, Jakarta Iklan yang mendorong pengguna media sosial untuk mendiagnosis kondisi kesehatan mental seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) secara mandiri telah menjamur.
Seperti salah satu iklan di TikTok yang berbunyi “Apakah Anda seorang wanita yang lalai? Pelupa? Atau cerewet?”
Baca Juga
“Jika demikian, Anda mungkin mengalami Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Dan sekaranglah saatnya bagi Anda untuk mengendalikan ADHD Anda dengan mencari konsultasi dan pengobatan dari perusahaan,” seperti potongan iklan yang dikutip Channel News Asia.
Advertisement
Iklan dari Cerebral start-up telehealth yang berbasis di San Francisco, adalah satu dari lusinan iklan yang tampil di platform media sosial seperti TikTok dan Instagram. Iklan ini mendorong remaja dan dewasa muda untuk mendiagnosis diri sendiri dengan kondisi kesehatan mental, kemudian menawarkan perawatan mahal sebagai solusinya.
Taktik pemasaran telah diberi label "predator" oleh kelompok pengawas, yang berpendapat bahwa mereka "menyederhanakan" kondisi kesehatan dan mendorong kesalahan diagnosis.
Keluhan baru-baru ini telah mendorong TikTok dan pemilik Instagram Meta untuk menghapus beberapa iklan dari Cerebral yang didukung SoftBank – yang diluncurkan pada Januari 2020 dan baru-baru ini bernilai US$4,8 miliar. Pasalnya, iklan tersebut merupakan informasi medis yang salah dan berbahaya.
Pihak Cerebral mengatakan bahwa mereka akan mulai meninjau iklannya lebih dekat di masa depan dan telah menghapus semua iklan yang menjadi perhatian pada saat itu.
"Kami mendengarkan umpan balik yang diterima dari media dan pasar," katanya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Anak ADHD memiliki kemampuan yang jarang diketahui banyak orang, lho! Penasaran seperti apa? Yuk simak video di atas!
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Iklan Mengandung Informasi Menyesatkan
![[Fimela] Ilustrasi Iklan Soal Diagnosis Mandiri Kesehatan Mental Seperti ADHD Menjamur di Media Sosial, Ini Bahayanya](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/2xzpudpJVaBeN7SYR-6SxKsuY0w=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3187830/original/063463200_1595474582-alone-man-person-sadness-236151.jpg)
Selain iklan, fenomena tersebut memanfaatkan ledakan konten kesehatan mental yang dipicu pandemi. Influencer muda yang membagikan daftar gejala mereka semakin banyak ditemukan selama dua tahun terakhir.
Mereka umumnya mengeluhkan kondisi seperti gangguan obsesif-kompulsif (OCD), gangguan identitas disosiatif, dan autisme.
Subkultur penderita yang cukup besar telah menggelembung: Di TikTok, tagar ADHD memiliki 10,6 miliar tampilan, kecemasan memiliki 13,1 miliar, neurodivergen memiliki hampir 3 miliar.
Komunitas-komunitas ini telah memaksa diskusi yang lebih terbuka seputar kesehatan mental, membantu menghilangkan stigma kondisi dan meningkatkan kesadaran akan diagnosis, terutama di antara mereka yang mungkin memiliki sedikit akses ke perawatan kesehatan.
Tetapi di ruang media sosial yang bebas, ada juga tantangan besar. Penelitian yang diterbitkan baru-baru ini di Canadian Journal of Psychiatry, menganalisis 100 video terpopuler di TikTok tentang ADHD, menemukan bahwa 52 persen dari video tersebut menyesatkan.
Dalam beberapa kasus, video secara keliru menunjukkan bahwa gejala seperti kecemasan, kemarahan, dan perubahan suasana hati hanya khusus untuk ADHD.
Advertisement
Salah Identifikasi Penyakit
![Ilustrasi Iklan Soal Diagnosis Mandiri Kesehatan Mental Seperti ADHD Menjamur di Media Sosial, Ini Bahayanya. Foto:](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/6iRwMzzFwpd16bClDfQc-auYXWU=/0x0:1024x590/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/3569443/original/054000800_1631498844-depresiin.jpg)
Video-video dengan informasi menyesatkan juga salah satunya tentang penyebab ADHD atau cara mengujinya. Bahkan, ada yang menyajikan kuis audio sebagai alat diagnostik.
Diagnosis diri dapat muncul dari dorongan remaja untuk memberontak dari norma, atau menemukan kesamaan dengan kelompok sebaya baru. Bahkan ada kasus pemalsuan penyakit, dijuluki "Munchhausen oleh Internet".
Tetapi yang lebih memprihatinkan adalah implikasinya bagi mereka yang salah mengidentifikasi memiliki kondisi tertentu.
Psikolog Doreen Dodgen-Magee memperingatkan bahwa ketika pengguna media sosial fokus pada satu diagnosis medis, algoritme platform menyajikan konten tanpa akhir yang menawarkan "bias konfirmasi yang kuat" tanpa konteks apa pun.
Tahun lalu, fenomena ini terjadi dengan meningkatnya gadis remaja yang datang ke kantor dokter dengan tics, yang sebagian disebabkan oleh TikTok.
Menurut sebuah surat yang diterbitkan dalam British Medical Journal, para penderita muda melaporkan bahwa mereka memperoleh dukungan sebaya, pengakuan, dan rasa memiliki dari paparan ini.
“Perhatian dan dukungan ini mungkin secara tidak sengaja memperkuat dan mempertahankan gejala,” kata Doreen mengutip Channel News Asia Selasa (26/4/2022).
Beberapa orang menyebutnya sebagai “efek horoskop” – pada dasarnya merupakan ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya.
Pengiklan Meniru Tren TikTok
![Ilustrasi Pengiklan Meniru Tren TikTok](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/1vi3AKp1qg5fno2xFe111tCZapU=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3110617/original/076383200_1587645170-10404f1593d6a9640997c2a441cb092c.jpg)
Pengiklan di masa kini cenderung mengikuti tren TikTok. Merek medis meniru unggahan influencer dari sisi nada dan formatnya.
Untuk itu, TikTok mengatakan telah menghapus iklan yang mendorong diagnosis diri atau bertujuan untuk mencegah mencari nasihat medis yang tepat dari profesional kesehatan.
Namun, penegakannya jelas tidak merata. Olivia Little, peneliti senior di Media Matters nirlaba, mengatakan pengguna yang rentan mudah dieksploitasi oleh perusahaan oportunistik.
Perusahaan tersebut mengenakan biaya tidak hanya untuk konsultasi, tetapi juga untuk langganan obat bulanan yang didaftarkan secara otomatis.
Untuk semua kekurangan sistem perawatan kesehatan, jelas bahwa platform media sosial perlu mengawasi iklan medis dan konten yang dibuat pengguna dengan lebih hati-hati. Pasalnya, kondisi kesehatan mental tidak dapat dianggap sebagai hal sepele dan ditegakkan begitu saja tanpa ada pemeriksaan dengan ahli.
“Pengiklan mengambil keuntungan dari hasil menghalangi pengguna untuk periksa langsung ke layanan psikiatri di AS pada khususnya. Mereka mencoba mengeksploitasi celah diagnosis ini,” katanya.
![Infografis Ciri-Ciri Orang Miliki Gangguan Kesehatan Mental](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/MFdjfh0_SgIKwYcs4SHRiQ7TPQw=/640x640/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3952796/original/093985200_1646411366-Infogarfis_cerita_akhir_pekan.jpg)
Terkini Lainnya
Bintang Serial Bridgerton Luke Newton Buka-Bukaan Soal ADHD dan Kesulitan Membaca Naskah karena Disleksia
Cerita Penyandang Disabilitas ADHD dari Surabaya Sulit Lanjutkan Sekolah, Ditolak dengan Alasan Kuota Penuh
5 Manfaat ADHD yang Sering Kali Terabaikan, Bikin Kagum
Iklan Mengandung Informasi Menyesatkan
Salah Identifikasi Penyakit
Pengiklan Meniru Tren TikTok
ADHD
kesehatan mental
Disabilitas
Difabel
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
Disabilitas Mental
Iklan
Sosial Media
tiktok
Rekomendasi
Cerita Penyandang Disabilitas ADHD dari Surabaya Sulit Lanjutkan Sekolah, Ditolak dengan Alasan Kuota Penuh
5 Manfaat ADHD yang Sering Kali Terabaikan, Bikin Kagum
Orang Dewasa dengan ADHD Berisiko 3 Kali Lebih Tinggi Alami Demensia dan Alzheimer
Tom Holland, Johnny Depp hingga Billie Eilish, Ini Selebriti Dunia dengan Disabilitas
Headphone Bantu Orang dengan ADHD untuk Fokus Kerjakan Sesuatu, Kok Bisa?
Anak dengan ADHD Lebih Sulit Fokus Saat Belajar, Apa Penyebabnya?
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Bawaslu Sulut Pastikan Pengungsi Gunung Ruang Punya Hak Pilih dalam Pilkada 2024
Nadiem Makarim Masuk Daftar Usulan Cagub DKI dari PSI Jakut
Hasil Mukerwil DPW PPP Sulsel: Dukung Kepemimpinan Mardiono hingga Sepakat Sukseskan Pilkada 2024
TOPIK POPULER
Populer
Bisa Sembuh asal Deteksi Sedini Mungkin, Apa Dampak dari Penyakit Kusta?
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Berita Terkini
Peluang Pertumbuhan Kinerja Saham di Tengah Tantangan Harga Komoditas
Top 3: Hadiah Miss Supranational 2024, Gelar Baru Puteri Indonesia Harashta Haifa Zahra
Top 3 Islami: Mbah Moen Ungkap Keistimewaan Luar Biasa Muharram yang Jarang Diketahui
Samsung Ajak Fans ke Galaxy Experience Spaces, Berkenalan dengan Si Pintar Galaxy AI
Makan Sambil Berfoto Estetis di Restoran Serba Kapal di Tepi Sungai Mahakam Samarinda
Cuaca Hari Ini Senin 8 Juli 2024: Jakarta Pagi Berawan, Siang Hujan Ringan
Gunung Ibu Masih Terus Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik 1.000 Meter Senin Pagi 8 Juli 2024
PM Prancis Mundur Usai Sayap Kiri Unggul dalam Pemilu Legislatif
Pemilik Rumah di Jakarta Wajib Tahu NJOPTKP, Apa Itu?
Pilih Kopi atau Teh di Pagi Hari? Ungkap Kepribadian Seseorang Lewat Minuman Favorit
Bikin Kesalahan Fatal di MotoGP Jerman 2024, Jorge Martin Angkat Bicara
3 Resep Bubur Suro, Hidangan Khas Tahun Baru Islam
Meneropong Prospek Emiten Nikel di Indonesia, Cerah atau Lesu?
Luncurkan Fitur Genjot Cuan untuk Trader Pro, Pintu Sasar Pertumbuhan Investor Kripto
Indahnya Telaga Sunyi, Tempat Wisata Alam Mempesona di Banyumas