, Jakarta - Demensia adalah kondisi yang ditandai dengan menurunnya daya ingat seseorang. Namun, pada dasarnya demensia bukanlah suatu penyakit melainkan serangkaian gejala penurunan kognitif yang mengganggu seseorang dalam melakukan kegiatan harian. Penyakit Alzheimer adalah salah satu jenis dari demensia.
Demensia mengacu pada gejala kognitif seperti kehilangan ingatan, kesulitan berpikir jernih, kesulitan fokus, dan ketidakmampuan mengendalikan emosi.
Meski demensia umumnya ditandai dengan hilangnya ingatan, ini berbeda dengan amnesia. Kehilangan ingatan saja tidak berarti seseorang mengidap demensia meski seringkali merupakan salah satu tanda awal dari kondisi ini.
Advertisement
Gejala Demensia
Tanda-tanda penurunan kognitif dapat bervariasi bagi setiap orang, tapi ada beberapa yang khas dari gejala demensia, yaitu:
- Kebingungan
- Kesulitan memahami orang lain
- Kesulitan membaca atau menulis
- Halusinasi, delusi, atau paranoia
- Sulit berbicara
- Impulsif
- Kehilangan minat
- Hilang ingatan
- Masalah dengan gerakan
- Berkeliaran dan tersesat (bahkan di tempat yang familiar).
Melansir Verywell Health, gejala demensia sering dikategorikan menjadi tiga tahap: tahap awal, tahap menengah, dan tahap akhir. Gejala meningkat dan biasanya semakin memburuk saat seseorang berpindah dari tahap awal ke tahap akhir.
Demensia Tahap Awal
Pada tahap ini, kemampuan fungsi otak penderita masih dalam tahap normal. Sehingga, gejala demensia tahap awal sering terabaikan.
Selama tahap ini, seseorang bisa mengalami kelupaan, lupa waktu, dan tersesat di tempat yang bukan tempat baru atau asing.
Orang dengan demensia tahap awal umumnya masih dapat melakukan kegiatan harian secara mandiri.
Demensia Tahap Tengah
Gejala sering menjadi lebih jelas saat demensia berkembang ke tahap tengah. Seseorang dapat melupakan kejadian yang baru dilakukan atau bahkan nama orang yang dekat dengannya.
"Mereka mungkin menjadi mudah bingung, kesulitan berkomunikasi, dan berulang kali mengajukan pertanyaan."
Pada tahap ini, orang dengan demensia memerlukan bantuan untuk menyelesaikan tugas sehari-hari, seperti yang melibatkan kebersihan pribadi.
Mereka juga mengalami perubahan kepribadian, menjadi lebih mudah gelisah, mudah marah, dan bersikap kasar.
Mereka juga bisa mengalami kesulitan tidur, kesulitan dalam membaca dan menulis, menjadi apatis, menarik diri dari lingkungan.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Demensia Tahap Akhir
Gejala menjadi sangat parah ketika demensia memasuki tahap akhir. Ketika sudah masuk ke tahap ini, seseorang dapat dikatakan mengalami demensia berat.
Orang dengan demensia stadium akhir sering kali membutuhkan pengasuh penuh waktu karena demensia pada tahap ini menyebabkan pasien tidak dapat hidup mandiri
Tahap ini dapat melibatkan gejala-gejala berikut:
- Inkontinensia kandung kemih atau usus (buang air tidak terkendali)
- Delusi (pikiran dan pandangan yang tidak rasional)
- Halusinasi (melihat atau mendengar hal-hal yang tidak ada)
- Peningkatan kehilangan memori
- Paranoia (yaitu, meningkatnya kecurigaan terhadap orang-orang di sekitar)
- Berkurangnya mobilitas (yaitu, kesulitan berjalan, menelan, makan, atau berpakaian).
Advertisement
Penyebab Demensia
Demensia adalah hasil dari kerusakan pada sel saraf otak di bagian tertentu, sehingga menurunkan kemampuan berkomunikasi dengan saraf tubuh lainnya, dan mengakibatkan kemunculan gejala sesuai dengan area otak yang mengalami kerusakan.
Ketika sel-sel di bagian otak yang mengontrol pemikiran dan ingatan rusak, maka fungsi-fungsi ini menjadi terganggu.
Para peneliti masih mempelajari apa yang sebenarnya berkontribusi pada kerusakan sel-sel ini. Genetika dianggap berperan dalam perkembangan demensia. Namun, siapa pun masih mungkin untuk mengalami kondisi tersebut meskipun tidak memiliki riwayat keluarga demensia.
Ada berbagai macam kondisi dalam kasus demensia. Ada jenis demensia yang berkembang secara progresif, dan ada juga kondisi lain yang menyerupai demensia yang terjadi karena reaksi tertentu dan dapat ditekan.
Beberapa kondisi kesehatan juga dapat menyebabkan demensia, seperti:
- Penyakit Creutzfeldt-Jakob: Gangguan otak neurodegeneratif yang langka dan fatal
- Penyakit Huntington: Kerusakan sel saraf otak
- Penyakit Parkinson: Orang dengan Parkinson tahap akhir dapat mengalami demensia
- Sindrom Wernicke-Korsakoff: Kekurangan vitamin B1 yang dapat menyebabkan pendarahan di otak.
Faktor Risiko Demensia
Ada beberapa kelompok orang yang berisiko lebih tinggi terkena demensia. Faktor risiko demensia meliputi:
- Usia: Kebanyakan penderita demensia berusia 65 tahun atau lebih.
- Riwayat keluarga: Jika orangtua atau saudara kandung menderita demensia, maka risiko untuk mengembangkan kondisi tersebut meningkat.
- Kondisi kesehatan: Beberapa kondisi kesehatan—seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi—meningkatkan risiko seseorang terkena demensia. Cedera otak traumatis (TBI) juga dapat meningkatkan risiko demensia.
- Ras: Rata-rata, orang Afrika-Amerika dan Hispanik (Spanyol atau Amerika Latin) memiliki risiko lebih tinggi terkena demensia daripada orang kulit putih.
Sementara itu, faktor-faktor risiko demensia yang dapat dikendalikan atau dihindari, di antaranya:
- Kebiasaan merokok
- Pola makan tidak sehat
- Jarang berolahraga
- Kebiasaan minum minuman beralkohol
Advertisement
Penanganan Demensia
Sayangnya, tidak ada obat untuk demensia. Namun, ada sejumlah pilihan pengobatan, mulai dari terapi hingga pengobatan yang berpotensi membantu penderita beradaptasi dengan kondisinya, menghambat gejala yang muncul, dan menghindari komplikasi bagi mereka yang mengalami kondisi tersebut.
Beberapa jenis terapi yang bisa dilakukan adalah:
Terapi Perilaku Kognitif
Terapi ini bertujuan untuk merangsang daya ingat, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan berbahasa dengan melakukan kegiatan kelompok atau olahraga.
Seseorang dengan demensia kemungkinan besar akan mengalami berbagai emosi seperti lekas marah, depresi, cemas, dan apatis.
Terapi perilaku kognitif (CBT) dapat membantu pasien demensia tahap awal hingga menengah mempelajari mekanisme koping adaptif untuk memproses perasaan sulit, membingkai ulang pikiran negatif, dan mengelola perilaku.
Dalam beberapa kasus, baik pasien maupun pengasuh dapat menghadiri sesi terapi bersama untuk mengatasi setiap masalah mereka. Dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi kedua belah pihak.
Terapi Kenang-kenangan
Terapi ini berguna untuk membantu penderita mengingat riwayat hidupnya, seperti kampung halaman, masa sekolah, pekerjaan, hingga hobi.
Terapi kenang-kenangan juga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan psikologis pada pasien demensia. Selama terapi kenang-kenangan, seorang terapis mendorong klien untuk mengingat kenangan hidup mereka sendiri.
Terapis kenang-kenangan dapat menggunakan video, rekaman, foto, dan lainnya untuk membantu seseorang mengingat.
Praktik ini dapat bermanfaat bagi suasana hati dan kognisi seseorang, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami efek jangka panjangnya.
Terapi Okupasi
Terapi ini bertujuan untuk mengajarkan pasien cara melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman sesuai kondisinya, dan mengajarkan cara mengontrol emosi dalam menghadapi perkembangan gejala.
Terapi okupasi dan/atau wicara dapat membantu, terutama karena demensia secara progresif mengubah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas sehari-hari atau menggunakan dan memahami bahasa.
Terapi Musik dan Seni
Terapi musik dan terapi seni dapat meningkatkan kualitas hidup penderita demensia. Terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan, secara umum, dapat membantu meningkatkan suasana hati dan menjadi pelampiasan yang berguna.
Obat-Obatan Pasien Demensia
Selain terapi, obat-obatan juga dapat direkomendasikan dokter untuk mengatasi demensia.
Food and Drug Administration (FDA) telah menyetujui sejumlah obat berbeda untuk mengobati demensia. Namun, perlu dicatat bahwa sebagian besar obat ini dirancang khusus untuk penyakit Alzheimer.
Beberapa obat yang disetujui untuk mengobati demensia meliputi:
- Aricept (donepezil)
- Exelon (rivastigmin)
- Razadyne (galantamine)
- Antiansietas
- Antipsikotik
- Antidepresan
Obat-obatan ini dirancang untuk memperlambat penurunan kognitif pada pasien demensia. Seperti obat lainnya, ada potensi efek samping yang terkait dengan penghambat asetilkolinesterase. Seperti mual, muntah, dan insomnia.
Mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya seperti penyakit pernapasan atau gangguan kejang harus berhati-hati saat mengonsumsi obat ini.
Selain pengobatan media, ada juga beberapa perawatan rumahan yang dapat membantu mengelola demensia, yaitu:
- Menerapkan pola makan sehat
- Olahraga teratur
- Rutin memeriksakan kesehatan
- Minum obat sesuai resep
- Tidur yang teratur
Terkini Lainnya
Cara Cegah Demensia pada Jemaah Haji Lansia, Hindari Kelelahan dan Dehidrasi
Gejala Demensia
Demensia Tahap Awal
Demensia Tahap Tengah
Demensia Tahap Akhir
Penyebab Demensia
Faktor Risiko Demensia
Penanganan Demensia
Terapi Perilaku Kognitif
Terapi Kenang-kenangan
Terapi Okupasi
Terapi Musik dan Seni
Obat-Obatan Pasien Demensia
Alzheimer
Demensia
Demensia adalah
Gejala Demensia
Demensia Penyakit Apa
Demensia Itu Apa
Penyakit
Penyakit demensia
Penyakit alzheimer
Penyakit Alzheimer Adalah
Euro 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Tugas Pantarlih Pilkada 2024, Pahami Tanggung Jawab dan Besaran Gajinya
Alasan DPD PSI Jakbar Usulkan Deddy Corbuzier Maju Pilkada Jakarta: Otot Politiknya Kuat
Tahapan Pilkada 2024, Ini Jadwal Persiapan Sampai Pengumuman Perhitungan Suara
Ramai Artis Masuk Bursa Pilkada 2024, Cara Pragmatis Raih Modal Sosial dan Kapital
Alur Pilkada Serentak 2024, Catat Kapan Penyelenggaraannya
Pilkada Jakarta 2024, Suku Betawi Usulkan 5 Nama
TOPIK POPULER
Populer
Cara Siapkan Anak Kembali ke Sekolah Usai Libur Panjang, Orangtua Bisa Terapkan Ini
Manfaat Tidur untuk Kesehatan Mental, Salah Satunya Bisa Meningkatkan Suasana Hati
Jalani dengan Happy, Prilly Latuconsina Diet Apa Hingga Berhasil Turun 12 Kg?
Ibrahim Risyad dan Salshabilla Adriani Resmi Menikah, Kompak Unggah Foto di Instagram
Pilih Kopi atau Teh di Pagi Hari? Ungkap Kepribadian Seseorang Lewat Minuman Favorit
BMKG Prediksi Hujan Guyur Kota-Kota Besar Hari Ini, Pakar Bagikan Kiat Jaga Kesehatan di Musim Pancaroba
Mengenal Perawatan Kulit Wajah Trilogy 2.0 yang Kini Hadir di Jambi
Ling Tien Kung Terapi Olah Tubuh dengan Gerakan Sederhana Dukung Masyarakat Indonesia Bugar
Apa Itu Cryptarithm? Game Angka yang Bikin Sandy dan Axel Gampang Tumbangkan Tim Jessica Clash of Champions
Pegi Setiawan
Bareskrim Polri Evaluasi Kasus Pembunuhan Vina Cirebon Usai Pegi Setiawan Menang Praperadilan
Kejagung Soal Putusan Bebas Pegi Setiawan: Ada Prosedur Tidak Terpenuhi
Status Tersangka Pegi Setiawan dalam Kasus Vina Cirebon Batal Demi Hukum, Ini Respons Hotman Paris
DPR Minta Nama Baik Pegi Setiawan Dipulihkan Usai Status Tersangkanya Gugur
Polda Jabar Segera Jalankan Putusan Hakim PN Bandung: Bebaskan Pegi Setiawan
Pegi Setiawan Segera Dibebaskan, Pengacara Akan Jemput ke Rutan Polda Jabar
Berita Terkini
6 Film Tema Satu Suro untuk Pecinta Horor, Bikin Merinding
Festival Ekonomi Keuangan Syariah Diselenggarakan di Kawasan Timur Indonesia, Apa Tujuannya?
Profil Thiago Alcantara, Pemain Liverpool yang Memutuskan Pensiun di Usia 33 Tahun
Bareskrim Polri Evaluasi Kasus Pembunuhan Vina Cirebon Usai Pegi Setiawan Menang Praperadilan
Belanja di Tempat Ini Berkesempatan Dapat Mitsubishi XForce
Adik Kim Jong Un Murka dengan Latihan Militer Korea Selatan di Dekat Wilayah Perbatasan
Intip Rencana Emiten Anak Tommy Soeharto Setelah IPO
BPJS Kesehatan Luncurkan Layanan Face Recognition, Apa Saja Keunggulannya?
Ikatan Pustakawan Indonesia Gelar Rakerpus XXV di Bali
Insiden di Selat Malaka, Pencarian ABK Rusia Tenggelam Masih Dilakukan
Bamsoet Sambangi Markas PKS, Disambut Hangat Ahmad Syaikhu
Apple Watch Series 10 Bakal Punya Lebih Besar, Mirip dengan Varian Ultra
Minuman Pengganti Kopi, Bantu Tetap Melek dan Semangat Bekerja
Di Tengah Popularitas Pemain Diaspora, Kolektor Jersey Timnas Indonesia Tak Lupakan Skuad Garuda Era 1990-an