uefau17.com

Rasmus Paludan Kembali Bakar Salinan Alquran, Turki Panggil Dubes Denmark - Global

, Kopenhagen - Ekstremis sayap kanan berkebangsaan Denmark dan Swedia, Rasmus Paludan, kembali membakar salinan Alquran pada Jumat (27/1/2023). Kali ini dia beraksi di dekat sebuah masjid dan di luar Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen.

"Setelah dia (Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan) membiarkan Swedia menjadi anggota NATO, saya berjanji bahwa saya tidak akan membakar Alquran di luar kedutaan Turki. Kalau tidak, saya akan melakukannya setiap hari Jumat pukul 14.00," ungkap Rasmus Paludan di luar Kedutaan Besar Turki di Denmark, seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (28/1).

Ketika beraksi di dekat masjid dia sempat mengatakan, "Masjid ini tidak memiliki tempat di Denmark."

Paludan, yang mendapat perlindungan polisi saat beraksi, kemudian dibawa pergi dengan mobil polisi.

Kantor berita Anadolu melaporkan, merespons tindakan keji Rasmus Paludan, duta besar Denmark telah dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Turki. Dalam kesempatan itu, para pejabat Turki mengatakan sangat mengutuk izin yang diberikan untuk tindakan provokatif Rasmus Paludan yang jelas merupakan kejahatan rasial.

Duta besar Denmark juga diberitahu bahwa sikap Denmark tidak dapat diterima dan bahwa Turki mengharapkan izin dicabut.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Turki kemudian mengeluarkan pernyataan yang menyebut Paludan sebagai "penipu yang membenci Islam" dan menyesalkan fakta bahwa dia diizinkan untuk menggelar demonstrasi.

"Menunjukkan toleransi terhadap tindakan keji seperti itu yang menyinggung perasaan jutaan orang yang tinggal di Eropa mengancam praktik koeksistensi yang damai dan memicu serangan rasis, xenophobia dan antimuslim," ungkap pernyataan Kemlu Turki.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Denmark Lars Løkke Rasmussen mengatakan bahwa aksi provokatif Rasmus Paludan tidak akan mengubah hubungan baik Denmark dengan Turki. Ia menambahkan bahwa Kopenhagen bermaksud untuk berbicara dengan Ankara tentang undang-undang Denmark yang menegakkan kebebasan.

"Tugas kami sekarang adalah berbicara dengan Turki tentang bagaimana kondisinya di Denmark dengan demokrasi terbuka kami, dan bahwa ada perbedaan antara Denmark sebagai negara... dengan individu," ujar Løkke Rasmussen.

Sebelumnya, pada 21 Januari, Rasmus Paludan memicu kecaman dunia dengan melakukan tindakan keji serupa di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia.

Terkait aksi Rasmus Paludan, Amerika Serikat (AS) mengeluarkan peringatan keamanan bagi warga AS di Turki tentang kemungkinan serangan balasan terhadap tempat-tempat ibadah atau tempat-tempat yang sering dikunjungi orang Barat.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terganjal Restu Turki

Swedia dan Finlandia tengah berusaha untuk bisa bergabung dengan NATO, upaya yang mereka gencarkan menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

Namun, aksesi mereka akan membutuhkan persetujuan dari semua anggota NATO, termasuk Turki. Saat ini, Turki sendiri telah mengindikasikan akan memblokir upaya Swedia sebagai respons atas tindakan provokatif Rasmus Paludan.

Jauh sebelum aksi Rasmus Paludan, Turki telah mensyaratkan Swedia dan Finlandia untuk menindak kelompok bersenjata Kurdi, aktivis, dan kelompok lain yang dicap Ankara "teroris".

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat