, Lausanne - Para penguasa Mesir kuno hidup mewah, menghias diri dengan emas dan batu berharga, menggunakan parfum wangi, dan bahkan membekali diri dengan harta karun dalam kubur.
Padahal sebelumnya, masyarakat Mesir egaliter. Bagaimana bisa sistem hierarkis dan despotis muncul dari komunitas berburu dan peramu? Studi terbaru menyebut, ada dua hal yang melatarbelakanginya. Teknologi dan geografi -- bangkitnya pertanian dan faktor lokasi yang dikelilingi gurun.
"Pada dasarnya tak ada tempat lain untuk pergi," kata penulis studi Simon Powers, peneliti postdoktoral bidang ekologi dan evolusi dari University of Lausanne di Swiss seperti "Mengunci individu dalam depotisme."
Despotisme adalah bentuk pemerintahan dengan satu penguasa, baik individual maupun oligarki, yang berkuasa dengan kekuatan politik absolut.
Mesir Kuno hanya satu contoh dari masyarakat yang bertransisi dari setara menjadi hierarkis. Selama Periode Neolitikum atau Zaman Batu -- yang dimulai sekitar 10 ribu tahun lalu -- pertanian mulai menggantikan berburu dan meramu sebagai cara untuk mendapatkan makanan. Pada saat yang sama, masyarakat yang relatif setara mulai terpecah dalam kelas-kelas sosial. Muncul pemimpin yang jelas. Dalam banyak kasus, penguasa memiliki kekuasaan absolut.
Sejumlah peneliti lain menawarkan teori bahwa pertanian memungkinkan seseorang untuk menimbun makanan dan sumber daya, dengan kemampuan tersebut mereka mulai bisa menghimpun pengikut. Namun, tak ada yang bisa memberi penjelasan meyakinkan bagaimana transisi dari ketiadaan menjadi memiliki pemimpin.
Jika setiap orang dalam masyarakat pemburu-peramu kurang lebih memiliki kekuatan atau sumber daya yang sama, mengapa mereka memberi ruang pada seorang individu untuk mendominasi?
Untuk mencari tahu, Powers menciptakan model komputer yang didalamnya terdapat simbol individu-individu yang memiliki preferansi untuk egalitarianisme atau hierarki. Dalam model, seperti halnya dalam kehidupan nyata, diketahui makin banyak sumber daya yang dimiliki seseorang, makin banyak keturunan yang bisa mereka miliki.
Dalam simulasi, populasi kadang-kadang memiliki pemimpin sukarela -- yang kemudian justru akan menurunkan kekuasaannya pada keturunannya.
Dari Pemimpin ke Raja Lalim
Namun, kepemimpinan berubah menjadi despotisme ketika dua faktor muncul. Pertama, adalah pertumbuhan populasi -- kepadatan maupun jumlah -- yang secara alami akan terbentuk pada masyarakat pertanian yang terorganisir.
"Pada dasarnya menjadi sulit bagi individu untuk berhenti mengikuti titah pemimpin," kata Powers. "Saat penduduk makin padat, makin berkurang jumlah lahan yang tersedia gratis.
Itu lantas mengarah ke faktor kedua: umpan balik. Dengan keuntungan menjadi pemimpin, subyek mendapatkan lebih banyak sumber daya dan punya makin banyak anak.
Jika konsekuensi meninggalkan seorang pemimpin rendah -- misal karena bisa bergabung di wilayah lebih ramah di dekatnya, atau kemudahan berpindah, despotisme tidak bisa muncul. Orang-orang cukup pergi ketika seorang pemimpin menjadi terlalu absolut.
Namun jika risikonya tinggi -- baik karena hambatan geografis, seperti padang pasir Mesir, atau yang praktis, seperti kebutuhan untuk mengakses irigasi -- orang harus berhadapan dengan risiko tinggi penyalahgunaan kekuasaan pemimpin mereka.
"Dalam kelompok pemburu-peramu, jika seseorang mencoba untuk berperilaku lalim, maka sisa kelompoknya cukup bangun di tengah malam dan berjalan pergi, namun tidak dengan masyarakat pertanian," kata Powers.
Temuan tersebut dapat menjelaskan perbedaan dalam hierarki seluruh dunia pada Zaman Batu. Misalnya, Peru -- yang menjadi situs sejumlah negara awal, menyediakan lembah pertanian yang subur. Untuk meninggalkan lembah-lembah ini, orang harus menyeberangi pegunungan - suatu usaha yang berbahaya dan sulit," kata Powers.
Sebaliknya, di lembah Amazon lebih egaliter bahkan setelah munculnya pertanian, mungkin karena lebih mudah untuk bergerak dan menemukan lahan yang cocok.
Aturan Zaman Batu itu ternyata masih ada hingga saat ini. Pada masyarakat yang demokratis, kata Powers, lebih mudah untuk melengserkan seorang pemimpin, jarang penguasa bisa menjadi lalim. Sebaliknya, dalam masyarakan non-demokratis, penguasa bisa berlaku otoriter tanpa harus khawatir kehilangan cengkeraman kekuasaannya.
Powers dan penasihatnya, Laurent Lehmann melaporkan temuan studinya dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B edisi 5 Agustus 2014.
Langkah selanjutnya, Powel akan memutakhirkan permodelannya. "Aku ingin mengetahui apa uang mendorong penciptaan sebuah negara besar dari kelompok yang despotik," kata dia. (Tnt)
Terkini Lainnya
Sains
Histori
Mesir Kuno
Rekomendasi
6 Hewan yang Berkaitan dengan Dewa-Dewi Mesir Kuno, Bahkan Menjadi Simbol
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
5 Juli 2019: Gempa Bumi M6,9 di California, Bangunan Bergoyang dan Terjadi Kebakaran
Populer
Model di Inggris Jual Wine Pakai Anggur yang Diinjak Kakinya, Harganya Rp2 Juta Per Botol
Warga Negara Baru Amerika Serikat Siap Berikan Suara dalam Pilpres AS
Mengenal Asteroid Ryugu, Lebih Tua dari Matahari
Hujan Picu Banjir India-Bangladesh, 9 Orang Tewas dan 3 Juta Warga Terdampak
5 Juli 2019: Gempa Bumi M6,9 di California, Bangunan Bergoyang dan Terjadi Kebakaran
Lewat Pameran Lukisan, 1 Seniman Indonesia Bareng 19 Pelukis ASEAN-India Pamer Hubungan Budaya dan Sejarah
Pilpres Iran Putaran Kedua, Massoud Pezeshkian Bakal Tetap Unggul Jadi Presiden?
Euro 2024
Hasil Euro 2024: Pedri Cedera, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 untuk Tiket Semifinal
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman, Sebentar Lagi Tanding
Link Live Streaming Euro 2024 Portugal vs Prancis, Sabtu 6 Juli Pukul 02.00 WIB
Berita Terkini
Hasil Euro 2024: Pedri Cedera, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 untuk Tiket Semifinal
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jangan Sampai Terlewat! Ini Amalan Terbaik Malam 1 Suro, Perspektif Islam
10 Hiu Prasejarah yang Luar Biasa, Bentuknya Sangat Aneh
Pemkot Tangerang Siap Gelar Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis
Polisi Gagalkan Peredaran 7.200 Botol Oli Palsu Asal Tangerang di Bandar Lampung
Ilmuwan Temukan Perubahan Iklim Buat Jamur Lebih Beracun untuk Manusia
13 Hewan Purba Tertua di Dunia yang Masih Hidup Sampai Sekarang
UAH Kisahkan Nabi Ayub AS yang Menolak Mengeluh saat Diuji Allah, Ini Hikmahnya
6 Hewan yang Berkaitan dengan Dewa-Dewi Mesir Kuno, Bahkan Menjadi Simbol
KRI Dewaruci Bersama Laskar Rempah Singgah di Tanjung Uban, Kepri
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Mengenal Sumur Thor, Lubang Raksasa Misterius di Tepi Laut