, Seoul - Korea Selatan mengumumkan rencana pengumpulan dana domestik untuk diberikan kepada warganya yang masih menunggu kompensasi atas kerja paksa selama 35 tahun pendudukan Jepang.
Rencana yang diumumkan pada Senin (6/3/2023) tersebut dinilai mencerminkan tekad Presiden Yoon Suk Yeol untuk memperbaiki hubungan yang rusak dengan Jepang dan memperkuat kerja sama keamanan antara Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat (AS) demi mengatasi ancaman nuklir Korea Utara.
Baca Juga
Presiden AS Joe Biden memuji rencana tersebut sebagai babak baru kerja sama dan kemitraan dua sekutu terdekat AS di Asia. Dia berharap dapat meningkatkan hubungan trilateral.
Advertisement
"Presiden Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Fumio Kishida mengambil langkah kritis untuk membentuk masa depan bagi rakyat Korea dan Jepang yang lebih aman, lebih terjamin, dan lebih sejahtera," ungkap Biden seperti dilansir AP, Senin.
Namun, rencana tersebut mendapat reaksi keras dari korban kerja paksa dan pendukung mereka, yang menuntut kompensasi langsung dari perusahaan Jepang dan permintaan maaf baru dari pemerintah Jepang.
Hubungan antara Seoul dan Tokyo telah lama diperumit oleh sejarah pendudukan Jepang di Semenanjung Korea dari tahun 1910 hingga 1945, di mana ratusan ribu orang Korea dimobilisasi sebagai pekerja paksa untuk perusahaan Jepang atau menjadi budak seks di rumah bordil yang dikelola militer Jepang selama Perang Dunia II.
Banyak mantan pekerja paksa sudah meninggal, sementara yang masih hidup berusia 90-an. Di antara 15 korban kerja paksa yang terlibat dalam putusan pengadilan Korea Selatan pada tahun 2018, yang memerintahkan dua perusahaan Jepang Nippon Steel dan Mitsubishi Heavy Industries untuk memberi kompensasi, hanya tiga yang masih hidup.
Industri hiburan Korea Selatan berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Korean Wave terus menjamur ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Salah satu pengaruh penting dari Korean Wave adalah melalui Drama Korea atau yang lebih dikenal dengan Drakor.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kompensasi Diberikan Oleh Yayasan Milik Negara
![Patung Perdamaian yang berada di depan Kedutaan Besar Jepang di Seoul, Korea Selatan.](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/NXlyHeNTzImxLHOalEd4cA1aHz8=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4348026/original/026282800_1678095275-statue-of-a-girl-g115e95859_1280.jpg)
Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin mengatakan dalam konferensi pers bahwa para korban kerja paksa akan diberi kompensasi melalui yayasan milik negara yang didanai oleh sumbangan warga sipil. Menurutnya, Korea Selatan dan Jepang kini berada pada peluang baru untuk mengatasi konflik dan membangun hubungan yang berorientasi pada masa depan.
"Jika kita bandingkan dengan segelas air, menurut saya gelas itu lebih dari setengahnya telah berisi air. Kami berharap gelas itu akan diisi lebih lanjut berdasarkan tanggapan tulus Jepang," ujar Park.
Park tidak merinci bagaimana yayasan itu akan dibiayai. Tetapi pada Januari, Shim Kyu-sun, ketua Yayasan Korban Mobilisasi Paksa oleh Kekaisaran Jepang, yang akan menangani kompensasi mengatakan bahwa dana tersebut akan berasal dari perusahaan Korea Selatan yang mendapat manfaat dari perjanjian Seoul-Tokyo tahun 1965.
Kesepakatan tahun 1965 disertai dengan bantuan ekonomi dan pinjaman ratusan juta dolar dari Tokyo ke Seoul yang digunakan dalam proyek-proyek pembangunan yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan besar Korea Selatan, termasuk POSCO, yang sekarang menjadi raksasa baja global. POSCO mengatakan pada Senin bahwa pihaknya akan secara aktif mempertimbangkan kontribusi kepada yayasan jika menerima permintaan resmi.
Jepang bersikeras bahwa semua masalah kompensasi masa perang telah diselesaikan berdasarkan perjanjian 1965. Tokyo membalas permintaan kompensasi yang diperintahkan pengadilan Korea Selatan dari perusahaan Jepang dengan menerapkan kontrol ekspor pada bahan kimia yang penting bagi industri semikonduktor Korea Selatan pada tahun 2019.
Korea Selatan, yang saat itu diperintah oleh Moon Jae-in, menuduh Jepang mempersenjatai perdagangan dan kemudian mengancam akan menghentikan perjanjian pembagian intelijen militer dengan Tokyo, simbol utama dari kerja sama keamanan tiga arah dengan Washington.
Perseteruan mereka memperumit upaya AS untuk memperkuat kerja sama dengan dua sekutu utamanya di Asia dalam menghadapi konfrontasi dengan China dan Korea Utara. Kekhawatiran tentang dampak ketegangan telah tumbuh di Korea Selatan dan Jepang, terutama setelah Korea Utara tahun lalu mengadopsi doktrin eskalasi nuklir dan meluncurkan uji coba rudal, beberapa di antaranya berkemampuan nuklir yang menempatkan kedua negara dalam jarak serang.
Selama sesi parlemen pada Senin, PM Fumio Kishida mengatakan, dia mendukung ekspresi penyesalan dan permintaan maaf Jepang sebelumnya atas kesalahan kolonial tetapi dia menggarisbawahi bahwa pemulihan hubungan perdagangan adalah isu terpisah.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi mengungkapkan bahwa Jepang "menghargai" pengumuman Korea Selatan sebagai langkah untuk memulihkan hubungan baik, tetapi menurutnya, kompensasi tersebut memang tidak memerlukan kontribusi dari perusahaan Jepang.
![Infografis Naruhito Kaisar Baru Jepang](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/EtWQKts5mtBL3HMcZVDafQ6gsWs=/640x853/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2794493/original/044213200_1556795360-Infografis_Naruhito_Kaisar_Baru_Jepang.jpg)
Terkini Lainnya
Bukchon Hanok Village di Seoul Bakal Batasi Jam Kunjungan Turis demi Kurangi Sampah dan Suara Berisik
Afgan Pilih Seoul Jadi Pemberhentian Pertama Tur Asia Menyambut Album Sonder, Aksi Dita Karang Kejutkan Fans
Perusahaan Kripto di Korea Selatan Bakal Evaluasi 1.300 Koin yang Beredar
Kompensasi Diberikan Oleh Yayasan Milik Negara
Korea Selatan
Jepang
Amerika Serikat
Yoon Suk Yeol
Korea Utara
Kerja Paksa
Fumio Kishida
Perang Dunia II
Rekomendasi
Afgan Pilih Seoul Jadi Pemberhentian Pertama Tur Asia Menyambut Album Sonder, Aksi Dita Karang Kejutkan Fans
Perusahaan Kripto di Korea Selatan Bakal Evaluasi 1.300 Koin yang Beredar
Polisi China Kini Bisa Geledah Isi Ponsel Pribadi, Wisatawan Korea Diminta Hati-hati
Mengulik Kelengkapan Hyundai Inster, Mobil Listrik Nyentrik dari Korsel
115 Penerbangan Jet Komersial Korea Selatan Terganggu Balon Sampah Korut, 10.000 Penumpang Pesawat Terdampak
Korea Selatan Ragukan Klaim Korea Utara soal Rudal Baru dengan Hulu Ledak Super Besar
Resmikan Ekosistem Mobil Listrik Karawang, Indonesia Siap Jadi Pemain Kunci
Kim Sae Ron Kini Jadi Manajer Cafe Setelah Kariernya di Dunia Hiburan Makin Suram
Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Timnas Spanyol Percaya Diri Jelang Duel Perempat Final Euro
Prediksi Euro 2024 Spanyol vs Jerman: Duel Kelas Berat di Stuttgart
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Jadwal Siaran Langsung Argentina vs Ekuador di Perempat Final Copa America 2024 di Vidio
Prediksi Copa America 2024 Argentina vs Ekuador: Semuanya Memihak Tim Tango
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
PKB Tegaskan Tidak Dukung Ridwan Kamil di Pilkada Jabar 2024
Demokrat Rekomendasikan Dukungan ke 3 Paslon Ini untuk Pilkada Papua Barat, Babel, dan Jambi
Coklit Pilkada 2024 Sudah Sasar 16,6 Juta Pemilih di Jatim, Target Tuntas di Hari ke-20
Kata Sekjen PKS soal Kaesang Disodorkan Jokowi untuk Maju di Pilkada Jakarta 2024
Survei Warna Research Center: Tingkat Elektabilitas Hendy Siswanto dan Faida Tinggi Jelang Pilkada Jember 2024
Respons Jokowi soal Kabar Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024, Benarkah Sodorkan ke Parpol?
TOPIK POPULER
Live Streaming
Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari Berujung Dipecat
TODAY IN HISTORY
4 Juli 1940: Bom Teroris Meledak di New York World’s Fair, Beruntung Hanya 2 Orang Tewas
Populer
Pilpres Iran Putaran Kedua, Massoud Pezeshkian Bakal Tetap Unggul Jadi Presiden?
Mengulas Kisah Gayton McKenzie, Mantan Gangster yang Kini Jadi Menteri Afrika Selatan
Letnan Jenderal Jennie Carignan Jadi Wanita Pertama Pimpin Militer Kanada, Ibu 4 Anak
Pesawat Maskapai AS Delta Airlines Mendarat Darurat, Akibat Penumpang Dapat Makanan Basi
Hujan Picu Banjir India-Bangladesh, 9 Orang Tewas dan 3 Juta Warga Terdampak
Kolaborasi Melbourne Symphony Orchestra dengan Musisi Tanah Air Jadi Wadah Pertukaran Seni Indonesia-Australia
Omar Garcia Harfuch, 'Batman' dari Meksiko Ditunjuk jadi Menteri Keamanan
Beredar Kabar Pesawat Israel Ditolak Isi Bahan Bakar di Turki, Begini Kronologinya
Ketua KPU
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
7 Respons Berbagai Pihak Mulai Parpol, KPU, hingga Jokowi Usai DKPP RI Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari
Berita Terkini
Infinix Rilis Laptop Gaming Perdana GTBook di Indonesia, Harga Mulai Rp 12 Jutaan
PT KA Bandung Ubah Jadwal 3 Perjalanan Kereta Api Mulai Juli 2024
Apa Beda PM dan AM? Sistem 12 Jam yang Digunakan Secara Internasional
Pilpres Iran Putaran Kedua, Massoud Pezeshkian Bakal Tetap Unggul Jadi Presiden?
Top 3 Berita Bola: Direktur Olahraga Baru Manchester United Sudah Tentukan 4 Pemain untuk Dibeli di Musim Panas 2024
Promosikan Situs Judi Online, Polisi Tangkap Konten Kreator di Sulawesi Selatan
Angger Dimas Marah Tak Dikabari Sidang Tertutup Kasus Dante: Hey, Nyawa Anak Saya Bukan Mainan!
Sering Kegerahan, Wanita Ini Mau Dinikahi Asal Si Pria Punya AC di Rumah
Cadangan Devisa Akhir Juni 2024 Naik Jadi USD 140,2 Miliar, Ini Penopangnya
PKB Tegaskan Tidak Dukung Ridwan Kamil di Pilkada Jabar 2024
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Cedera Kaki Sejak 1980, Mengapa Prabowo Baru Operasi Sekarang?
7 Potret Didit Hediprasetyo Launching Jersey Timnas Olimpiade Paris, Jadi Desainer
Faisal Basri Buka-bukaan Skema Ideal Pungutan Tapera, Singgung Peran Bank Tanah