uefau17.com

WHO Prediksi Pertengahan April Jadi Puncak Corona COVID-19 di Malaysia - Global

, Kuala Lumpur- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi jumlah kasus Virus Corona COVID-19 di Malaysia akan memuncak pada pertengahan April. Prediksi itu berdasarkan kurva infeksi yang mulai rata. 

Kepala Misi dan Perwakilan WHO untuk Malaysia, Brunei dan Singapura, Ying-Ru Lo mengatakan, "Berdasarkan data yang tersedia, Kantor Negara WHO memproyeksikan bahwa Malaysia akan melihat puncak dalam kasus-kasus yang dirawat di rumah sakit pada pertengahan April," seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis, (2/4/2020). 

Malaysia dilaporkan memiliki 2.908 kasus yang dikonfirmasi, yang merupakan jumlah infeksi Virus Corona COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara. Dengan adanya hal itu, pembatasan perjalanan dan pergerakan untuk menahan penyebaran virus telah diberlakukan.

Ying-Ru Lo menyampaikan, jumlah pasien yang sakit kritis diperkirakan akan mencapai puncaknya dalam minggu depan, lalu menambahkan bahwa proyeksi WHO dapat berubah.

"Ada tanda-tanda awal perataan kurva, tetapi ini bisa bangkit kembali jika langkah-langkah pengendalian dicabut dan jika orang tidak terus mengambil langkah-langkah perlindungan," tutur Ying-Ru Lo. 

Selain itu, data tentang infeksi baru sejauh ini dan langkah-langkah pengawasan tambahan tidak menunjukkan penyebaran masyarakat luas di negara itu, tambah Ying-Ru Lo. 

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Situasi di Malaysia

Saat ini ada 102 pasien Virus Corona COVID-19 yang dilaporkan dalam perawatan intensif di seluruh Malaysia, dan 45 kematian.

Tingkat infeksi baru tampaknya melambat di tengah pembatasan gerakan, kata Kementerian Kesehatan Malaysia pada Rabu, 1 April 2020.

Dalam beberapa hari terakhir, Malaysia telah meningkatkan kapasitas pengujian diagnostik. Negara itu juga dilaporkan telah menguji lebih dari 7.000 sehari dari 3.500 pada pekan lalu. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat