uefau17.com

Aktor Keanu Reeves Jadi Inspirasi Nama Senyawa Pembunuh Jamur, Keanumycins - Global

, Berlin - Tidak setiap hari senyawa pembunuh jamur yang efektif ditemukan, sehingga para peneliti di Jerman tahu bahwa penemuan mereka baru-baru ini memerlukan nama khusus. 

Melansir dari CNN, Minggu (5/3/2023), aktor Keanu Reeves pun menjadi inspirasi penamaan senyawa temuan untuk pembunuh jamur, mengacu pada bagaimana sang selebritas membasmi penjahat dalam film seperti "John Wick" dan "The Matrix". 

Temuan senyawa itu bermula saat para ilmuwan mengidentifikasi dan menguji tiga senyawa alami yang terbukti mematikan bagi jamur. Mereka sangat terkesan dengan hasilnya, sehingga menamai bahan kimia tersebut terinspirasi dari nama Keanu Reeves.

Senyawa sebagai pengobatan potensial untuk jamur ini digunakan pada saat organisme menjadi semakin kebal terhadap antijamur yang dikenal, menurut rekan penulis studi Sebastian Gotze, seorang peneliti di Leibniz Institute Jerman untuk Natural Product Research and Infection Biology (Riset Bahan Alam dan Biologi Infeksi).

Tidak hanya mikroba baru yang efektif terhadap tanaman, para peneliti juga menemukan senyawa yaitu molekul yang biasa ditemukan pada bakteri yang disebut lipopeptida dan bisa menjadi pengobatan yang efektif terhadap infeksi jamur pada manusia.

Studi ini dipublikasikan baru-baru ini di Journal of American Chemical Society.

"Lipopeptida membunuh dengan sangat efisien sehingga kami menamainya dengan Keanu Reeves karena dia juga sangat mematikan dalam perannya," kata Gotze dalam sebuah pernyataan.

"Kami mengalami krisis anti-infeksi. Banyak jamur patogen manusia sekarang kebal terhadap antimikotik (antijamur) - sebagian karena digunakan dalam jumlah besar di lahan pertanian," ucapnya kembali.

Senyawa antimikroba yang baru ditemukan itu disebut "keanumycins", produk sampingan alami dari bakteri Pseudomonas yang biasanya ditemukan di tanah dan air. Para peneliti menemukan senyawa tersebut saat mempelajari Pseudomonas untuk keefektifannya melawan amuba predator.

Para ilmuwan telah mengetahui bahwa "banyak dari spesies bakteri ini (Pseudomonas) sangat beracun bagi amuba, yang memakan bakteri," kata penulis studi utama Pierre Stallforth, kepala departemen paleobioteknologi di Institut Leibniz, dalam sebuah pernyataan.

Stallforth dan rekan penelitinya ingin mengeksplorasi keefektifan bakteri melawan jamur, yang memiliki struktur sel yang mirip dengan amuba, menurut penelitian tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pengujian Terhadap Keanumycin

Para peneliti pada awalnya menguji keanumycins A, B dan C pada hydrangea yang telah terinfeksi Botrytis cinerea, yaitu hama tanaman yang lebih dikenal sebagai pemicu busuk dan menimbulkan bercak kelabu. Jamur biasanya menginfeksi buah dan sayuran tertentu dan menyebabkan kerusakan tambahan pada saat panen.

Senyawa tersebut kemudian dapat terurai secara hayati, menurut penelitian, dan dapat memberikan alternatif ramah lingkungan untuk pestisida dalam upaya menghemat pasokan makanan.

Pengujian lebih lanjut juga menunjukkan bahwa keanumycins efektif melawan Candida albicans, yaitu suatu jamur alami yang biasanya ditemukan di mikrobioma manusia, tetapi dapat tumbuh terlalu cepat dan berubah menjadi infeksi yang parah.

Infeksi jamur telah menjadi topik hangat baru-baru ini karena film "The Last of Us" yang tayang di HBO, dan seperti yang ditunjukkan oleh acara tersebut, kondisinya bisa sulit diobati tetapi bukan tidak mungkin.

Pengujian keanumycins telah menunjukkan bahwa senyawa tersebut tidak terlalu berbahaya dan beracun bagi sel manusia. Masalah yang sering terlihat dalam pengembangan perawatan antijamur karena sel jamur memiliki kesamaan dengan sifat sel hewan.

3 dari 4 halaman

Mikroba Telah Berevolusi untuk Bersaing Melawan Organisme

Dalam pernyataan melalui email. Dr. Matt Nelsen, seorang peneliti dari Chicago’s Field Museum mengatakan bahwa studi ini mendokumentasikan cara lain yang menarik di mana mikroba telah berevolusi untuk bersaing dan melawan organisme lain.

"Upaya sebelumnya telah berupaya mengeksploitasi produk alami semacam itu untuk digunakan manusia guna memerangi patogen hewan dan tumbuhan," tambah Nelsen.

"Namun, seiring berjalannya waktu, banyak organisme patogen, termasuk jamur, telah mengembangkan resistensi terhadap bahan kimia yang kita gunakan untuk melawannya. Konsekuensinya, kita perlu menemukan cara baru untuk 'mengakali' atau 'selangkah lebih dulu' dari mereka," kata Nelsen kembali. 

Keanumycins adalah "kandidat struktur unggulan yang baik untuk pengembangan obat antijamur," menurut penelitian, dan bisa menjadi pilihan pengobatan baru di area di mana mereka "sangat dibutuhkan". Para peneliti mengatakan mereka akan melakukan pengujian lebih lanjut pada senyawa tersebut.

"Salah satu cara organisme terlibat dalam pertempuran ini (persaingan dengan organisme lain) adalah melalui sintesis bahan kimia yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh organisme lain," kata Nelsen.

Dengan penelitian lebih lanjut, akan menarik untuk memahami seberapa luas keanumycins, tambah Nelsen, dan untuk melihat berapa banyak spesies lain dalam genus Pseudomonas yang dapat menghasilkan senyawa ini.

4 dari 4 halaman

Jamur Cordyceps

Selain senyawa yang dihasilkan untuk membasmi jamur, ada juga jamur yang bisa digunakan sebagai obat, yaitu jamur jenis Cordyceps. Tak hanya itu ternyata, setidaknya terdapat sekitar 600 spesies jamur Cordyceps, yang sebagian besar berasal dari Asia.

Spesiesnya bisa dijadikan sebagai obat, yang paling terkenal adalah Cordyceps sinensis yang kerap digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok sejak 5000 tahun yang lalu dan diakui sebagai salah satu makanan sehat tertua di dunia.

Jamur Cordyceps pertama kali mendapat perhatian orang-orang jaman dulu, karena mereka mengamati kekuatan dan daya tahan hewan yang meningkat setelah mengkonsumsi jamur khusus ini. Saat ini, Cordyceps dikenal sebagai 'jamur atlet' karena dapat meningkatkan suplai ATP tubuh.

Adenosine triphosphate (ATP) adalah zat kimia yang lebih dikenal sebagai mata uang energi sel yang bertanggung jawab untuk menyimpan dan mentransfer energi dalam sel. Penelitian membuktikan bahwa produksi ATP yang lebih tinggi memungkinkan atlet untuk meningkatkan kinerja fisik dan daya tahan. 

Baca selengkapnya disini...

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat