uefau17.com

Gunung Kilimanjaro di Afrika Kebakaran, Penyebab Masih Misterius - Global

, Dar es Salaam - Gunung Kilimanjaro kebakaran. Hal itu telah dikonfirmasi oleh pihak berwenang setempat.

"Sebuah insiden kebakaran terjadi di Gunung Kilimanjaro di Tanzania, puncak tertinggi di Afrika," demikian dikonfirmasi sejumlah pejabat pada Sabtu 22 Oktober 2022.

Komisaris untuk Konservasi Taman Nasional Tanzania (TANAPA), William Mwakilema, mengatakan memang benar terjadi kebakaran di beberapa bagian gunung yang juga dijuluki sebagai "atap Afrika" itu.

"Petugas pemadam kebakaran telah dikerahkan ke gunung tersebut untuk memadamkan api," ujar Mwakilema kepada Xinhua saat dihubungi melalui telepon.

TANAPA merilis pernyataan singkat pada Sabtu sore yang mengatakan bahwa kebakaran terjadi pada Jumat 21 Oktober malam waktu setempat.

"TANAPA yang bekerja sama dengan pemerintah bekerja keras untuk memadamkan api," kata Mwakilema yang berada di Dar es Salaam, ibu kota komersial Tanzania, untuk menghadiri pembukaan resmi Pameran Pariwisata Internasional Swahili edisi keenam.

"Penyebab kebakaran masih belum diketahui," papar pernyataan yang ditandatangani Catherine Mbena, petugas konservasi senior bidang komunikasi TANAPA.

Pernyataan itu mengungkapkan petugas pemadam kebakaran dari Pasukan Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Tanzania (Tanzania Fire and Rescue Force) bekerja sama dengan jagawana TANAPA, polisi, dan College of African Wildlife Management di wilayah Kilimanjaro untuk memadamkan api.

Kilimanjaro, puncak tertinggi Afrika, merupakan gunung dengan ketinggian hampir 6.000 meter di atas permukaan laut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Insiden Kebakaran Sebelumnya di Gunung Kilimanjaro

Sebelumnya pada Oktober 2020, sebuah insiden kebakaran terjadi di gunung tersebut dan menghancurkan 95,5 kilometer persegi vegetasi dan 12 pondok, dua toilet, serta peralatan tenaga surya yang digunakan oleh wisatawan yang mendaki gunung.

Gunung Kilimanjaro, salah satu destinasi wisata terkemuka di Tanzania, terletak sekitar 5.895 meter di atas permukaan laut. Sekitar 50.000 pendaki dari seluruh dunia berupaya mencapai puncak gunung itu setiap tahunnya.

 

 

3 dari 4 halaman

Tanzania Gelar Internet Berkecepatan Tinggi di Gunung Kilimanjaro

Bicara soal Gunung Kilimanjaro, sebelumnya Tanzania dilaporkan memasang layanan internet berkecepatan tinggi di lereng Gunung Kilimanjaro. Ini memungkinkan pendaki dapat mengunggah sesuatu di Twitter atau Instagram, saat mereka mendaki ke gunung tertinggi di Afrika itu.

Menteri Komunikasi dan Informatika Tanzania, Nape Nnauye mengatakan, Tanzania Telecommunications Corporation milik negara tersebut, mendirikan jaringan broadband pada Selasa pekan ini di ketinggian 3.720 meter.

Nnauye, seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (21/8/2022) mengatakan bahwa peristiwa ini adalah sesuatu yang bersejarah.

"Sebelumnya agak berbahaya bagi pengunjung dan porter yang harus beroperasi tanpa internet," kata Nnauye saat peluncuran layanan tersebut.

Di salah satu kamp dalam perjalanan ke puncak, Nnauye pun menyebut semua pengunjung akan dapat mengakses internet sampai di titik tersebut.

Lebih lanjut, Nnauye menyebut puncak gunung setinggi 5.895 meter itu akan memiliki konektivitas internet pada penghujung tahun ini.

Langkah terbaru di Kilimanjaro sendiri menyusul pemerintah Tanzania untuk membangun kereta gantung di sisi selatan gunung tersebut. Namun, hal ini mendapatkan reaksi keras dari kalangan pendaki, perusahaan ekspedisi, dan pecinta lingkungan. 

4 dari 4 halaman

Sumber Pendapatan Penting Bagi Tanzania

Kilimanjaro tercatat sebagai sumber pendapatan pariwisata yang penting di Tanzania dan negara tetangga Kenya, dengan sekitar 35 ribu orang berusaha mencapai puncaknya setiap tahun.

Gunung ini diabadikan dalam cerita pendek karya Ernest Hemingway yang berjudul The Snows of Kilimanjaro, dan menjadi bagian dari taman nasional sekaligus situs warisan dunia UNESCO.

Sementara itu dikutip dari Gizmodo, WiFi pertama kali dihadirkan di Gunung Everest pada tahun 2021 yang lalu.

Sebuah studi di 2020 menemukan, mendaki Everest saat ini menjadi lebih aman, bahkan di tengan keramaian yang lebih besar. Meski begitu, penelitian ini tidak secara khusus menyebutkan soal infrastruktur internet.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat