, Jakarta - Imperium merupakan istilah Latin, yang secara terjemahan kasar berarti, 'kekuasaan untuk memerintah'. Secara lebih kontekstual, imperium merupakan sebuah kata sifat (adjektiva) yang merujuk pada 'kewenangan yang ditampuk oleh seorang individu untuk memerintah sebuah kawasan, termasuk sumber daya militer yang ada di dalamnya'.
Jika ditempatkan dalam konteks perbendaan, imperium merupakan sistem pemerintahan yang dianut sebuah Empire --yang lazim dikenal sebagai kekuasaan monarki, kerajaan, atau kekaisaran. Dan individu yang memiliki kewenangan Imperium atas sebuah Empire, disebut sebagai kepala monarki, raja, ratu, atau kaisar.
Lebih rinci, menyadur dari David Mattingly dalam bukunya yang berjudul 'Imperialism, Power, and Identity: Experiencing the Roman Empire' dan diterbitkan oleh Princeton University Press, Empire adalah manifestasi geopolitik mengenai kekuasaan (imperium) yang diterapkan oleh sebuah kawasan luas yang berdaulat.
Advertisement
Baca Juga
Manifestasi itu dipertahankan melalui dominasi menggunakan politik, militer, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan bahkan agama, serta 'hasrat untuk berkuasa dan meluaskan kekuasaannya' yang tertanam dalam diri raja, ratu, atau kaisarnya.
Berdasarkan penjelasan itu, dapat diidentifikasi sejumlah kekaisaran atau kerajaan yang menguasai dunia. Kekaisaran Romawi salah satunya, dan Kerajaan Britania Raya adalah contoh lain.
Namun, seperti yang terjadi dalam riwayat, kekuasaan seperti itu seiring waktu kerap runtuh atau kehilangan relevansinya. Pemicunya dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti gerakan pemberontakan pada beberapa wilayah kekuasaan, kudeta politik, revolusi, hingga tumbuhnya demokrasi.
Dari berbagai contoh, berikut, 5 imperium yang dahulu merupakan raksasa dan penguasa dunia, yang kini, hanya tinggal nama, seperti rangkum dari berbagai sumber, salah satunya Listverse (24/7/2017).
Saksikan juga video berikut ini:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
1. Britania Raya
Kerajaan itu terkenal sebagai pencaplok hampir sekitar satu per empat wilayah Bumi pada masa kejayaannya sekitar Abad ke-18 hingga ke Abad ke-19.
Tak hanya luas wilayahnya yang mumpuni, Kerajaan Britania Raya mampu mempertahankan wilayah kekuasannya yang luas itu hingga ratusan tahun lamanya, jauh lebih lama jika dibandingkan dengan kerajaan besar lain, seperti Romawi, Spanyol, dan Portugis.
Luasnya wilayah kerajaan Britania Raya dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan Angkatan Laut pada masa Raja Henry VII. Sang raja memiliki tekad untuk meluaskan wilayah kekuasaan Britania Raya lewat jalur maritim dan perdagangan via laut.
Selain itu, pembentukan East India Company (EIC) --sebuah kongsi dagang Britania Raya-- turut membantu perluasan wilayah kekuasaan kerajaan terbesar sepanjang sejarah manusia itu. Pada masa kejayaannya di Abad ke-19, Kerajaan Britania Raya memiliki wilayah kekuasaan meliputi, pesisir timur Amerika Utara dan Amerika Tengah, sepertiga Benua Afrika, India, dan Benua Australia.
Namun seiring waktu, Britania Raya mengalami kemunduran yang disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti korupsi yang meraja lelas di dalam East India Company, Perang Dunia I, dan Perang Dunia II.
Pasca-PD II, sejumlah wilayah kekuasaaan Britania Raya di Kepulauan Pasifik, Afrika, dan Asia melakukan revolusi kemerdekaan yang melahirkan selusin lebih negara baru.
Britania Raya kini memang tidak terhapus dari peta. Namun, kekuasaan yang dimiliki penerusnya -- Kerajaan Inggris tak seluas dan sedigdaya pendahulunya.
Advertisement
2. Kekaisaran Mongolia
Reputasi Bangsa Mongol sebagai penakluk dataran Eurasia sangat terkenal sepanjang sejarah. Pada masa kejayaannya, kekaisaran itu berhasil menaklukkan seluruh dataran Asia dan Rusia modern.
Kepemimpinan Gengis Khan dan Kublai Khan yang mumpuni, serta strategi militer yang ciamik, merupakan kunci kesuksesan Kekaisaran Mongolia.
Teritorial mereka mencaplok wilayah Semenanjung Korea di timur hingga jauh ke timur Polandia dan Siberia di utara hingga India di selatan.
Keruntuhan kekaisaran itu disebabkan oleh sengketa kepemimpinan, kehadiran Dinasti Ming dari China, dan revolusi sejumlah suku-suku lokal di pelosok wilayah.
Kini, kekaisaran penguasa Eurasia itu menjadi Mongolia dengan luas wilayah hanya 1,5 juta km persegi.
3. Kekaisaran Romawi
Pada masa kejayaannya dan sebelum terpecah menjadi Barat dan Timur, Kekaisaran Romawi (27 SM - 395 M) merupakan penguasa dataran Eropa Barat, pesisir pantai utara Afrika, Mediterania, dan jauh hingga ke Persia (Irak -Iran).
Kekaisaran itu menikmati masa kejayaannya dengan mengkombinasikan sistem pemerintahan monarki dan konstitusional.
Kekuatan militer yang mumpuni membuat Kekaisaran Romawi mampu mengembangkan lebih luas lagi wilayah bekas kekuasaan Republik Romawi.
Kekuasaan kekaisaran itu berlangsung selama sekitar 300 tahun, sebelum akhirnya mengalami perpecahan akibat konflik politik, korupsi, dan kemunculan kekuatan gereja yang mendominasi kerajaan.
Advertisement
4. Kekaisaran Persia
Kekaisaran yang didirikan oleh Cyrus the Great itu berdiri pada 550 SM dan melalui tahap perkembangan yang kompleks. Perkembangan itu ditandai dengan peleburan sejumlah kerajaan kecil yang terdiri dari bangsa Mesir Kuno, Babylonia, dan Lydia di Semenanjung Arab dan Timur Tengah.
Kepemimpinan Cyrus kala menjadi raja ketiga bangsa itu ternyata menuai popularitas. Karena, ia berhasil menyatukan bangsa berbeda latar-belakang melalui toleransi dan pengakuan terhadap agama minoritas. Sehingga, hal itu membuat Cyrus didukung oleh sejumlah pemimpin wilayah lokal yang menisbatkan dirinya sebagai Raja Persia.
Kepemimpinan Cyrus dilanjutkan oleh keturunannya, Darius, Xerxes, dan Artaxerxes selama sekitar 200 tahun. Namun, konflik politik dan perebutan kekuasaan menjadi akhir kekaisaran yang kini meliputi Semenanjung Arab, Israel, Lebanon, Yordania, Mesir, Turki, Yunani, Krimea, dan Iran.
5. Kekaisaran Rusia
Sejumlah pakar sejarah mengklaim kekaisaran itu sebagai salah satu imperium terbesar di dunia moderen, atau ketiga setelah Britania Raya dan Mongolia. Di puncak kejayaannya pada Abad ke-18, Kekaisaran Rusia mencaplok seluruh daratan Eropa Timur, kawasan Balkan, Baltik, Mediterania, bekas kekuasaan Ottoman, Mongolia, Alaska, hingga Arktika.
Dari segi ekonomi, imperium itu mengkombinasikan potensi agrikultur dan tahap awal industrialisasi. Wilayah kekuasaan kekaisaran itu juga memiliki sumber daya mineral dan tambang logam mulia yang mumpuni, seperti emas, platinum, perak, timah, tembaga, besi, dan baja. Sementara itu, 97 persen kekuasaannya di kawasan Kaukakus kaya akan sumber daya petroleum atau minyak.
Kekaisaran itu runtuh pada 1917, yang ditandai dengan Februari Revolution, sebuah revolusi yang dilakukan oleh kelompok masyarakat proletar atas kekecewaan mereka terhadap sistem industrialisasi -- agrikultur, pemerintahan kekaisaran dan para pemilik modal, serta kekalahan dalam Perang Dunia I.
Pasca-runtuh, kekaisaran itu berubah menjadi Republik Rusia (1917), Uni Soviet (1917-1991), dan kini, Rusia moderen serta kawasan eks-Soviet. Sementara itu, Alaska menjadi bagian Amerika Serikat, Mongolia menyatakan kedaulatan, dan Arktika terpecah menjadi klaster kekuasaan negara Skandinavia.
Terkini Lainnya
Suami Ratu Elizabeth II Mundur dari Tugas Kerajaan
Dewan Keamanan PBB Kutuk Uji Coba Rudal Korea Utara
Ditanya Soal Donald Trump, Ini Respons Penduduk Asli Amerika
1. Britania Raya
2. Kekaisaran Mongolia
3. Kekaisaran Romawi
4. Kekaisaran Persia
5. Kekaisaran Rusia
Histori
Kerajaan
Imperium
Copa America 2024
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
5 Juli 2019: Gempa Bumi M6,9 di California, Bangunan Bergoyang dan Terjadi Kebakaran
Populer
Mengenal Asteroid Ryugu, Lebih Tua dari Matahari
Lumut Berpotensi Dapat Tumbuh di Mars
Istri di AS Tega Racuni Suami, Alasannya Merasa Tak Dihargai
Pengamat Hukum UI: Proses Pembangunan Gedung Kedubes India di Jakarta Tak Salahi Aturan
Lewat Pameran Lukisan, 1 Seniman Indonesia Bareng 19 Pelukis ASEAN-India Pamer Hubungan Budaya dan Sejarah
Hujan Picu Banjir India-Bangladesh, 9 Orang Tewas dan 3 Juta Warga Terdampak
Fadli Zon: Delegasi Komite PBB Tunjukkan Parlemen Indonesia Mitra Strategis Bagi Perjuangan Bangsa Palestina
Pilpres Iran Putaran Kedua, Massoud Pezeshkian Bakal Tetap Unggul Jadi Presiden?
Euro 2024
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman Jumat 5 Juli Pukul 23.00 WIB, Duel Raksasa di 8 Besar
Prancis Vs Portugal 8 Besar Euro 2024: Les Bleus Siap Tampil Garang
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Prancis: Adu Ketajaman Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe
Putusan Jude Bellingham Terungkap, Inggris Pertimbangkan Perubahan Radikal di Perempat Final Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Berita Terkini
Pertama di Asia Tenggara, Lactacyd Baby Wash Jalin Berkolaborasi dengan CoComelon
Gawat, Akses Server PDNS Diduga Hanya Pakai Password Admin1234
Inilah Jumlah Langkah yang Perlu Dilakukan Setiap Hari untuk Menjaga Kesehatan
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Perlukah Pemerintah Bentuk Satgas Penertiban Impor Ilegal?
Jangan Lewatkan Sinetron Naik Ranjang di SCTV Episode Jumat 5 Juli 2024 Pukul 20.00 WIB, Simak Sinopsisnya
Saham BBRI Naik Tipis Hari Ini Jumat 5 Juli 2024
Lewat Pameran Lukisan, 1 Seniman Indonesia Bareng 19 Pelukis ASEAN-India Pamer Hubungan Budaya dan Sejarah
Rayakan Ulang Tahun ke-7, Wuling Tebar Promo DP Murah Rp 8 Jutaan untuk Mobil Listrik
Alasan 2 Raksasa Eropa Tunda Investasi Proyek Baterai di Maluku Utara
Pemprov Jabar Perkuat Kapasitas SDM dan Infrastruktur Guna Mengantisipasi Serangan Siber
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman Jumat 5 Juli Pukul 23.00 WIB, Duel Raksasa di 8 Besar
Aurelie Moeremans Bagikan Tips Padu-padan Sneaker, Gaya Kasual sampai Feminin
Anak Song Il Kook Merasa Bersalah Ayahnya Sulit Dapat Pekerjaan: Kami Membatasi Kariernya...