), Shahih Muslim (kitab hadis), Tafsir Jalalain (kitab tafsir al-Qur'an), Iqna (kitab fiqh penjabaran dari kitab Fatkhul Qarib), Shaban (kitab tata bahasa Arab) dan Ihya' Ulumuddin (kitab tasawuf).
Setelah menunjukkan kemampuannya, beberapa bulan kemudian Gus Miek memutuskan untuk belajar lagi di Pesantren Lirboyo. Di pesantren tersebut dia cukup rajin dalam mengikuti pengajian. Namun dia mempunyai kebiasaan yang sulit dihilangkan sejak di Ploso, yaitu ketika santri lain sedang sibuk mengaji, beliau hanya tidur dan menaruh kitabnya di atas meja.
Namun ketika gurunya mengajukan pertanyaan, Gus Miek selalu mampu menjawabnya. Pada umur 14 tahun, beliau pergi dan melanjutkan belajarnya ke sebuah Pondok Pesantren asuhan KH. Dalhar di Watucongol, Magelang, Jawa Tengah.
Advertisement
Karomah Gus Miek
1. Semut Hitam
Di Desa Ploso ada seorang biasa yang dipanggil Pak Adnan, yang biasanya membuat makanan yang dititipkan di kantin Pondok Ploso. Pak Adnan memiliki keponakan yang sampai umur Sembilan tahun belum bisa jalan. Ikhtiar ke dokter, tabib, kyai semua sudah dilakukan. Suatu ketika setelah selesai jamaah di masjid Pondok Ploso, Pak Adnan langsung cepat-cepat mendekat dan menceritakan perihal keponakannya.
Gus Miek diam sebentar lalu menjawab bahwa dia akan membantu doa untuk keponakannya, tapi dengan syarat agar Pak Adnan tidak akan menceritakan hal ini ke siapa-siapa. Kalau sampai diceritakan ke orang lain, keponakannya akan tetap sembuh, namun pak Adnan lah yang akan mati. Kecuali jika hal ini diceritakan setelah Gus Miek meninggal.
Lalu Pak Adnan menyetujuinya. Setelah itu Gus Miek meminta Pak Adnan untuk pulang dan mencari semut yang warnanya hitam, lalu harus disuapkan kepada keponakannya. Dengan mantap Pak Adnan pulang dan mencari semut hitam, lalu disuapkan ke ponakannya yang sembilan tahun di kasur saja. Lalu Pak Adnan keluar, kembali 1 jam kemudian.
Tengoklah si keponakan tidak ada di kasurnya, dicari-cari ternyata ada di sumur sedang menimba air. Pak Adnan langsung menangis syukur atas kesembuhan si keponakan. Seperti yang diperintahkan Gus Miek, Pak Adnan tidak berani menceritakannya pada siapapun, Sampai Gus Miek wafat tahun 93, baru dia cerita ke seseorang.
2. Harimau Penjaga Gus Miek
Saat Gus Miek baru mulai bisa merangkak, saat itu ibunya membawa ke kebun untuk mengumpulkan kayu bakar dan panen kelapa, bayi itu ditinggalkan sendirian di sisi kebun, tiba-tiba dari semak belukar muncul seekor harimau.
Spontan sang ibu berlari menjauh dan lupa bahwa bayinya tertinggal. Begitu sadar, sang ibu kemudian berlari mencari anaknya. Tetapi, sesuatu yang luar biasa terjadi. Ibunya melihat harimau itu duduk terpaku di depan sang bayi sambil menjilati kuku-kukunya seolah menjaga sang bayi.
Akhir Perjalanan Gus Miek
Gus Miek juga dikenal karena mendirikan Sema’an Al Quran Dzikrul Ghofilin. Gus Miek menyusun kembali wirid-wirid secara tersendiri yang didapatkan dari para gurunya. Pada awalnya Gus Miek mendirikan Jama`ah Mujahadah Lailiyah tahun 1962. Sampai tahun 1971 jamaah yang dirintis Gus Miek ini sudah cukup luas.
Kemudian di tahun 1971, para jamaah Gus Miek dan masyarakat NU menghadapi dilema pemilu. Saat itu semua pegawai negeri diminta memilih Golkar oleh penguasa. Gus Miek sendiri tidak mencegah bila para pengikutnya yang PNS untuk memilih Golkar, karena situasi sosial saat itu di bawah rezim Soeharto.
Metamorfosis dari komunitas yang dibangun Gus Miek, semakin menampakkan bahwa ia mengembangkan tradisi wirid di luar kelompok tarekat yang sudah mapan di kalangan NU. Jama`ah Mujahadah Lailiyah yang dibangunnya berkembang menjadi dzikrul ghofilin. Pada tahun 1971-1973 susunan wirid-wirid dzikrul ghafilin diusahakan untuk dicetak, terutama setelah jangkauan dakwah Gus Miek telah menjangkau ke Kabupaten Jember.
Bersama-sama KH. Achmad Shidiq yang awalnya sangat menentang, tetapi akhirnya menjadi sahabatnya, naskah wirid dzikrul ghofilin berhasil dicetak. Naskah-naskah yang tercetak dibagikan kepada jaringan jamaah Gus Miek:
- Jember di bawah payung KH. Achmad Shidiq,
- Tulungagung di bawah payung KH. Anis Ibrahim,
- Klaten di bawah payung KH. Rahmat Zuber,
- Yogyakarta di bawah payung KH. Daldiri Lempuyangan,
- Jawa Tengah di bawah payung KH. Abdul Hamid Kajoran Magelang.
Di samping mengorganisir dzikrul ghofilin, Gus Miek pada tahun 1986 juga meng-organisir sema’an Al-Qur’an. Beberapa bulan kemudian sema’an ini dinamakan Jantiko. Tahun 1987 sema’an Al-Qur’an Jantiko mulai dilakukan di Jember. Saat itu KH. Achmad Shidiq sudah menjadi Rais Aam Syuriah PBNU saat Muktamar NU ke-27 di Situbondo tahun 1984.
Perjuangan Gus Miek dalam dzikrul ghofilin, sema'an Al-Qur’an, dan tradisi sufinya ke tempat-tempat diskotik, tempat perjudian, dan lain-lain, sangatlah tidak mudah. Di tengah-tengah jam'iyah NU yang telah membekukan tarekat mu’tabaroh, tradisi sufi Gus Miek mendapatkan perlawanan. Dzikrul ghofilin dianggap berada di luar kelaziman, tidak mu’tabaroh. Penentangan datang dari orang yang sangat terkenal, sekaligus pernah menjadi gurunya di Lirboyo, yaitu KH Mahrus Ali.
Hanya saja, semua itu bisa dilewati Gus Miek dengan sabar. Yang paling menggembirakan karena KH Achmad Shiddiq sebagai orang yang sangat dihormati di NU, yang pada awalnya menentang tradisi sufinya, kemudian bersama-sama mengembangkan dzikrul ghofilin di kabupaten Jember dan sekitarnya.
Akhir Perjalanan Gus Miek
Gus Miek meninggal pada pada tanggal 5 juni 1993. Gus Miek mengembuskan nafasnya yang terakhir di rumah sakit Budi Mulya Surabaya. Gus Miek kemudian dimakamkan di Pemakaman Auliya' Tambak Kediri. Di pemakaman ini pula dimakamkan KH. Anis Ibrahim dari Tulungagung dan juga KH. Achmad Shiddiq.
Terkini Lainnya
Biografi Al-Farabi, Pemikiran, dan Karya-karyanya dalam Ilmu Pengetahuan
Biografi Imam Syafi’i, Pendiri Mazhab Syafi’i yang Memiliki Pengikut Terbanyak
Biodata Yaqut Cholil Qoumas, Begini Kiprah dan Sosok Religiusnya
Gus Miek Atau KH. Hamim Tohari Djazuli
Masa Kecil Gus Miek
Perjalanan Menuntut Ilmu Gus Miek
Karomah Gus Miek
1. Semut Hitam
2. Harimau Penjaga Gus Miek
Akhir Perjalanan Gus Miek
Akhir Perjalanan Gus Miek
Akhir Perjalanan Gus Miek
Biografi Gus Miek
Gus Miek
KH. Hamim Tohari Djazuli
Karomah Gus Miek
Perjalanan Menuntut Ilmu Gus Miek
Copa America 2024
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
TOPIK POPULER
Populer
Apakah Besok Akan Hujan? Ini Ramalan Cuaca di Kota-Kota Besar dari BMKG
6 Potret Benda Rusak Tapi Estetik Ini Bikin Salfok, Tak Terlihat Ada Kerusakan
7 Bahan Tambahan Bumbu Rendang Instan agar Harum dan Sedap, Cita Rasa Autentik
Surat Ali Imran Ayat 190-191 dalam Bahasa Arab dan Artinya, Lengkap Kandungannya
Kode Proxy Whatsapp Indonesia, Begini Cara Settingnya
Shalawat Nariyah dan Keutamaannya, Simak Juga Tata Cara dan Waktu Pelaksanaan
15 Variety Show Korea yang Cocok Buat Healing, Bikin Mood Naik Tanpa Mikir
6 Ciri-Ciri Weton Tulang Wangi yang Dikaitkan dengan Malam 1 Suro
Sering Kegerahan, Wanita Ini Mau Dinikahi Asal Si Pria Punya AC di Rumah
Euro 2024
Prancis Vs Portugal 8 Besar Euro 2024: Les Bleus Siap Tampil Garang
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Prancis: Adu Ketajaman Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe
Putusan Jude Bellingham Terungkap, Inggris Pertimbangkan Perubahan Radikal di Perempat Final Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Timnas Spanyol Percaya Diri Jelang Duel Perempat Final Euro
Berita Terkini
Influencer Saham Gagal Kelola Dana Investor Rp 71 Miliar Bukan Peserta Influencer Incubator BEI
Mendag Izinkan China Tarik Bea Masuk Tambahan dari Produk Ekspor RI
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Jangan Lewatkan Sinetron Saleha di SCTV Episode Jumat 5 Juli 2024 Pukul 18.15 WIB, Simak Sinopsisnya
Luhut: Kebijakan Tarif Impor 200 Persen Demi Kepentingan Nasional
Jokowi: IKN Akan Jadi Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru
6 Potret Catherine Wilson di Ultah Teman Artis, Digoda Jadi Anggota 'Tiga Bule'
Buntut Video Viral, Polisi Sita Bendera Bintang Kejora dari Asrama Mahasiswa Papua di Makassar
Tren Belanja di Omnichannel, Kawinkan Pengalaman Online dan Offline
Suami Barbie Kumalasari Menghilang dan Diduga Bawa Kabur Perhiasan
Baifern Pimchanok dan Nine Naphat Resmi Putus Usai pacaran 2 Tahun
Megawati Sebut Nama Jokowi di Hadapan Kader PDIP
Jangan Lewatkan Mega Series Magic 5, di Indosiar Jumat 5 Juli 2024, via Live Streaming Pukul 18.00 WIB
Ini Daftar Penyakit Kardiovaskular yang Dijamin BPJS Kesehatan
Erick Thohir Angkat Megy Sismandany Jadi Direktur PTDI