, Praha - Kuburan seorang wanita dan bayi Romani yang meninggal sebagai tahanan selama Perang Dunia II ditemukan di Republik Ceko.
Kerangka tersebut, yang ditemukan di bekas kamp konsentrasi Nazi, menunjukkan wilayah itu diduga digunakan untuk memenjarakan bagsa Romani.
Kuburan-kuburan itu berada di antara lebih dari 300 korban orang Romani yang diperkirakan berada di lokasi kamp, dekat Desa Lety, sekitar 40 mil (65 kilometer) barat daya Praha.
Advertisement
Keberadaan kamp Lety telah lama menjadi masalah politik di Republik Ceko modern. Beberapa politikus, mungkin berusaha untuk membungkam tuduhan kolaborasi Ceko dengan diktator Jerman, Adolf Hitler, pada masa pertempuran.
Baca Juga
Meski banyak pejabat yang mengonfirmasi bahwa wilayah tersebut tidak pernah digunakan sebagai kamp konsentrasi untuk memenjarakan orang-orang Romani, tetapi makam yang baru ditemukan ini menunjukkan bahwa kamp Lety memang dipakai untuk membantai mereka di bawah hukum rasial Nazi.
Ilmuwan mengira, korban meninggal akibat penyakit menular yang mematikan atau kelaparan selama Holocaust.
"Ini adalah situs pertama yang dapat dihubungkan dengan Holocaust Romani," kata arkeolog Pavel Vareka dari University of West Bohemia yang memimpin penggalian tersebut untuk Museum Budaya Romani Republik Ceko, dikutip dari Live Science, Sabtu (28/9/2019).
Sekitar 1.300 orang Romani diperkirakan telah dipenjara di kamp Lety selama Perang Dunia II. Lebih dari 327 di antaranya tewas di sana, termasuk 241 anak-anak. Sekitar 500 orang dideportasi ke kamp kematian Auschwitz di Polandia, lapor Kantor Berita Ceko, CTK.
Vareka mengatakan kepada Live Science, kuburan yang baru digali itu diperiksa tanpa menghilangkan kerangka manusia yang ada didalamnya, untuk menghormati praktik budaya Romani.
"Kami memiliki kesepakatan dengan kerabat yang masih hidup bahwa tidak akan ada pengangkatan tulang dari liang lahat, sehingga korban akan beristirahat dengan tenang di mana mereka dimakamkan," tutup Vareka.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Sepintas Tentang Bangsa Romani
![Bangsa Romani](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/DaxCfdXHw5qZVwZtovYVWQWvMG8=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2924645/original/085701200_1569661912-romani_3.jpg)
Etnis Romani tidak berhubungan dengan kota atau orang Roma, negara atau bangsa Romawi kuno, dan negara atau bangsa Romania.
Bahasa, kebudayaan, dan nenek moyang orang Romani bisa ditelusuri ke India bagian utara, kira-kira 1.000 tahun silam. Orang Romani masih dianggap sebagai kelompok yang nomaden, meskipun faktanya mereka sekarang telah tinggal di rumah permanen.
Penyebaran orang Romani begitu luas, tidak hanya di sebelah selatan dan sebelah timur Eropa, melainkan juga di benua Amerika dan di Timur Tengah.
Alasan mereka meninggalkan India kurang jelas. Beberapa pakar percaya bahwa nenek moyang mereka bisa jadi adalah perajin dan penghibur yang bergabung dengan pasukan prajurit yang meninggalkan Tanah Airnya setelah konflik-konflik militer.
Apapun alasannya, orang Romani tiba di Eropa sebelum tahun 1300 Masehi melalui Persia dan Turki.
Di Eropa, opini populer tentang orang Romani berkisar antara dua hal yang sangat ekstrem. Di satu pihak, mereka diidolakan dalam dalam beberapa novel dan film sebagai kaum pengembara yang ramah dan santai, yang tidak segan-segan menyatakan perasaan suka dan duka melalui nyanyian dan tarian.
Namun di lain pihak, mereka dijelek-jelekan sebagai orang yang tidak bisa dipercaya, misterius, dan suka curiga. Selamanya, mereka dianggap orang luar yang terasing dan terpisah dari masyarakat di sekitarnya.
Di berbagai tempat di dunia, orang Romani disebut Gipsi, Gypsy, Gipsy, Gypsi, Gitanos, Zigeuner, Tsigani, atau Cigany. Istilah-istilah ini bisa dianggap berkonotasi negatif.
Advertisement
Sejarah Kamp Lety
![Bangsa Romani](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/7zGC3_nLkHixBZvTtaCehmCUBbg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2924647/original/067909900_1569662338-romani_4.jpg)
Cekoslovakia atau Czecho-Slovakia (kini sudah jadi Ceko dan Slovakia) diserang oleh tentara Nazi pada Maret 1939, yang sebagian menyebabkan pecahnya Perang Dunia II pada September di tahun itu.
Bagian Ceko dari Cekoslovakia diperintah oleh Jerman hingga 1945 sebagai Protektorat Bohemia dan Moravia, sementara Slovakia menjadi negara terpisah di bawah kendali Jerman.
Undang-undang ras Nazi diberlakukan di Nuremburg pada tahun 1935, mengklasifikasikan Romani sebagai "musuh negara berbasis ras," bersama dengan orang Yahudi dan orang kulit hitam. Sebagai akibatnya, puluhan ribu orang Romani dipaksa masuk ke kamp konsentrasi di wilayah-wilayah yang diduduki Nazi.
Sejarawan memperkirakan, sekitar seperempat juta orang terbunuh dalam genosida Romani di Cekoslovakia, yang disebut sebagai porajmos dalam bahasa Romani, menurut Live Science.
Kamp di Lety dibangun beberapa minggu, sebelum invasi Jerman, sebagai "kamp kerja" bagi para penjahat. Namun tempat itu pertama kali digunakan di bawah Nazi untuk memenjarakan Romani pada akhir 1942.
Lebih dari 200 Romani meninggal karena kelaparan dan penyakit di kamp Lety sebelum Mei 1943, ketika ditutup di tengah kekhawatiran merebaknya wabah tipus, kata arkeolog Pavel Vareka dari University of West Bohemia. Kamp kemudian dibakar.
"Dua deportasi besar dari ratusan tahanan Romani ke kamp kematian Nazi di Auschwitz terjadi sebelum peristiwa tersebut," imbuh Vareka.
Investigasi Arkeologi
![Bangsa Romani](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/W9cs0o7j3tvmkUo1NbrH2hM0oUk=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2924648/original/074758600_1569662777-romani_5.jpg)
Penggalian dimulai pada tahun 2016. Waktu itu, tim Vareka tidak diizinkan untuk mengakses tanah yang dulunya ditempati oleh industri peternakan babi tersebut, yang dibangun di atas bekas kamp pada tahun 1970-an.
"Situasi berubah pada tahun lalu, ketika pemerintah Ceko membeli seluruh lahan pertanian," tutur Vareka.
Dua kuburan Romani --satu berisi kerangka seorang wanita muda berusia kurang dari 40 tahun, dan satu lagi berisi tulang-tulang bayi baru lahir-- ditemukan dalam beberapa minggu terakhir selama penggalian.
Kuburan-kuburan itu terletak di sudut barat daya makam, dan enam situs kuburan lainnya telah diidentifikasi di sana oleh survei geofisika non-invasif.
Pertanian industri di situs itu sekarang sedang dibongkar, meskipun bangunannya telah menghancurkan banyak nilai arkeologis. Para arkeolog kemungkinan akan menyelidiki bagian-bagian bekas kamp.
Tim peneliti juga bakal terus menggali tumpukan limbah kamp, di mana beberapa artefak pribadi dari tahanan telah ditemukan, termasuk manik-manik, kancing pakaian dan pecahan cermin.
Terkini Lainnya
Prancis Gelar Misa, Kenang Pembantaian Nazi dalam Perang Dunia II
Berlin Akan Kebumikan 300 Sisa Jasad Korban Eksperimen Dokter Era Nazi
5 Teori Gila soal Adolf Hitler yang Tak Diketahui Orang
Sepintas Tentang Bangsa Romani
Sejarah Kamp Lety
Investigasi Arkeologi
Ceko
Nazi
Rekomendasi
Rusia Rayakan Hari Kemenangan Perang Dunia II, Putin Peringatkan Barat: Pasukan Kami Siap Tempur
Copa America 2024
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Bawaslu Sulut Pastikan Pengungsi Gunung Ruang Punya Hak Pilih dalam Pilkada 2024
Nadiem Makarim Masuk Daftar Usulan Cagub DKI dari PSI Jakut
Hasil Mukerwil DPW PPP Sulsel: Dukung Kepemimpinan Mardiono hingga Sepakat Sukseskan Pilkada 2024
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
7 Juli 1937: Awal Mula Insiden Jembatan Marco Polo, Sekitar 100.000 Orang China Tewas
Populer
Ribuan Orang di Korea Selatan Keracunan Kimchi yang Terkontaminasi Virus
Kala PM Inggris Ganti Keir Starmer, Larry Tetap Jadi Kucing Downing Street 10
Bangladesh Protes Kualitas Peralatan Militer yang Dibeli dari China di Bawah Standar
Hubungan William-Kate dan Harry-Meghan Disebut-sebut Tak Bisa Sehangat Dulu
Serangan Udara Israel Tewaskan 16 Orang di Sekolah Gaza
Astronot NASA Keluar dari Simulasi Misi Mars Setelah Bertahan 378 Hari
Serangan Udara Rusia Bikin 100.000 Warga Ukraina Kehilangan Aliran Listrik
Ketegangan Meningkat, Taiwan Deteksi 62 Pesawat Militer China dalam 24 Jam
Jepang dan Sejumlah Negara Anggota NATO Akan Latihan Militer di Hokkaido, Sinyal Waspada untuk China?
Produser Film Titanic Jon Landau Meninggal Dunia di Usia 63 Tahun
Euro 2024
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Top 3: Zodiak yang Paling Suka Traveling
Top 3 Berita Bola: Prancis Rebut Tiket Semifinal Euro 2024 usai Menang Dramatis atas Portugal Lewat Adu Penalti
Berita Terkini
PBNU Tetapkan 1 Muharram 1446 H Senin 8 Juli 2024, Ini Perhitungannya
BNPB: Gempa Batang Sebabkan Bangunan Rusak dan 4 Warga Luka-Luka
Hasil IBL 2024: Menang Dramatis atas Pelita Jaya, Satria Muda Rebut 10 Kemenangan Beruntun
Hasil PLN Mobile Proliga 2024: Sikat PBS, LavAni Juara Putaran Pertama Final Four
Potret Han So Hee Kembali Potong Rambut Pendek Setelah 3 Tahun Panjang, Dipuji Makin Cantik
PBSI Masih Tunggu Keputusan Keluarga soal Jenazah Zhang Zhi Jie
Antisipasi Bencana, Sekda Sebut Jabar Perlu Manajemen Penanggulangan Super Team
Satu Korban Longsor di Blitar Akhirnya Ditemukan Setelah 8 Hari Pencarian
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Final Four PLN Mobile Proliga 2024: Siapa Rebut Gelar Juara?
Buka Layanan Paspor 'After Hour', Imigrasi Tanjungpandan Raih Penghargaan di Belitung Expo 2024
Dihadiri 2.022 Orang, Pagelaran Reuni Akbar Jemaah Umrah di TMII Pecahkan Rekor MURI
Tambang Emas Suwawa Longsor, Puluhan Orang Dilaporkan Tertimbun
Jokowi Khawatir Dampak Perubahan Iklim, PAN Komitmen Percepat Transisi Energi
Astronot NASA Keluar dari Simulasi Misi Mars Setelah Bertahan 378 Hari
3 Tips Velove Vexia 18 Tahun Eksis di Dunia Seni: Persiapan dengan Rasa Percaya Diri hingga Support System