, Jakarta - Selama pandemi COVID-19, layanan imunisasi rutin termasuk imunisasi difteri cukup terhambat. Padahal, imunisasi ini penting agar penyakit-penyakit seperti difteri bisa terus dicegah.
Difteri adalah infeksi bakteri serius yang biasanya menyerang selaput lendir hidung dan tenggorokan. Difteri sangat jarang terjadi di Amerika Serikat dan negara maju lainnya berkat vaksinasi atau imunisasi yang meluas terhadap penyakit tersebut.
Namun, banyak negara dengan pilihan perawatan kesehatan atau vaksinasi yang terbatas masih mengalami tingkat difteri yang tinggi.
Advertisement
Difteri dapat diobati dengan obat-obatan. Namun pada stadium lanjut, difteri dapat merusak jantung, ginjal, dan sistem saraf. Bahkan difteri bisa mematikan, terutama bagi anak-anak.
Tanda dan gejala difteri biasanya mulai 2 sampai 5 hari setelah seseorang terinfeksi. Tanda dan gejala difteri termasuk:
-Adanya selaput tebal berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel
-Sakit tenggorokan dan suara serak
-Pembengkakan kelenjar (pembesaran kelenjar getah bening) di leher
-Kesulitan bernapas atau napas cepat
-Keluarnya cairan dari hidung
-Demam dan kedinginan
-Kelelahan
Pada beberapa orang, infeksi bakteri penyebab difteri hanya menyebabkan penyakit ringan – atau tidak ada tanda dan gejala yang jelas sama sekali. Orang yang terinfeksi tapi tidak menunjukkan gejala dikenal sebagai pembawa difteri.
Mereka disebut pembawa karena dapat menyebarkan infeksi tanpa mengalami sakit.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Purwakarta ditetapkan sebagai wilayah dengan KLB Difteri tahun 2017, karena ada 29 kasus penderita difteri yang dilaporkan.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Difteri Kulit
![Antusias Anak Sekolah Ikut Imunisasi DT](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/264_YwkGsYTzmIxPZbKOL6YD-9g=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3585967/original/068585600_1632823163-20210928-Antusias-Anak-Sekolah-Ikut-Imunisasi-DT-IQBAL-4.jpg)
Difteri juga dapat mempengaruhi kulit, ini disebut pula jenis difteri kulit. Difteri jenis ini menyebabkan rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan mirip dengan infeksi kulit bakteri lainnya.
“Bisul yang ditutupi oleh selaput abu-abu juga bisa menjadi tanda difteri kulit,” mengutip Mayoclinic, Senin (15/8/2022).
Meskipun lebih sering terjadi di iklim tropis, difteri pada kulit juga terjadi di Amerika Serikat. Ini terjadi terutama di antara orang-orang dengan kebersihan yang buruk yang tinggal dalam kondisi ramai.
Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Bakteri biasanya berkembang biak di permukaan tenggorokan atau kulit.
Difteri dapat menyebar melalui droplet. Ketika bersin atau batuk orang yang terinfeksi mengeluarkan tetesan liur yang terkontaminasi dan orang-orang di sekitar dapat menghirupnya. Difteri menyebar dengan mudah dengan cara ini, terutama dalam kondisi ramai.
Difteri juga bisa menyebar melalui barang-barang pribadi atau rumah tangga yang terkontaminasi. Orang terkadang tertular difteri karena memegang barang orang lain yang terinfeksi, seperti tisu bekas atau handuk tangan, yang mungkin terkontaminasi bakteri.
Menyentuh luka yang terinfeksi juga dapat memindahkan bakteri penyebab difteri.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Faktor Risiko
![Ekspresi Anak-Anak Saat Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/POKEZr2JYIxebKqi57nigYT5dZc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3636394/original/031618700_1637209934-20211118-Ekspresi_Anak-Anak_Saat_Kegiatan_Bulan_Imunisasi_Anak_Sekolah-5.jpg)
Orang yang telah terinfeksi oleh bakteri difteri dan belum diobati dapat menginfeksi orang yang belum mendapatkan vaksin difteri – bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala apapun.
Orang-orang yang memiliki risiko tinggi terkena difteri yakni:
-Anak-anak dan orang dewasa yang tidak mendapatkan vaksinasi terbaru
-Orang yang hidup dalam kondisi ramai atau tidak sehat
-Siapa pun yang bepergian ke daerah di mana infeksi difteri lebih sering terjadi
Difteri jarang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa Barat, di mana anak-anak telah divaksinasi terhadap kondisi tersebut selama beberapa dekade. Namun, difteri masih umum di negara berkembang di mana tingkat vaksinasi rendah.
Penyakit ini merupakan ancaman bagi orang-orang yang tidak divaksinasi yang melakukan perjalanan internasional atau memiliki kontak dengan orang-orang dari negara-negara kurang berkembang.
Penyakit ini tak bisa dianggap remeh dan jika tidak diobati, maka dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Seperti masalah pernapasan, kerusakan jantung, dan kerusakan saraf.
Komplikasi Difteri
![Antusias Anak Sekolah Ikut Imunisasi DT](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/USkvyWaIf2PJIaSnDDox_TU0ZIg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3585981/original/053005200_1632823598-20210928-Antusias-Anak-Sekolah-Ikut-Imunisasi-DT-IQBAL-8.jpg)
Tiga komplikasi yang dapat muncul jika difteri tak diobati dijelaskan sebagai berikut:
-Masalah pernapasan
Bakteri penyebab difteri dapat menghasilkan toksin atau racun. Toksin ini merusak jaringan di area infeksi, umumnya di hidung dan tenggorokan. Di tempat itu, infeksi menghasilkan membran abu-abu yang keras yang terdiri dari sel-sel mati, bakteri, dan zat lainnya. Selaput ini dapat menghambat pernapasan.
-Kerusakan jantung
Toksin difteri dapat menyebar melalui aliran darah dan merusak jaringan lain di dalam tubuh. Misalnya dapat merusak otot jantung sehingga menimbulkan komplikasi seperti radang otot jantung (miokarditis). Kerusakan jantung akibat miokarditis bisa ringan atau berat. Paling buruk, miokarditis dapat menyebabkan gagal jantung dan kematian mendadak.
-Kerusakan saraf
Toksin juga dapat menyebabkan kerusakan saraf. Target tipikal adalah saraf ke tenggorokan, di mana konduksi saraf yang buruk dapat menyebabkan kesulitan menelan. Saraf ke lengan dan kaki juga bisa meradang, menyebabkan kelemahan otot.
Jika toksin difteri merusak saraf yang membantu mengontrol otot yang digunakan dalam bernapas, otot-otot ini dapat menjadi lumpuh.
“Pada saat itu, Anda mungkin memerlukan bantuan mekanis untuk bernapas.”
Dengan pengobatan, kebanyakan orang dengan difteri selamat dari komplikasi ini, tetapi pemulihan seringkali lambat. Difteri berakibat fatal sekitar 5 persen sampai 10 persen. Tingkat kematian lebih tinggi pada anak-anak di bawah usia 5 atau orang dewasa yang lebih tua dari usia 40.
![Infografis Indonesia Dilanda Difteri](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/CiZzNNS0DVKXWpS9oPV7Ryp5Rqs=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1794248/original/000487000_1512706072-171207_Indonesia_Waspada_Difteri02__1_.jpg)
Terkini Lainnya
Bocah 7 Tahun di Pamekasan Meninggal Akibat Terserang Difteri
Difteri Kulit
Faktor Risiko
Komplikasi Difteri
Difteri
Difteri adalah
infeksi
Copa America 2024
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Timnas Indonesia U-16
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Rabu 3 Juli Pukul 03.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Rekor Pertemuan Indonesia vs Vietnam di Piala AFF U-16, Kembali Adu Penalti?
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Ini Penyebab Kekalahan Lawan Australia Menurut Pelatih
Judi Online
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Puan Minta MKD Buka Daftar Anggota DPR yang Diduga Terlibat Judi Online
Pilkada 2024
Pilkada 2024, Burhanuddin Didukung Maju Jadi Cabup Bombana
PKPU soal Syarat Eks Napi Koruptor Maju Pilkada Harus dengan Catatan
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
KPU RI Resmi Terbitkan Peraturan Anyar soal Batasan Usia Kepala Daerah, Ini Isinya
TOPIK POPULER
Populer
DBD di Indonesia Mengganas, Vaksinasi Jadi Senjata Bagi Dunia Melawan Demam Berdarah Dengue
Ianis Hagi Jadi Sorotan Gegara Bermain dengan Jaring di Kepala, Ternyata Ada Alasan Medis
Cara Menyimpan Nomor Ponsel Orang yang Ditaksir Bisa Tunjukkan Potensi Hubungan
Waspada ISPA, Ini 5 Fakta Mengejutkan tentang Polusi Udara di Dalam Rumah
5 Cara Mudah Bersosialisasi Buat Pemilik Kepribadian Introvert, Anti Baper dan Minder
Dokter Ungkap Bahaya Henti Jantung Setelah Tragedi Zhang Zhi Jie, Begini Cara Menyelamatkannya
Solusi atau Fiksi, Apakah Katarak Bisa Sembuh dengan Obat Tetes?
Frisian Flag Indonesia Resmikan Pabrik Baru di Cikarang, Terapkan Teknologi Ramah Lingkunan
Peduli Dampak Sampah Plastik pada Lingkungan, Amorepacific dan Waste4Change Bersih-Bersih Citarum
Asupan Serat Harian RI Masih Minim, Minuman Fiber Bisa Jadi Solusi dan Bantu Kenyang Lebih Lama
Euro 2024
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Berita Terkini
Ditanya Blusukan di Jakarta Sebagai Wali Kota Solo atau Wapres Terpilih, Ini Kata Gibran
Cara Kerja Alat Roasting Kopi Hemat Energi
Harga Pasar Maarten Paes Tak Main-Main, Perwakilan Indonesia di MLS All-Star Main Bareng Lionel Messi
Mengenal Anak Balam, Ritual Pengobatan Tradisional Minang yang Gunakan Mantra dan Tarian
Gus Baha Ungkap Muasal Lahirnya Kalimat Insya Allah, Peristiwa Langka yang Dialami Rasulullah
7 Momen Al Ghazali Launching Drift Team Seven Speed, Ada Alyssa Daguise
Kim Sae Ron Kini Jadi Manajer Cafe Setelah Kariernya di Dunia Hiburan Makin Suram
KPU Teken PKPU Pilkada Terbaru: Batas Usia Cagub-Cawagub 30 Tahun Dihitung Sejak Pelantikan
9 Alat Komunikasi Modern yang Ubah Cara Manusia Berinteraksi
Sri Mulyani Nawar ke DPR Minta PMN untuk LPEI Tetap Rp 10 Triliun
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Eks Dirut JJC Bantah Tudingan Arahkan Waskita-Acset Sebagai Pemenang Lelang Tol MBZ
Menkominfo Didesak Mundur Usai PDN Diretas, Jokowi: Sudah Dievaluasi
Viral! Naufal Hafidz Clash of Champions Raih IPK Sempurna 4.0 Berkat Pecel Lele GKPN
8 Potret Tulisan Spanduk Peringatan di Jalan Ini Nyeleneh Banget