, Hebron - Bertepatan dengan Idul Adha yang ditandai dengan berlangsungnya ritual haji tahunan, sebuah keluarga Palestina di Beit Kahel, sebelah utara Hebron di Tepi Barat mengenang peristiwa tragis yang mereka alami tahun lalu pada hari yang sama.
Alkisah tentara Israel menyerbu rumah Aref Asafreh dan menangkap ketiga putranya beberapa jam kemudian, sehari setelah mereka merayakan Idul Adha.
"Pasukan mengepung rumah saya dan memerintahkan keluarga berada dalam satu kamar, dan mulai menginterogasi putra-putra saya selama lima jam. Kemudian mereka membawa Qasem, istrinya Enas, dan dua putra lainnya, Ahmed dan Mohammad," katanya.
Advertisement
Mereka juga menyita kendaraan Qasem. Belakangan intelijen Israel menuduh keluarga Palestina itu telah membunuh seorang mantan tentara Israel di permukiman Gush Etzion di utara Hebron.
Baca Juga
Tiga bulan kemudian, pasukan Israel kembali dan menghancurkan empat rumah milik keluarga, salah satunya milik Qasem dan istrinya, demikian dikutip dari laman Aa.com.tr, Jumat (21/7/2020).
Selama satu tahun terakhir, Mohammad (6) dan Abdulrahman (4) menunggu kembalinya orang tua mereka.
Duduk di atas puing-puing rumahnya bersama dengan saudara lelakinya, Saleh, Asafrh mengatakan rasa terpukul itu menjadi lebih keras pada hari-hari spesial seperti Hari Raya, ketika anak-anak mengingat orang tua mereka.
"Mereka kehilangan kehangatan pangkuan ibu. Mereka menanyakan keberadaan orangtua mereka dan kapan mereka akan kembali. Kami tidak punya jawaban," kata Khaleel, saudara laki-laki Qasem.
Meskipun keluarga berusaha untuk memberikan penjelasan dan hal lain, ketidakhadiran kedua orang tua mereka sangat berpengaruh.
Asafreh dan istrinya yang sudah tua merawat tujuh cucu. Sebab, ayah dari cucu mereka ada di penjara. Dengan rumah-rumah mereka diledakkan oleh pasukan Israel, mereka harus berlari pontang-panting mencari tempat berlindung.
"Setelah menangkap putra-putra saya, pasukan pendudukan menangkap tiga keponakan saya. Enam pria di keluarga kami yang kini juga berada di penjara," kata Asafreh.
Asafreh dan istrinya baru bisa bertemu dengan putra mereka sekali saja sejak mereka ditangkap. Alih-alih menahan mereka di penjara tunggal, mereka malah dimasukkan ke penjara berbeda.
Simak Video Pilihan Berikut:
Ratusan massa kembali menggelar aksi solidaritas untuk Palestina di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Jakarta.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kerinduan Ibu Akan Anaknya
![Warga Palestina membentang bendera negara mereka, bergembira menyambut rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/w1RfMaUK5QfqvNzxgzZTfgqM28U=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1739698/original/008906900_1539602608-PP_2.jpg)
Beberapa hari yang lalu, keluarga menerima surat dari Enas (28) yang berhasil diselundupkannya melalui tahanan wanita yang dibebaskan.
"Aku merindukan Qasem dan putra-putra kami hari ini. Saya berharap untuk bersama mereka dan mempersiapkan diri untuk Idul Adha. Saya ingin membelikan mereka pakaian baru yang bagus," tulis wanita yang ditahan di penjara Damon dekat Haifa.
Qasem di penjara Remon di gurun Negev di ujung selatan kota.
Berbicara kepada Anadolu Agency, Mohammad Asafrh, saudara lelaki Enas mengatakan bahwa saudara perempuannya menderita banyak penyakit kronis, kebanyakan dari mereka mengalami interogasi yang keras di Pusat Interogasi Ashkelon.
"Dia menderita sakit kepala terus menerus, iritasi usus besar, dan nyeri pada tulang sebagai akibat dari kekurangan vitamin, dan kurangnya perawatan medis. Tapi dia selalu berusaha menjadi kuat dan sabar," kata Mohammad.
Dilarang bertemu kerabat dan pengacara mereka selama tiga bulan terakhir sejak Corona COVID-19, sebuah stasiun radio Palestina melalui program tahanan suara telah membantu para tahanan untuk saling terhubung, dengan menyiarkan pesan suara keluarga mereka.
"Saya sedang menunggu transmisi radio FM malam hari, untuk mendengarkan Mohammad dan Abdulrahman," tulisnya.
Anak-anak yang pernah bertemu ibu mereka di belakang panel kaca terkejut melihat ibu mereka untuk pertama kalinya, empat bulan setelah penangkapannya.
"Sangat berbahaya melihat mereka menangis di balik panel kaca dan tidak bisa memeluk dan menenangkan mereka. Saya berharap suatu hari nanti saya bisa mencium dan memeluk putra-putra saya," kata Enas dalam suratnya.
Terkini Lainnya
Lewat Terapi Sel Induk, Peneliti China Klaim Pasien Virus Corona Bisa Disembuhkan
Kasus Pertama Virus Corona di Indonesia Jadi Sorotan Dunia
Indonesia Urutan ke-22 Negara di Asia yang Terpapar Kasus Virus Corona COVID-19
Simak Video Pilihan Berikut:
Kerinduan Ibu Akan Anaknya
Idul Adha
Palestina
Israel
Rekomendasi
Hizbullah: Kami Akan Berhenti Menyerang Israel Bila Gencatan Senjata Tercapai di Gaza
Spanyol Minta Bergabung dengan Afsel Gugat Israel di Mahkamah Internasional
14 Negara Keluarkan Imbauan, Minta Warga Hindari Lebanon Imbas Tensi Tinggi Konflik Israel-Hizbullah
PM Lebanon Sebut Negaranya Sedang Berperang, Buntut Konflik Israel Vs Hamas Meluas ke Hizbullah
Turki Dituding Tolak Isi Bahan Bakar Pesawat Israel yang Mendarat Darurat di Negaranya
Israel Perintahkan Warga Khan Younis Mengungsi
Pejabat Hamas: Tak Ada Kemajuan Soal Diskusi Gencatan Senjata
TOPIK POPULER
Live Streaming
Pencadangan Data Pasca Serangan Ransomeware, Kesiapan atau Keterlambatan?
TODAY IN HISTORY
2 Juli 1881: Penembakan Tragis Presiden ke-20 Amerika Serikat James A. Garfield di Hadapan Anaknya
Populer
Swedia Sahkan UU yang Izinkan Kakek-Nenek Dapat Cuti Berbayar untuk Merawat Cucu
Korban Tewas Insiden Terinjak-injak di Acara Keagamaan India Bertambah Jadi 116 Orang
Warga Korea Utara Mulai Wajib Kenakan Pin Kim Jong Un
14 Negara Keluarkan Imbauan, Minta Warga Hindari Lebanon Imbas Tensi Tinggi Konflik Israel-Hizbullah
Hubungi Prabowo Subianto, PM Malaysia Doakan Pulih dari Operasi Kaki-Bersedia Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza
Jutaan Nyamuk Wolbachia Dilepas di Hawaii, Demi Selamatkan Spesies Burung dari Kepunahan
Polisi Australia Tangkap Remaja 14 Tahun Pelaku Penusukan di Universitas Sydney
Mengenal Omega Centauri, Gugus Bintang Paling Terang dan Padat
Petaka Pertemuan Keagamaan di India, 87 Orang Tewas Terinjak Akibat Berdesakan
Euro 2024
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Berita Terkini
Haji Thoriq Jadi Meme di Mana-Mana, Thariq Halilintar Siapkan Umrah Gratis bagi Orang Terkreatif
Pekerja Tekstil yang Dipecat Tak Dapat Jaminan Kehilangan Pekerjaan, DPR Minta BPJS Telusuri
7 Khasiat Torpedo Sapi yang Jarang Diketahui, Tak Kalah dari Torpedo Kambing
3 Doa Pembuka Pintu Rezeki Secepat Kilat dan Pelunas Utang dari Imam Nawawi
iPhone 16 Pro Max akan Dilengkapi Baterai Berkapasitas Besar, Fans Apple Antusias!
Rekomendasi Set Top Box untuk TV Tabung Bersertifikat Kominfo, Simak Cara Memasangnya
Harga Emas Antam Turun Tipis Hari Ini, Cek Rinciannya
Zonasi Penjualan Rokok di RPP Kesehatan, Paguyuban Pedagang Madura: Bukti Pemerintah Tak Peka
Sempat Dikira Kambing, Korban Tewas Kebakaran SPBU di Pati Ternyata Sopir Espass
Kecelakaan Pesawat Jet Militer Subsonik Su-25 Georgia Saat Latihan, Pilot Tewas
Terlihat Sepele, Ternyata Paparan Cahaya Sepanjang Hari Bisa Mempengaruhi Kesehatan Mental Anda
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Seorang Jemaah Haji Pasuruan Meninggal di Jedah Usai Terjatuh di Kamar Mandi
Infografis Pasca-Serangan Ransomware ke PDN, Kementerian dan Lembaga Negara Wajib Cadangkan Data