, New Delhi - Buruknya infrastruktur dan kelangkaan di tingkat nasional membuat air menjadi barang mahal di India, namun harga yang harus dibayar Sushila Devi, warga lokal, lebih mahal dari kebanyakan orang lainnya. Ia harus kehilangan suami dan anak lelakinya untuk memaksa pemerintah memasok air ke daerah kumuh yang ia sebut rumah.
"Mereka mati karena permasalahan air, bukan sebab lainnya," ujar wanita berusia 40 tahun ini, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (7/7/2018).
Baca Juga
Saat menjawab pertanyaan itu, Devi mengenang pertikaian yang menewaskan dua dari anggota keluarganya di bulan Maret, hanya karena tangki yang mengangkut air minum. Atas insiden ini, akhirnya pemerintah melakukan pengeboran sumur.
Advertisement
"Sekarang kondisinya lebih baik. Namun sebelumnya … air mengandung kerak, kami bahkan tidak dapat mencuci tangan dan kaki dengan air semacam itu," ujarnya kepada Thomson Reuters Foundation di New Delhi.
India menderita akibat krisis air terburuk dalam sejarahnya, yang mengancam ratusan juta jiwa dan mengacaukan pertumbuhan ekonomi, ujar sebuah laporan lembaga pemikir pemerintah di bulan Juni.
Dari Himalaya di utara hingga pantai berpasir dengan deretan pohon nyiur di selatan, 600 juta orang -- hampir setengah populasi India -- menghadapi kelangkaan air yang akut, dengan hampir 200.000 orang mengalami kematian akibat polusi air.
Warga seperti Devi rela mengantre berjam-jam dengan membawa pipa, menenteng jerigen dan ember demi mendapatkan air dari truk-truk tangki. Acapkali diwarnai dengan saling sikut, dorong bahkan pukul.
Apabila air keran mereka mengalir, air yang keluar sering kali kotor sehingga sering menimbulkan penyakit, infeksi, disabilitas dan bahkan kematian, ujar para pakar.
"Airnya seperti racun," ujar Devi, yang masih mengandalkan pasokan dari tangki pemasok air minum, di luar gubuk satu kamarnya di daerah Wazipur, bagian dari ibukota Delhi yang telah lama menghadapi krisis air.
"Kondisinya lebih baik sekarang, namun masih tidak aman untuk diminum. Untuk keperluan mandi dan mencuci piring tidak masalah.”
Polusi air adalah sebuah tantangan besar, ujar laporan tersebut. Dengan hampir 70 persen pasokan air di India yang terkontaminasi, berdampak pada tiga dari empat warga India dan berkontribusi pada 20 persen penyakit yang timbul.
Meskipun demikian hanya sepertiga dari air limbah yang ada yang diolah, artinya air limbah mengalir ke sungai-sungai, danau-danau, kolam-kolam dan akhirnya mencemari air tanah.
"Air permukaan kami terkontaminasi, air tanah kami terkontaminasi. Lihat, air dimana-mana terkontaminasi karena kita tidak mengolah limbah padat dengan benar," ujar penyusun laporan, Avinash Mishra.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Setelah mengucapkan janji suci pernikahan, pengantin pria di Puttur, India, membawa pulang istrinya menggunakan mobil buldozer lengkap dengan hiasan bunga.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Hilangnya Mata Pencaharian
![Ilustrasi air (iStockphoto)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/k4qI5eK6razV8kUYMKDOqHtgJHg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1944804/original/039668600_1519791504-iStock-694729912.jpg)
Sementara itu, penggunaan air tanah yang tidak terkendali oleh petani dan warga kaya telah menyebabkan tingkat air tanah anjlok ke rekor terendah.
Laporan itu memperkirkan 21 kota besar, termasuk New Delhi dan pusat IT India yaitu Bengaluru, akan mengalami kelangkaan air tanah menjelang tahun 2020 yang akan berdampak pada 100 juta orang.
Kepala WaterAid India, VK Madhavan, mengatakan kondisi air tanah di India sekarang sangat terkontaminasi.
"Kami bergumul dengan berbagai persoalan, dengan berbagai kawasan yang terkontaminasi arsenik, kontaminasi flouride, dengan salinitas dan nitrat," ujarnya, menyebutkan semua unsur kimia yang terkait dengan timbulnya penyakit kanker.
Arsenik dan fluoride timbul secara alami dalam air tanah, namun kedua unsur kimia itu menjadi semakin terkonsentrasi saat air menjadi semakin langka, sementara nitrat berasal dari pupuk, pestisida, dan limbah industri lainnya yang telah meresap ke dalam pasokan air tanah.
Kadar kimia dalam air telah begitu tinggi, ujarnya, sehingga kontaminasi bakteri – sumber penyakit yang terkait dengan air seperti diare, kolera, dan typhus – “berada di urutan kedua penyebab masalah.”
"Buruknya kualitas air – menyebabkan hilangnya mata pencaharian. Anda jatuh sakit karena tidak memiliki akses ke sumber air minum yang aman, karena air terkontaminasi."
"Beban akibat ketiadaan akses ke air minum yang aman, beban terbesar ditanggung oleh si miskin dan mereka yang harus menanggung harganya."
Terkini Lainnya
Undang Justin Bieber di Pesta Pranikah, Anant Ambani Putra Orang Terkaya di Asia Rogoh Kocek Segini
Dalai Lama Bantah Rumor Kesehatannya yang Memburuk pada Ulang Tahun ke-89
Bisnis Pernikahan di India Tembus Rp 2.116 Triliun, Kok Bisa?
Hilangnya Mata Pencaharian
India
Rekomendasi
Dalai Lama Bantah Rumor Kesehatannya yang Memburuk pada Ulang Tahun ke-89
Bisnis Pernikahan di India Tembus Rp 2.116 Triliun, Kok Bisa?
Kepolisian Bakal Blokade Jalan 4 Hari demi Pernikahan Mewah Anant Ambani dan Radhika Merchant, Warga Mumbai India Ngamuk
Kedubes India Gandeng Rumania Luncurkan Jakarta Diplomatic Film Club, Jadi Wadah Unjuk Gigi Sinema Dunia
Lewat Pameran Lukisan, 1 Seniman Indonesia Bareng 19 Pelukis ASEAN-India Pamer Hubungan Budaya dan Sejarah
Dramatis, Ibu di India Melahirkan di Atas Perahu Akibat Banjir
Hujan Picu Banjir India-Bangladesh, 9 Orang Tewas dan 3 Juta Warga Terdampak
Pengamat Hukum UI: Proses Pembangunan Gedung Kedubes India di Jakarta Tak Salahi Aturan
Minyak Sawit Dihadang Kampanye Hitam Lagi, Kini dari Seleb dan Anak Muda India
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
9 Juli 1996: Satu Keluarga di Inggris Diserang dengan Palu Secara Brutal
Populer
Dalai Lama Bantah Rumor Kesehatannya yang Memburuk pada Ulang Tahun ke-89
Turki Siap Pulihkan Hubungan dengan Suriah, Ini Kata Erdogan
Netanyahu Ogah Hentikan Perang di Jalur Gaza
Indonesia Kecam Serangan Udara Tentara Israel ke Sekolah Palestina
Sejumlah Kereta Subway di Boston Dipasangi Wajah Lucu, Tujuannya Supaya Bikin Orang Senyum
Adik Kim Jong Un Murka dengan Latihan Militer Korea Selatan di Dekat Wilayah Perbatasan
Pengunjung Taman Nasional Death Valley AS Meninggal Dunia Akibat Suhu Panas Ekstrem
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Astronom Temukan Supergugus Galaksi Raksasa
Pegi Setiawan
Kalah di Praperadilan Pegi Setiawan, Kasus Vina Cirebon Bakal Ditarik ke Mabes Polri?
Pegi Setiawan Menang Praperadilan, Salah Tangkap atau Salah Prosedur?
Pegi Setiawan Bebas, Kapolri: Kita Hormati Putusan Pengadilan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Berita Terkini
Cuaca Hari Ini Selasa 9 Juli 2024: Langit Pagi hingga Siang Hari Jakarta Diprediksi Cerah Berawan
Harga Kripto Hari Ini 9 Juli 2024: Bitcoin Dkk Menguat Terbatas
NMax "Turbo" Dominasi Penjualan Yamaha di Jakarta Fair, Banyak yang Beli Cash!
Cuaca Hari Ini Selasa 9 Juli 2024: Waspada Hujan Lebat di 21 Provinsi
Bareskrim Masih Cari Unsur Pidana Laporan Nurul Ghufron terhadap Dewas KPK
Indo Premier Sekuritas Dukung Insentif Biaya Transaksi ETF
3 Resep Podeng Roti Tawar, Lengkapi Menu Bekal sampai Jadi Ide Jualan
13.000 Pemilih di Situbondo Tak Memenuhi Syarat Nyoblos, Ada yang Meninggal dan Masuk TNI/Polri
Melapor ke Manchester United, Mason Greenwood Bahas Ini dengan Manajemen Klub
Daftar Kepala Negara dengan Gaji Tertinggi di Dunia, Presiden Indonesia Kalah Jauh?
Air Danau Kelimutu Kembali Berubah Warna, Jam Kunjungan Wisata Dibatasi
9 Juli 1996: Satu Keluarga di Inggris Diserang dengan Palu Secara Brutal
Daftar Makanan yang Kaya Vitamin D, Penting untuk Kesehatan Tulang dan Gigi
Polisi Usut Keterlibatan Pelaku Lain di Kasus Pembakaran Rumah Wartawan di Karo Sumut
Silaturahmi Politik Ketum PSI Kaesang Pangarep ke Markas PKS