uefau17.com

Geni Faruk Umbar Gelar Haji Thariq Halilintar dan Atta Halilintar, Viral Omongan Mamah Dedeh: Itu Kesombongan, Biasa Aja Kali - Health

, Jakarta - Ibu Atta Halilintar, Geni Faruk, tengah jadi perbincangan warganet karena mengumbar gelar haji anak-anaknya.

Dalam acara lamaran Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid, Geni mengumumkan bahwa Thoriq sudah mendapat gelar haji sejak usia 2 bulan. Ini berawal dari pembawa acara yang menyebut nama Atta Halilintar tanpa gelar haji.

Pembawa acara itu dikoreksi oleh ayah Atta Halilintar, Halilintar Anofial Asmid, dan segera menambahkan gelar haji di depan nama Atta.

Tak henti di situ, Geni Faruk menambahkan bahwa putranya yang hari itu tunangan juga sudah mendapatkan gelar haji.

"Karena sebut-sebut haji jadi ingat Thoriq ini juga haji. Jadi, waktu umur dua bulan sudah naik haji sama kita. Jadi baru selesai nifas langsung pergi haji," ujar Geni di momen lamaran Thoriq dan Aaliyah, Minggu, 23 Juni 2024.

"Tapi belum dihitung haji Mi," kata Atta.

"Iya tapi udah Haji Thariq," tambah Geni.

Hal ini pun viral dan mendapat beragam tanggapan dari warganet. Tidak sedikit yang penasaran tentang harus atau tidaknya penyematan gelar haji pada orang yang sudah naik haji.

"Kalau pulang haji harus dipanggil Pak Haji?," tanya warganet.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kontroversi Gelar Haji Thariq Halilintar, Begini Kata Ustaz

Gelar haji sebetulnya sudah banyak dibahas oleh para ulama Indonesia. Salah satu yang sempat viral adalah pernyataan ustazah Mamah Dedeh.

Dalam suatu pengajian, Mamah Dedeh mendapat pertanyaan dari seorang jemaah. Seperti biasa, sebelum bertanya, jemaah itu mengenalkan namanya.

Namun, yang membuat Mamah Dedeh geram adalah penggunaan titel haji yang disebutkan oleh penanya tersebut di depan namanya sendiri.

"Hei hei dengerin ya, jangan sombong udah haji, siapa yang pengin haji, ngacung! Semua umat Islam pengin haji, tidak ada dalam Islam pulang haji dipanggil haji, sombong," kata Mamah Dedeh dengan nada tinggi dalam video yang viral.

"Apa kalau kita pulang salat dipanggil ibu salat? Apa kalau kita habis zakat dipanggil ibu zakat? Apa kita kalau habis puasa dipanggil ibu puasa? Pernahkah dalam Quran, dalam hadist nabi pulang haji dipanggil bu haji?," katanya/

Lebih lanjut Mamah Dedeh, mengatakan, Nabi Muhammad SAW bahkan tidak pernah dipanggil Haji Muhammad.

"Itu kesombongan, biasa aja kali," pungkas Mamah Dedeh.

3 dari 4 halaman

Ibadah Tak Melahirkan Gelar Termasuk Haji

Selain Mamah Dedeh, gelar haji juga sempat dibahas oleh Ustaz Adi Hidayat. Dalam sebuah pengajian, beliau mendapat pertanyaan tentang alasan dirinya tidak menggunakan gelar haji.

"Kenapa tidak menggunakan gelar haji? Untuk apa?" ujarnya, mengutip dari YouTube Al Hanif.

Lebih lanjut, Adi Hidayat menjelaskan bahwa ibadah tidak menghasilkan gelar seperti gelar-gelar dunia. "Ibadah itu tidak melahirkan gelar seperti halnya gelar-gelar dunia. Yang paling dikejar dalam ibadah adalah predikat takwa. Karena itu, tujuan dari setiap ibadah puncaknya adalah takwa," katanya.

Adi Hidayat juga menambahkan bahwa jika ibadah menghasilkan gelar, maka seseorang yang telah melakukan salat, zakat, umrah, dan haji bisa memiliki gelar yang sangat panjang.

4 dari 4 halaman

Gelar Haji Sudah Ada Sejak Dulu

Dalam keterangan lain, Sejarawan NU, H Abdul Mun’im DZ menegaskan bahwa orang yang telah berhaji tidak perlu menyematkan gelar haji itu dalam namanya.

Gelar haji sendiri telah digunakan sejak dulu. Bahkan, gelar haji itu termaktub dalam naskah-naskah manuskrip kuno Nusantara, bukan sejak zaman diterapkannya Ordonansi Belanda pada 1859.

Meskipun demikian, Mun’im mengingatkan bahwa gelar haji itu juga memiliki sisi negatif berupa kesombongan, minta dihormati, ingin disegani atau ditakuti orang.

“Eksesnya banyak. Padahal tujuannya positif. Diakumulasi untuk kepentingan sosial, politik, ekonomi. Ini harus dipilah secara proporsional,” ungkapnya mengutip NU Online, Selasa (25/6/2024).

Gelar haji hari ini, lanjut dia, dibawa agak peyoratif (berubah makna) sehingga orang banyak yang takut menyandangnya. Padahal, sejak dahulu orang sudah biasa menyematkan gelar tersebut pada namanya dan menjadi satu kelaziman.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat