, Chicago - CEO Boeing, Dennis A Muilenburg, meminta maaf atas hilangnya total 346 nyawa dalam dua kecelakaan nahas yang semuanya melibatkan 737 MAX 8 pada Oktober 2018 dan Maret 2019; Lion Air JT 610 dan Ethiopian Airlines ET 302.
"Kami, Boeing, meminta maaf atas hilangnya nyawa dalam kecelakaan 737 baru-baru ini dan dengan giat berfokus pada keselamatan untuk menjamin agar tragedi seperti ini tidak pernah terjadi lagi," kata Muilenburg lewat akun Twitter @BoeingCEO tertanggal 4 April 2019.
Advertisement
Baca Juga
Unggahan itu juga disertai video di mana Muilenburg menyampaikan permohonan maaf secara lisan.
We at Boeing are sorry for the lives lost in the recent 737 accidents and are relentlessly focused on safety to ensure tragedies like this never happen again. Watch the full video here: # pic.twitter.com/G9uIHjxsWi
— Dennis A. Muilenburg (@BoeingCEO) April 4, 2019
"Tragedi ini membebani pikiran dan perasaan kami. Kami berbelasungkawa pada keluarga korban penumpang dan awak di pesawat Lion Air 610 dan Ethiopian Airlines 302."
"Kami semua merasakan bela sungkawa dan ikut merasakan duka mereka yang ditinggalkan orang-orang tercinta."
"Detail lengkap mengenai apa yang terjadi pada dua kecelakaan ini akan dirilis oleh pemerintah setempat dalam laporan final mereka."
"Tapi, dengan dirilisnya laporan awal dari penyelidikan kecelakaan Ethiopian Airlines 302, tampaknya pada dua penerbangan (termasuk JT 610, red), perangkat Maneuvering Characteritics Augmentation System (MCAS) teraktivasi saat merespons informasi Angle of Attack (AOA) yang keliru."
"Sejarah sejumlah industri penerbangan menunjukkan bahwa kecelakaan terjadi akibat faktor berantai, dan inilah yang terjadi lagi. Dan kami tahu kami bisa menunjukkan salah satu mata rantainya dalam dua kecelakaan itu."
"Seperti yang telah dikatakan para pilot kepada kami, 'aktivasi keliru dari fungsi MCAS bisa menambah beban pada lingkungan kerja yang penuh dengan tekanan."
"Ini menjadi tanggung jawab kami untuk mengeliminasi risiko tersebut."
"Kami memilikinya dan kami tahu cara melakukannya."
--CEO Boeing, Dennis A Muilenburg--
Sistem Bermasalah?
Pilot di atas pesawat Ethiopian Airlines ET 302 melawan sistem kontrol penerbangan otomatis pesawat selama hampir seluruh durasi penerbangan enam menit, menurut laporan awal ke dalam kecelakaan yang diperoleh CNN pada hari Kamis.
Kapten dan perwira pertama (kopilot) berjuang ketika salah satu sistem Boeing 737 MAX 8, yang dirancang untuk mencegah pesawat mengalami kondisi stall/stalling, berulang kali memaksa hidung pesawat turun (nose-dive).
Dalam dinamika aviasi, stall adalah pengurangan koefisien gaya angkat yang dihasilkan oleh foil sebagai Angle of Attack (AOA) yang bertambah dari batas normal. Hal ini terjadi ketika sudut kritis AOA pada foil itu telah melewati batas wajar.
Demi keluar dari stall, pilot biasanya meningkatkan AOA dan sudut kritis AOA dengan tujuan untuk memperlambat kecepatan stall dalam level flight.
Namun, jika langkah antisipasi tidak dilakukan, kondisi stall mengakibatkan airflow menjadi terpisah dari airfoil. Itu akan memicu pesawat mengalami hentakan (buffeting) atau perubahan attitude (perubahan pada rotasi tiga dimensi sudut) --yang salah satunya adalah penurunan altitude secara mendadak.
Selama hampir enam menit, laporan menunjukkan, para pilot bekerja melalui serangkaian prosedur untuk mencoba mendapatkan kembali kendali atas pesawat.
Masalah-masalah di atas pesawat jet Ethiopian Airlines mencerminkan apa yang terjadi pada Lion Air JT 610 - yang mengoperasikan model 737 MAX 8 yang sama dan jatuh pada bulan Oktober - dalam apa yang bisa menjadi pukulan signifikan bagi Boeing.
Kapten Ethiopian Airlines telah meminta melakukan "pitch up, pitch up, pitch up! (naik)" untuk memberi tahu ko-pilot untuk mengangkat hidung pesawat, menurut laporan awal.
Kedua pilot mencoba untuk mengangkat hidung pesawat bersama-sama agar pesawat tetap terbang, tetapi mereka tidak dapat mendapatkan kembali kendali.
Sistem anti-stall terus mendorong hidung ke bawah empat kali selama penerbangan.
Pada akhirnya, setelah para pilot kembali ke Addis Ababa, sistem otomatis melempar pesawat itu menukik curam yang tidak memungkinkannya untuk kembali ke level-flight.
Pada akhirnya, pesawat itu jatuh menukik ke tanah. Semua 157 orang di dalamnya tewas.
Laporan mengenai kecelakaan Ethiopian Airlines tidak secara khusus menyebutkan sistem anti-stall pesawat Boeing 737 MAX 8 - disebut Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) - yang juga diduga berkontribusi pada bencana Lion Air.
Namun temuan itu memungkinkan sistem MCAS mendorong pesawat untuk melakukan nose-dive, karena dipicu oleh kesalahan pembacaan sensor Angle of Attack (AOA).
Sistem MCAS secara otomatis menurunkan hidung pesawat ketika menerima informasi - yang diduga keliru - dari sudut luar sensor AOA, di mana sensor mengindikasikan kepada pilot bahwa pesawat terbang terlalu lambat atau curam, dan berisiko mengalami stalling.
Simak video pilihan berikut:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
ET 302 dalam Kondsi Menukik 40 Derajat Saat Jatuh
Kronologi penerbangan, yang dirinci dalam laporan awal, mengungkapkan bahwa perjuangan pilot untuk mengendalikan pesawat dimulai beberapa saat setelah pesawat lepas landas dari Bandara Internasional Addis Ababa Bole, dalam perjalanan ke Nairobi.
Tepat setelah lepas landas, salah satu sudut sensor AOA di atas pesawat mulai memberikan informasi yang salah ke sistem pesawat, menunjukkan kondisi stalling kepada pilot di kokpit. Sebuah tongkat getar (stick shaker) - sistem lain yang dimaksudkan untuk memperingatkan pilot tentang kondisi stall yang akan segera datang - mulai menggetarkan kontrol kendali pilot (yoke).
Sistem pesawat -MCAS- salah mengartikan sensor dan kemudian berusaha melakukan nose-dive.
Menyadari masalah dengan trim otomatis, pilot mengikuti prosedur darurat dan mematikan sistem.
Namun, pilot mencoba menggunakan roda trim manual cadangan untuk menyesuaikan trim, tetapi pesawat terbang terlalu cepat dan roda trim manual secara fisik tidak mungkin untuk beroperasi, menurut seorang pilot 737 yang menjadi narasumber CNN.
Di menit terakhir penerbangan, pilot memberi tahu ko-pilot bahwa mereka harus menaikkan hidung (pitch-up/nose-up) bersama.
Tiga puluh dua detik sebelum kecelakaan, kedua pilot mencoba menaikkan hidung, dan untuk sesaat, penstabil pesawat, dikendalikan oleh trim, membuat perubahan yang sesuai.
Tetapi lima detik kemudian, sistem otomatis pesawat sekali lagi melakukan nose-dive, menukikkan sudut hidung lebih jauh. Pesawat itu miring 40 derajat ke bawah, meluncur ke tanah dengan kecepatan 575 mil per jam saat jatuh.
Terkini Lainnya
Pilot Ethiopian Airlines Sudah Sesuai Prosedur, Sistem Boeing Bermasalah?
Ini Isi Laporan Awal Kecelakaan Ethiopian Airlines yang Tewaskan 157 Orang
Boeing: Perbaikan Software 737 MAX Usai Tragedi Ethiopian Airlines Kelar Akhir Maret
ET 302 dalam Kondsi Menukik 40 Derajat Saat Jatuh
Boeing
Boeing Minta Maaf
Boeing 737 MAX
Ethiopian Airlines
Lion Air JT 610
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Survei TBRC: Jelang Pilkada 2024 Kabupaten Yalimo Papua, Nama Bupati Petahana Unggul
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
5 Juli 2019: Gempa Bumi M6,9 di California, Bangunan Bergoyang dan Terjadi Kebakaran
Populer
Partai Buruh Menang Pemilu, Keir Starmer yang Bergelar Bangsawan Jadi PM Inggris Gantikan Rishi Sunak
5 Galaksi Satelit Bima Sakti
Indonesia Siap Bagi Pengalaman Keharmonisan Antar Umat Beragama di Konferensi Internasional Ini
Ilmuwan Temukan Perubahan Iklim Buat Jamur Lebih Beracun untuk Manusia
Profil Keir Starmer, PM Inggris Baru Pengganti Rishi Sunak yang Punya Gelar 'Sir'
Model di Inggris Jual Wine Pakai Anggur yang Diinjak Kakinya, Harganya Rp2 Juta Per Botol
Mengenal Galaksi Satelit, Kunci Menuju Materi Gelap
Hujan Picu Banjir India-Bangladesh, 9 Orang Tewas dan 3 Juta Warga Terdampak
Gunung Etna Meletus, Semburan Abu Vulkanik dan Lava Picu Bandara Catania Ditutup
Euro 2024
Euro 2024: Pengakuan Jujur Pelatih Jerman dan Ungkapan Sedih Toni Kroos Usai Akhiri Karier dengan Kecewa
Euro 2024: Komentar 2 Pahlawan Spanyol Mikel Merino dan Dani Olmo Usai Singkirkan Jerman di Perempat Final
Hasil Euro 2024: Dramatis, Prancis Singkirkan Portugal 5-3 Lewat Adu Penalti
Hasil Euro 2024: Pedri Cedera, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 untuk Tiket Semifinal
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Berita Terkini
Sektor Otomotif Lesu, Gaikindo: Butuh Insentif dari Pemerintah
Menyusuri Eksotisme Gua Angin dan Gua Clearwater Sarawak Malaysia
Euro 2024: Pengakuan Jujur Pelatih Jerman dan Ungkapan Sedih Toni Kroos Usai Akhiri Karier dengan Kecewa
Ingat, Pesilat Dilarang Konvoi Motor saat Peringatan Suroan di Madiun
Mengenal Bursa Mt Gox, Salah Satu Penyebab Penurunan Bitcoin Baru-Baru Ini
3 Resep Nanas Goreng, Camilan Lezat Mudah Dibuat untuk Temani Santai Akhir Pekan
Kecelakaan Parah di Sachsenring, Marc Marquez Bisa Ikut MotoGP Jerman 2024?
IPO Pengelola Lapangan Golf Milik Anak Tommy Soeharto Oversubscribed 27 Kali
Kenali Ciri-Ciri Pakaian Anak Impor Ilegal, Dijual Bebas di Pasar Tanah Abang
Catat, 6 Tempat Wisata di Bandung yang Pernah Jadi Lokasi Syuting
Gus Baha, Hidup adalah Nikmat yang Dirindukan oleh Orang Mati
Survei TBRC: Jelang Pilkada 2024 Kabupaten Yalimo Papua, Nama Bupati Petahana Unggul
Euro 2024: Komentar 2 Pahlawan Spanyol Mikel Merino dan Dani Olmo Usai Singkirkan Jerman di Perempat Final
Pemkot Depok Optimis Bisa Kurangi Kemacetan, Beberkan Solusinya
Perbedaan Mendaki dari Jalur Karangan dengan Rute Angin-Angin di Gunung Latimojong Sulsel