uefau17.com

Meningkatkan Peran Pemuda dalam Isu Pengendalian Tembakau - Health

, Jakarta Asia Pasifik merupakan kawasan dengan jumlah konsumsi tembakau terbanyak di dunia. Dengan pertumbuhan populasi dan ekonomi yang pesat, Asia Pasifik menjadi target utama bagi industri tembakau transnasional untuk mengembangkan bisnisnya.

Indonesia sebagai salah satu negara di kawasan Asia Pasifik yang mengalami pertumbuhan populasi secara massive turut merasakan tantangannya. Menurut data IAKMI, satu dari lima anak dan remaja Indonesia dikategorikan sebagai perokok dan Indonesia merupakan negara dengan proporsi perokok muda terbesar di kawasan Asia Pasifik. Prevalensi merokok di Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya dinilai bertentangan dengan target pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019 yang menargetkan penurunan prevalensi perokok di Indonesia. Upaya pengendalian tembakau di Indonesia juga dinilai belum optimal dengan mengingat penerapan regulasi yang masih longgar dan fakta bahwa Indonesia belum meratifikasi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC).

Uniknya, seolah “membalik” tantangan ini menjadi peluang, Indonesia malah menjadi tuan rumah untuk The Asia Pacific Conference on Tobacco or Health (APACT 12th) atau Konferensi Asia Pasifik untuk Tembakau dan atau Kesehatan ke-12 yang dilaksanakan di Nusa Dua, Bali pada tanggal 13 – 15 September 2018. APACT adalah sebuah kegiatan tri-annual yang diadakan di negara-negara Asia Pasifik untuk memperkuat diskursus mengenai pengendalian tembakau. Mengambil tema ‘Tobacco Control for Sustainable Development: Ensuring a Healthy Generation’, salah satu tujuan APACT ke-12 adalah mengedukasi, melibatkan dan memobilisasi pemuda untuk menciptakan lingkungan kebijakan yang kondusif untuk pengembangan Generasi Bebas Tembakau.

Center for Indonesia’s Strategic Initiatives (CISDI) bersama dengan Smoke-Free Agents (SFA) sebagai organisasi yang memiliki fokus pengendalian tembakau menyelenggarakan kegiatan APACT Youth Camp sebagai bagian dari pra-konferensi APACT ke-12 yang dikhususkan untuk pemuda. Tujuan utama dari pra-konferensi pemuda ini adalah meningkatkan kesadaran para pemuda Asia Pasifik tentang pengendalian tembakau dan Tanggung Jawab Industri Tembakau (Tobacco Industry Accountability).

Anindita Sitepu, Direktur Program CISDI, menjelaskan bahwa kegiatan ini memberi kesempatan bagi para pemuda untuk imenjadi aktor pengendalian tembakau di negara mereka sendiri dengan lebih aktif. “Melalui kegiatan ini, kami berharap para pemuda Asia Pasifik memiliki wadah untuk bisa lebih aktif lagi untuk menyampaikan opini dan solusi yang relevan terhadap situasi pengendalian tembakau. Kita semua menyadari bahwa industri tembakau sedang menjadikan pemuda target utama. Sehingga sudah sepantasnya pemuda yang bersuara dan bergerak untuk mempersempit ruang gerak industri tembakau,”ujar Anindita.

Anindita cukup optimis para pemuda di negara-negaraAsia Pasifik memiliki kapasitas dan jumlah yang besar untuk melakukan perubahan yang lebih baik melalui APACT Youth Camp. “Mengapa pemuda? Yang pertama adalah karena jumlah, 60% dari pemuda di dunia tinggal di kawasan Asia Pasifik. Yang kedua dari segi kapasitas, mereka adalah generasi yang kreatif dan inovatif. Terakhir adalah sumber daya, kita sekarang sedang menikmati era yang serba teknologi. Mereka bisa memanfaatkan itu untuk menghasilkan ide-ide baru,” kata Anindita dalam presentasinya saat membuka kegiatan APACT Youth Camp.

Dalam kegiatan youth camp, para peserta akan dibagi menjadi beberapa kelompok, lalu diajak untuk berpartisipasi dalam isu pengendalian tembakau melalui serangkaian aktivitas group pitching untuk berdiskusi dan mengembangkan ide mengenai bentuk kampanye kreatif anti tembakau yang akan mereka jalankan. “Output pertama yang kita harapkan adalah terbentuknya organisasi pemuda anti tembakau se-Asia Pasifik, setelah itu diharapkan para pemuda bisa come out dengan aktivitas kampanye kreatif tentang pengendalian tembakau pada Hari Anti Tembakau Sedunia”, tambah Anindita. Kegiatan Youth Camp juga mengedukasi para peserta melalui serangkaian lokakarya yang dihadiri oleh pembicara-pembicara dari level nasional dan internasional. Materi yang dibawakan di lokakarya ini beragam, mulai dari gambaran mengenai situasi pengendalian tembakau Asia-Pasifik hingga mengerucut ke strategi untuk mengembangkan kampanye kreatif. Materi-materi ini akan menjadi bekal dan membantu para peserta untuk mengoptimalisasikan ide-ide mereka.

Pembicara-pembicara yang berpartisipasi dalam kegiatan ini dan topik yang dibawakan yaitu sebagai berikut:

1.       Anindita Sitepu, Direktur Program CISDI – What Happens Today: Tobacco Situation in Asia Pacific Region

2.       Caroline Renzulli, Associate Director of International Communications CTFK - Tobacco Truth or Dare: The Strategic Role of Communication in Revealing the Truth Behind Big Tobacco

3.       Waraney Herald Rawung, Head of Content Edelman Indonesia – Getting Ready for Your Campaign

4.       Enrico Aditjondro, Associate Director for Southeast Asia Vital Strategies – The Awesomest Campaign: Sharing Best Practice

5.       Mira Sumanti, Consumer Marketing Manager Google Indonesia – Digital Marketing Tools to Optimize Your Campaign

 

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat