, Jakarta - Neanderthal merupakan salah satu makhluk hidup yang menjadi cerminan manusia sejak pertama kali mereka ditemukan pada 1856. Apa yang diketahui adalah mereka dibentuk agar sesuai dengan tren budaya, norma-norma sosial, dan standar ilmiah kita.
Mereka juga telah berevolusi dari spesimen yang ‘sakit’ menjadi saudara sub-manusia primitive yang seiring berjalannya waktu menjadi manusia di era yang maju.
Menurut sejarah, Homo Neanderthalensis sangat mirip manusia dan kabarnya melakukan kawin silang. Tetapi, apa penyebab mereka punah sedangkan kita masih bertahan hidup, berkembang, dan mengambil alih planet Bumi?
Advertisement
Neanderthal berevolusi lebih dari 400.000 tahun yang lalu, yang kemungkinan besar berasal dari nenek moyang sebelumnya, Homo Heidelbergensis. Mereka sangat berhasil dan menyebar ke seluruh area dari Mediterania ke Siberia. Mereka sangat cerdas, dengan otak rata-rata lebih besar dari otak Homo sapiens, seperti dikutip dari laman Physc Org, Rabu (7/9/2022).
Mereka berburu binatang buruan berukuran besar, mengumpulkan tanaman, jamur, dan makanan laut, mengendalikan api untuk memasak, membuat alat komposit, membuat pakaian dari kulit binatang, membuat manik-manik dari kerang, dan mampu mengukir simbol-simbol di dinding gua.
Mereka juga diketahui merawat anak-anak yang muda, orang tua, dan lemah, menciptakan tempat berlindung untuk perlindungan, hidup melalui musim dingin yang buruk dan musim panas yang terik, dan mereka juga menguburkan orang yang mati.
Para peneliti temukan sampel paling awal dari spesies homo sapiens di Yunani. Penemuan tersebut berupa tengkorak berusia 210.000 tahun.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kepunahan Neanderthal di Bumi
![Perbandingan kerangka Neanderthal (kiri) dan Homo Sapiens (kanan).](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/IzMW7nf_Fgb2KILmCGT3coqUkmQ=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4150617/original/099574600_1662603280-neanderthal-homo-sapiens-skull-comparisons-on-black-two-column.jpg.thumb.768.768.jpg)
Perbedaan paling signifikan antara Neanderthal dan Manusia adalah bahwa mereka punah sekitar 40.000 tahun yang lalu. Dan kita masih belum mengetahui apa penyebab pasti kematian mereka, tapi, mengutip phys.org, mereka menyebutkan bahwa hal itu mungkin hasil dari kombinasi beberapa faktor.
Pertama, iklim zaman es terakhir yang sangat bervariasi, beralih dari dingin ke hangat dan kembali lagi, yang memberi pengaruh pada sumber makanan hewan dan tumbuhan, dan berarti Neanderthal terus-menerus harus beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Kedua, jumlah Neanderthal tidak pernah sebanyak itu, dengan populasi keseluruhan tidak pernah melebihi puluhan ribu.
Mereka hidup dalam kelompok yang terdiri dari lima hingga 15 individu, dibandingkan dengan Homo Sapiens yang memiliki kelompok hingga 150 individu.
Populasi Neanderthal bisa dibilang kecil dan terisolasi, dan secara genetik hal ini mungkin semakin tidak berkelanjutan.
Ketiga, ada persaingan dengan predator lain, terutama kelompok manusia modern yang muncul dari Afrika sekitar 60.000 tahun yang lalu. Muncul spekulasi bahwa banyak Neanderthal mungkin telah berasimilasi ke dalam kelompok Homo sapiens yang lebih besar.
Advertisement
Bukti Keberadaan
![Neanderthal yang mirip Homo Sapens.](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/JUJMmd38c2rUuJUDp9Ams4T4SqU=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4150618/original/004006900_1662603281-neanderthals-died-out.jpg)
Neanderthal meninggalkan banyak jejak untuk kita periksa puluhan ribu tahun kemudian, yang sebagian besar dapat dilihat di pameran khusus yang telah salah satunya ada di Natural History Museum of Denmark. Selama 150 tahun terakhir, para peneliti telah mengumpulkan tulang fosil, peralatan batu dan kayu, menemukan pernak-pernik dan perhiasan yang mereka tinggalkan, mengungkap penguburan, dan sekarang [ara peneliti sedang memetakan genom mereka dari DNA kuno.
Tampaknya 99,7% DNA Neanderthal dan manusia modern identik dan mereka adalah kerabat terdekat Homo sapiens yang telah punah.
Namun, fakta yang paling mengejutkan adalah bukti adanya perkawinan silang yang telah meninggalkan jejak DNA pada manusia yang hidup saat ini. Banyak orang Eropa dan Asia memiliki antara 1% dan 4% DNA Neanderthal sementara orang Afrika di selatan Sahara hampir nol. Ironisnya, dengan populasi dunia saat ini sekitar 8 miliar orang, ini berarti bahwa tidak pernah ada lebih banyak DNA Neanderthal di Bumi.
Genom Neanderthal juga membantu kita memahami lebih banyak tentang seperti apa rupa mereka, karena ada bukti bahwa beberapa Neanderthal yang berevolusi memiliki kulit pucat dan rambut merah jauh sebelum Homo sapiens. Banyak gen yang dimiliki bersama antara Neanderthal dan manusia modern saling-terkait, mulai dari kemampuan untuk mencicipi makanan pahit hingga kapasitas untuk berbicara.
Para peneliti juga telah memperkaya pengetahuan tentang kesehatan manusia. Misalnya, beberapa DNA Neanderthal yang mungkin bermanfaat bagi manusia puluhan ribu tahun yang lalu, sekarang tampaknya hal tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah jika kita kombinasikan dengan gaya hidup barat modern.
Ada kaitan dengan alkoholisme, obesitas, alergi, pembekuan darah, dan depresi. Baru-baru ini, para ilmuwan menyarankan varian gen kuno dari Neanderthal mungkin meningkatkan risiko komplikasi serius akibat tertular COVID-19.
Refleksi Neanderthal dan Manusia Saat Ini
![Neanderthal dan Homo Sapiens.](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/tCBBXiXIsSsbgJix3Z08bScX7rs=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4150619/original/014726700_1662603281-neanderthal-girl-131202live_science.jpeg)
Seperti dinosaurus, Neanderthal tidak tahu apa yang akan terjadi. Bedanya, dinosaurus menghilang secara tiba-tiba menyusul hantaman meteorit raksasa dari luar angkasa. Bagi Neanderthal kepunahan terjadi secara bertahap.
Mereka akhirnya kehilangan dunia mereka, rumah nyaman yang telah berhasil mereka tempati selama ratusan ribu tahun yang perlahan-lahan berbalik melawan mereka, sampai keberadaan itu sendiri tidak berkelanjutan.
Kita bisa melihat refleksi kita pada mereka. Mereka tidak tahu apa yang terjadi pada mereka dan mereka tidak punya pilihan selain terus menyusuri jalan yang akhirnya menyebabkan kepunahan. Di sisi lain, kita sangat menyadari situasi kita dan dampak yang kita miliki di planet ini.
Aktivitas manusia mengubah iklim dan mengarah langsung ke kepunahan massal keenam. Kita dapat merenungkan kekacauan yang telah kita alami dan kita dapat melakukan sesuatu untuk mengatasinya.
Jika kita tidak ingin berakhir seperti Neanderthal, lebih baik kita bertindak bersama dan secara kolektif bekerja untuk masa depan yang lebih berkelanjutan. Kepunahan Neanderthal mengingatkan kita bahwa kita tidak boleh menganggap remeh keberadaan kita.
Advertisement
Fosil Manusia Purba Berusia 140 Tahun Ditemukan di Israel
![Ilustrasi (AFP/Vano Shlamov)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/8sUkKnL-JpCKsJtPrv8-Hjg8Yl8=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4150620/original/020674500_1662603281-034081500_1491358627-skull-georgia.jpg)
Sementara itu, poara peneliti yang bekerja di Israel telah mengidentifikasi jenis manusia purba yang sebelumnya belum diketahui. Jenis ini hidup berdampingan dengan spesies kita lebih dari seratus ribu tahun yang lalu.
Dikutip dari BBC, Jumat (25/6/2021), mereka percaya bahwa sisa-sisa yang ditemukan dekat kota Ramla merupakan salah satu "yang selamat terakhir" dari kelompok manusia yang sangat kuno.
Temuan tersebut terdiri dari sebagian tengkorak dan rahang dari seorang individu yang hidup antara 140.000 dan 120.000 tahun yang lalu.
Anggota tim berpikir individu tersebut diturunkan dari spesies sebelumnya yang mungkin telah menyebar dari wilayah tersebut ratusan ribu tahun yang lalu dan memunculkan Neanderthal di Eropa dan yang mirip di Asia.
Para ilmuwan juga telah menamai garis keturunan yang baru ditemukan ini sebagai "tipe Nesher Ramla Homo".
Dr Hila May dari Universitas Tel Aviv mengatakan penemuan itu membentuk kembali kisah evolusi manusia, terutama tentang Neanderthal.
Gambaran umum evolusi Neanderthal di masa lalu dikaitkan erat dengan Eropa.
![Infografis 6 Cara Hindari Covid-19 Saat Bepergian dengan Pesawat. (/Abdillah)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/lzdraAGuHxmHRiyXZrL1L0lw2LI=/640x853/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3297476/original/069161300_1605510732-Infografis_tips_aman_hindari_covid-19_saat_naik_pesawat.jpg)
Terkini Lainnya
Kepunahan Neanderthal di Bumi
Bukti Keberadaan
Refleksi Neanderthal dan Manusia Saat Ini
Fosil Manusia Purba Berusia 140 Tahun Ditemukan di Israel
Homo Sapiens
mirip manusia
Neanderthal
Kawin Silang
Punah
Berita Terkini
Manusia
Copa America 2024
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Bawaslu Sulut Pastikan Pengungsi Gunung Ruang Punya Hak Pilih dalam Pilkada 2024
Nadiem Makarim Masuk Daftar Usulan Cagub DKI dari PSI Jakut
Hasil Mukerwil DPW PPP Sulsel: Dukung Kepemimpinan Mardiono hingga Sepakat Sukseskan Pilkada 2024
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
7 Juli 1937: Awal Mula Insiden Jembatan Marco Polo, Sekitar 100.000 Orang China Tewas
Populer
Astronot NASA Keluar dari Simulasi Misi Mars Setelah Bertahan 378 Hari
Kala PM Inggris Ganti Keir Starmer, Larry Tetap Jadi Kucing Downing Street 10
Studi Ini Kuak Kandungan Buah Delima Bisa Bantu Otak Cegah Alzheimer
Baru Menjabat, PM Baru Inggris Keir Starmer Soroti Banyaknya Narapidana
7 Juli 1937: Awal Mula Insiden Jembatan Marco Polo, Sekitar 100.000 Orang China Tewas
Ketegangan Meningkat, Taiwan Deteksi 62 Pesawat Militer China dalam 24 Jam
Uni Eropa: Opsi Berbayar Facebook-Instagram Langgar Aturan
Jepang dan Sejumlah Negara Anggota NATO Akan Latihan Militer di Hokkaido, Sinyal Waspada untuk China?
Ribuan Orang di Korea Selatan Keracunan Kimchi yang Terkontaminasi Virus
Bangladesh Protes Kualitas Peralatan Militer yang Dibeli dari China di Bawah Standar
Euro 2024
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Top 3: Zodiak yang Paling Suka Traveling
Top 3 Berita Bola: Prancis Rebut Tiket Semifinal Euro 2024 usai Menang Dramatis atas Portugal Lewat Adu Penalti
Berita Terkini
PBNU Tetapkan 1 Muharram 1446 H Senin 8 Juli 2024, Ini Perhitungannya
BNPB: Gempa Batang Sebabkan Bangunan Rusak dan 4 Warga Luka-Luka
Hasil IBL 2024: Menang Dramatis atas Pelita Jaya, Satria Muda Rebut 10 Kemenangan Beruntun
Hasil PLN Mobile Proliga 2024: Sikat PBS, LavAni Juara Putaran Pertama Final Four
Potret Han So Hee Kembali Potong Rambut Pendek Setelah 3 Tahun Panjang, Dipuji Makin Cantik
PBSI Masih Tunggu Keputusan Keluarga soal Jenazah Zhang Zhi Jie
Antisipasi Bencana, Sekda Sebut Jabar Perlu Manajemen Penanggulangan Super Team
Satu Korban Longsor di Blitar Akhirnya Ditemukan Setelah 8 Hari Pencarian
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Final Four PLN Mobile Proliga 2024: Siapa Rebut Gelar Juara?
Buka Layanan Paspor 'After Hour', Imigrasi Tanjungpandan Raih Penghargaan di Belitung Expo 2024
Dihadiri 2.022 Orang, Pagelaran Reuni Akbar Jemaah Umrah di TMII Pecahkan Rekor MURI
Tambang Emas Suwawa Longsor, Puluhan Orang Dilaporkan Tertimbun
Jokowi Khawatir Dampak Perubahan Iklim, PAN Komitmen Percepat Transisi Energi
Astronot NASA Keluar dari Simulasi Misi Mars Setelah Bertahan 378 Hari
3 Tips Velove Vexia 18 Tahun Eksis di Dunia Seni: Persiapan dengan Rasa Percaya Diri hingga Support System