, New York - Gawai (smartphone) telah mengubah masyarakat. Secara paradoks, perangkat sosial hebat itu sekaligus mengisolasi kita.
Banyak orang yang kemudian melaporkan telah ketagihan perangkat itu. Keranjingan pada penggunaannya berdampak kepada lonjakan kematian, kecelakaan lalu lintas, dan kejahatan terhadap pengguna aplikasi permainan.
Beberapa kawasan kota mencoba menambah infrastruktur untuk membantu warga yang terobsesi gawai.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Listverse.com pada Selasa (21/2/2017), para profesional kesehatan mental bahkan telah mencoba memasukan ketagihan gawai dan teknologi dalam perangkat ukur Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorders.
Begitulah, kita dikelilingi oleh wabah gawai seperti kisah-kisah berikut:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
1. Smombie
Pada November 2015, kaat "smombie" terpilih menjadi Kata Kaum Muda Tahunan resmi di Jerman. Kata itu merupakan gabungan dari kata "smartphone” dan "zombie" dan menggambarkan ancaman nyata pada keselamatan umum.
Setelah beberapa kecelakaan tram terkait penggunaan telepon, kota Augsburg memasang lampu lalu lintas di permukaan tanah. Sejauh ini sudah 2 stasiun diperlengkapi dengan penerangan eksperimental yang terdiri dari 16 LED tersebut.
Reaksi pun beragam. Seorang warga mengatakan, "Lampu itu ideal untuk anak-anak yang langsung melihatnya."
Cologne juga memperlengkapi 3 stasiun dengan "bompeln" itu—suatu istilah Jerman yang berarti "lampu lalu lintas di permukaan."
Di Munich, seorang remaja putri berusia 15 tahun yang larut mendengarkan melalui headphone di perhentian tram mendapat peringatan lain. Persimpangan berbahaya diperlengkapi dengan perangkat yang berkomunikasi dengan telepon pintar melalui aplikasi “Watch Out!”
Suatu penelitian terkini di beberapa ibukota Eropa mengungkapkan bahwa sekitar seperempat warga berusia antara 25 dan 35 tahun lekat kepada layar gawai mereka ketika sedang berjalan.
Advertisement
2. Ketagihan Telepon Pintar
Ahli psikoterapi Nancy Colier di New York baru saja menerbitkan "The Power of Off" yaitu suatu tulisan yang menelaah dampak negatif orang yang terlalu mengandalkan telepon pintar.
Menurut Colier, secara rata-rata orang memeriksa telepon setiap 6 menit, setara dengan 150 kali setiap harinya. Kaum dewasa muda mengirimkan lebih dari 100 teks setiap hari dan 46 persen di antara mereka merasa "tidak bisa hidup tanpa" telepon mereka.
Para peneliti di University of Maryland baru-baru ini mengungkapkan bahwa kebanyakan mahasiswa di 10 distrik mengalami tekanan ketika mencoba tanpa gawai selama 24 jam. Sepertiga di antaranya merasa lebih baik tanpa seks daripada tanpa gawai mereka.
Risiko kesehatan terkait itu juga serius. Kata Colier, "Tanpa ruang terbuka ataupun istirahat, sistem syaraf mandeg -- terus menerus berpikir tempur atau kabur."
"Kita jadi terhubung dan lelah setiap saat. Bahkan komputer saja mendapat 'reboot', tapi kita malah tidak melakukannya."
Colier menegaskan bahwa hubungan-hubungan di dunia nyata memberi kekuatan kepada kita. Hubungan digital malah menguranginya.
3. Kutukan Pokemon Go
Pokemon Go benar-benar sukses. Tapi, seminggu setelah peluncurannya pada Juli 2016, laporan bencana karena permainan itu muncul di mana-mana.
Permainan perburuan itu membawa para pemain mencari-cari sosok monster Pokemon dalam dunia nyata dan banyak yang tidak sanggup menghadapi apa yang mereka alami.
Shayla Wiggins dari Wyoming menemukan jasad membusuk di tepi sungai. Di Missouri, para perampok menggunakan tampilan lokasi pada permainan itu untuk menyergap para pemain yang terlarut dalam permainan.
Pada Januari 2017, seorang pemain berusia 60 tahun dari Virginia ditembak mati oleh seorang petugas keamanan. Jiansheng Chen sedang main Pokemon Go di minivan dekat rumah peristirahatan River Walk, Cheapeake.
Ketika seorang petugas keamanan mendekat, terjadi silat lidah, dan 5 peluru ditembakkan menembus kaca depan kendaraan. Chen tidak bersenjata, tapi tidak bisa berbahasa Inggris.
Pengacara Greg Sandler tidak yakin bahwa bahasa menjadi penyebab konflik, apalagi karena petugas keamanan itu seharusnya tidak membawa senjata karena dipekerjakan oleh Citywide Protection Services.
Advertisement
4. Jalur Khusus Gawai di Chongqing
Pada September 2014, Chongqing, China, membuka jalur pejalan kaki khusus untuk para pengguna gawai. Sekarang ini, jalur itu dipisahkan dari jalur "sibuk" menggunakan garis putih cat semprot yang dianggap tidak memadai dan diharapkan berkembang menjadi teknologi sistem peringatan "kawasan telepon".
Jalur sepanjang 30 meter itu dilengkapi dengan tulisan "jalur pejalan kaki pertama di China khusus pengguna telepon genggam."
Tapi jalur demikian bukan untuk yang pertama kalinya. Kanal televisi National Geographic mencat jalur gawai serupa itu di Washington DC, sebagai bagian dari eksperimen sosial.
Pada 2012, Philadelphia mengumumkan pembukaan "e-lanes" bagi para pengguna gawai, walaupun ternyata itu hanya bagian dari banyolan bulan April.
Cedera akibat berjalan tanpa waspada telah meningkat di Amerika Serikat (AS), dari angka 256 pda 2005 ke angka 1506 pada 2010.
5. Swedia Paling Parah
Lebih dari satu dekade terakhir, ratusan pejalan kaki di Swedia cedera karena telalu lekat pada gawai mereka. Pada Mei 2016, Dinas Perhubungan Swedia mengumumkan setidaknya 650 warga Swedia cedera serius akibat kecelakaan terkait gawai sehingga memerlukan penanganan darurat.
Menurut juru bicara Tomas Fredelund, "Yang paling lazim adalah tertabrak kendaraan bermotor. Yang hampir setara adalah menabrak tiang lampu yang cederanya tidak separah itu."
Penelitian terkini terhadap 14 ribu pengguna gawai di 6 ibukota Eropa menengarai bahwa warga Stockholm adalah yang paling rentan karena meningkatkan risiko pada diri mereka saat berlalu lintas.
Menanggapi masalah parah itu, seniman Jacob Sempler dan Emil Tiisman menciptakan rambu palsu yang memperingatkan para pejalan kaki dan pengguna kendaraan terhadap bahaya zombie gawai.
Pada November 2015, rambu-rambu itu bermunculan di seluruh ibukota Swedia. Rambu itu menggambarkan pejalan kaki, pria dan wanit, yang pandangannya berpusat kepada layar telepon mereka.
Advertisement
6. Isyarat Hantu
Hampir semua orang mengalaminya, ketika seakan-akan ada getaran atau bunyi denting, tapi tidak ada apapun ketika kita memeriksa telepon. Hal ini mungkin saja merupakan tanda ketagihan gawai sekaligus neurosis.
Daniel Kruger dari University of Michigan mengungkapkan, "Ketika orang mengalami ketagihan, mereka terlalu peka pada stimulus pemberi ganjaran."
Kruger dan timnya menanyai hampir 800 mahasiswa. Pertama, mereka mengisi uji kepribadian Ten Item Personality Inventory. Kemudian mereka membahas pengalaman mereka tentang isyarat hantu itu sebelum diminta mengisi survei Mobile Phone Problem Use Scale.
Kruger mengungkapkan bahwa mereka yang meraih lebih tinggi untuk kegigihan dan kestabilan emosi memiliki risiko lebih rendah ketagihan telepon. Kaum wanita dilaporkan memiliki ketergantungan yang lebih tinggi pada gawai dibandingkan dengan kaum pria.
Pada 2013, para peneliti mencoba menambahkan ketagihan kepada gawai dan teknologi ke dalam sistem ukur Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, walau belum berhasil.
Menurut Kruger, temuannya menjadi bukti adanya ketagihan gawai.
7. Obsesi Gawai di Seoul
Pada 2016, pihak berwenang Seoul mengumumkan peningkatan 3 kali lipat kecelakan lalu lintas terkait gawai dalam 5 tahun belakangan ini.
Mereka tidak memiliki data kecelakan para pejalan kaki, tapi angkanya cukup tinggi sehingga mengkhawatirkan pihak berwenang di kota itu.
Seoul kemudian memulai proyek 6 bulan senilai US$ 33 ribu yang menempatkan rambu-rambu di 5 kawasan pejalan kaki tersibuk di kota. Rambu-rambu itu bertuliskan, "Hati-hati dengan Gawai Ketika Berjalan.
Pejalan kaki pengirim teks mengungkapkan bahwa rambu-rambu demikian tidak memiliki dampak pada orang yang matanya melakat ke arah layar gawai.
Korea Selatan memiliki kepemilikan gawai tertinggi sedunia, dengan 88 persen orang dewasa memilki perangkat itu. Laporan Hyun-Cheob Cho dari Universitas Chongshin berbunyi, "Penelitian mengungkapkan bahwa 15 persen pengguna gawai Korea Selatan telah ketagihan."
Cho memperingatkan bahwa beberapa gejala kunci antara lain perasaan bahwa telepon merupakan kepanjangan dari tubuh dan perasaan cemas tanpanya. Dalam kasus-kasus ekstrem, orang bahkan enggan mandi tanpa membawa serta gawai mereka.
Advertisement
8. Lampu Persimpangan di Belanda
Pada Februari 2016, sebuah kota di Belanda memperkenalkan lampu permukaan jalan di persimpangan pejalan kaki untuk memberi panduan kepada para “zombie gawai” menyeberang dengan selamat.
Lampu-lampu itu dipasang sebagai percobaan di suatu persimpangan sibuk di Bodegraven, dekat suatu sekolah. Lampu itu berbentuk garis yang dapat dilihat oleh mata orang-orang yang melekat ke perangkat mereka.
Warna lampu disamakan dengan warna lampu lalu lintas. Hijau untuk berjalan, merah untuk berhenti.
Anggota dewan kota bernama Kees Oskam mengungkapkan bahwa gangguan perhatian oleh gawai "menyedot perhatian dari lalu lintas."
Sesuatu harus dilakukan, tapi kelompok keamanan lalu lintas VVN menganggap pemasangan lampu-lampu itu sebagai "hadiah bagi perilaku buruk."
Jurubicara bernama Jose de Jong memperingatkan, "Orang harus selalu melihat sekeliling mereka untuk memeriksa apakah mobil-mobil memang berhenti di lampu merah."
Perusahaan pembuat lampu-lampu "zombie gawai" berharap bahwa keberhasilan percobaan di Bodegraven mendatangkan pesanan lanjutan.
9. Suku Menunduk di Hong Kong
Menurut peneliti Ipsos Group, lebih dari 80 persen warga Hong Kong antara 15 dan34 memiliki gawai. Obsesi pada layar telah sedemikian parahnya sehingga ada ungkapan bahasa Kanton untuk mereka, yaitu "dai tau juk" yang berarti "suku menunduk".
Suku menunduk itu memiliki dampak besar di Hong Kong. Pada Februari 2015, ahli bedah syaraf bernama Harold Chen Kin-ming memperingatkan bahwa kepala yang menunduk karena penggunaan gawai menyebakan peningkatan perawatan rumah sakit akibat tekanan besar pada bagian servikal di tulang belakang.
"Berjalan tak fokus" bukan hanya tidak sehat, tapi juga merupakan gangguan umum. Menurut MTR Corporation, pengelola jasa angkutan umum, para pengguna gawai yang terlalu terbenam berjalan tanpa sadar ke arah kereta, mendadak berhenti di koridor, berkerumun di dasar eskalator atau tangga karena sedang menjawab pesan.
Seorang pelaju (komuter) menjelaskan bahwa "perilaku menyebalkan dan mementingkan diri itu semakin memburuk."
Para pengguna gawai yang sedang menyeberang menjadi ancaman terbesar bagi pejalan kaki maupun pengguna kendaraan bermotor. Pada 2001, Hong Kong telah melarang penggunaan perangkat genggam oleh para pengemudi.
Advertisement
10. Lonjakan Kematian Anak
Pada Februari 2017, British Department for Transport melaporkan bahwa penggunaan gawai menjadi penyebab utama pelonjakan kematian anak di jalan.
Data korban anak pejalan kaki menunjukkan peningkatan 6 persen untuk kematian dan cedera serius antara Juli dan September 2016, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Edmund King, presiden kelompok asosiasi permobilan AA di Inggris mengamati bahwa anak-anak yang lebih dewasa lebih rentan terhadap godaan gawai. Ia bersikeras bahwa perlu dilakukan lebih lagi untuk mendidik demografi ini.
Pada Oktober 2016 sebuah video merebak di internet dan menayangkan SUV bergerak menghujam balita berusia 2 tahun di Yueyang, China. Ibu anak itu sedang sibuk sangat sibuk dengan gawainya sehingga tidak sadar ada mobil bergerak.
Ketika pertolongan datang, anak perempuan itu sudah meninggal. Pemerintah setempat menggunakan peristiwa meninggalnya anak itu untuk menyerukan agar orang mengurangi penggunaan gawai.
Terkini Lainnya
Ada Misteri di Balik Foto Berusia 103 Tahun Ini
Jauhkan Gawai Selama Liburan untuk Seks yang Lebih Baik
35 Ahli Jiwa Sepakat Donald Trump Tak Cukup Sehat Jadi Presiden
1. Smombie
2. Ketagihan Telepon Pintar
3. Kutukan Pokemon Go
4. Jalur Khusus Gawai di Chongqing
5. Swedia Paling Parah
6. Isyarat Hantu
7. Obsesi Gawai di Seoul
8. Lampu Persimpangan di Belanda
9. Suku Menunduk di Hong Kong
10. Lonjakan Kematian Anak
China
ketagihan
Smartphone
Rekomendasi
Generasi Muda China Doyan Menabung saat Gen Z di Dunia Menumpuk Utang, Ada Apa?
Utang Negara-negara di Afrika Makin Parah Akibat Bunga Pinjaman dari China
Hong Kong Bersiap Sambut 2 Panda dari China
Butuh Cepat, KAI Commuter Tambah Impor 8 Rangkaian KRL dari China
Rencana Bea Masuk Produk China 200 Persen, Pengamat: Bukan Solusi
Merek China Diprediksi Rebut 33 Persen Pasar EV Dunia pada 2030
Ketegangan AS-Tiongkok Meningkat Akibat Masalah Kabel Bawah Laut, Beijing Dituduh Lakukan Spionase
Taspen Tunjuk Konsorsium BUMN China dan Jepang Garap Gedung Pencakar Langit di Jakarta
Korea Selatan Perketat Aturan Grup Turis Asal China, Imbas Keluhan Wisatawan yang Dipaksa Belanja
Copa America 2024
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Hasil Copa America 2024: Uruguay Singkirkan Amerika Serikat, Panama Melenggang ke Perempat Final
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Timnas Indonesia U-16
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Ini Penyebab Kekalahan Lawan Australia Menurut Pelatih
Timnas Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala AFF U-16, Nova Arianto Tetap Beri Apresiasi
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah dan Kebobolan 5 Gol, Garuda Nusantara Gagal ke Final
Judi Online
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Puan Minta MKD Buka Daftar Anggota DPR yang Diduga Terlibat Judi Online
Pilkada 2024
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
KPU RI Resmi Terbitkan Peraturan Anyar soal Batasan Usia Kepala Daerah, Ini Isinya
Puan Sebut PDIP Pertimbangkan Kaesang Maju Pilkada Jateng
Hasto PDIP: Coklit Ini Penting Dalam Menjamin Hak Konstitusional Warga
TOPIK POPULER
Live Streaming
Pencadangan Data Pasca Serangan Ransomeware, Kesiapan atau Keterlambatan?
TODAY IN HISTORY
2 Juli 1881: Penembakan Tragis Presiden ke-20 Amerika Serikat James A. Garfield di Hadapan Anaknya
Populer
Mengenal Omega Centauri, Gugus Bintang Paling Terang dan Padat
92 Negara Sepakati Komunike KTT Perdamaian Ukraina, Dubes Vasyl: di PBB Selalu Temui Jalan Buntu
Kisah Izumo Kotanya Para Jagoan IT di Jepang, Mayoritas dari Eropa Timur
Petaka Pertemuan Keagamaan di India, 87 Orang Tewas Terinjak Akibat Berdesakan
Mengapa Negara-negara Eropa Timur Banyak yang Jago IT? Ini Alasannya
Utang Negara-negara di Afrika Makin Parah Akibat Bunga Pinjaman dari China
Hizbullah: Kami Akan Berhenti Menyerang Israel Bila Gencatan Senjata Tercapai di Gaza
Warga Korea Utara Mulai Wajib Kenakan Pin Kim Jong Un
Euro 2024
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Euro 2024: Sukses Hancurkan Rumania 3-0, Ronald Koeman Masih Punya Satu Penyesalan soal Permainan Belanda
Berita Terkini
Pendaftaran Beasiswa Kuliah untuk 1.000 Santri Dibuka, Ini Syarat dan Ketentuannya
Mengekor Wall Street, Bursa Asia Dibuka Cerah
Serunya Nutrilon Royal Science Camp di Singapura, Dukung Stimulasi Anak Melalui Pengenalan Science
Taksi Terbang Bakal Beroperasi di IKN, Kemenhub harap Tak Ganggu Lalu Lintas Pesawat
Jarang Tersorot, 6 Potret Suami Sus Rini Hadiri Kelulusan Anak Ini Curi Perhatian
PVMBG: Gunung Semeru Alami Peningkatan Erupsi dan Guguran Lava Sepekan Terakhir
Indonesia dan Australia Garap Transisi Energi Bareng, mulai Hidrogen hingga Mineral Kritis
Ini yang Harus Dilakukan di Tahun Baru Islam Menurut Ustadz Adi Hidayat
6 Fakta Menarik Gunung Halau-Halau di Kalimantan Selatan yang Dianggap Keramat Bagi Suku Dayak Meratus
Samsung Bakal Rilis Galaxy S24 FE dengan 5 Pilihan Warna, Apa Saja?
Produsen Sprei dan Bed Cover Soraya Berjaya Indonesia Listing Hari Ini, Rabu 3 Juli 2024
4 Resep Soto Boyolali yang Segar dan Lezat, Cocok untuk Menu Sarapan
Kemenhub Pastikan Gangguan PDN Tidak Berdampak pada Penerbangan
Harga Kripto Hari Ini 3 Juli 2024: Solana Pimpin Kenaikan
Kolaborasi Dokter RS Adam Malik dan Arab Saudi Sukses Mengoperasi 25 Anak dengan Penyakit Jantung