uefau17.com

Pertamina Hulu Energi Raih 3 Blok Eksplorasi Baru, Ini Daftarnya - Bisnis

, Jakarta PT Pertamina Hulu Energi (PHE), selaku Subholding Upstream Pertamina, mencatat penemuan signifikan dari kegiatan eksplorasi di blok yang dikelola selama dua tahun terakhir.

Keberhasilan tersebut didapatkan melalui kegiatan eksplorasi pada area yang sudah dikembangkan secara penuh di blok yang ada. Strategi ini ditujukan untuk mengoptimalkan aset dan menjaga laju produksi migas saat ini.

Temuan sumber daya migas di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan optimisme bahwa Indonesia masih memiliki potensi yang besar.

Beberapa temuan yang berhasil divalidasi oleh PHE antara lain sumberdaya perkiraan volume hidrokarbon/in place 2C (P50) dengan total 926,64 juta barel minyak ekuivalen/mmboe dari pengeboran sumur di lepas pantai Jawa Barat Utara, daerah Sumatera Selatan, lepas pantai Balikpapan, dan lepas pantai Aceh.

Saat ini PHE juga telah mendapatkan blok eksplorasi baru yaitu East Natuna (PHE 100%), Bunga (bermitra dengan Posco 50%) dan Peri Mahakam (bermitra dengan Eni 50%) serta dalam proses untuk mendapatkan blok-blok baru lainnya.

“Saat ini adalah momentum terbaik bagi PHE mempersiapkan Proyek Pengeboran Laut Dalam untuk menggali potensi temuan sumberdaya baru yang besar, kami berkomitmen menjaga keberlanjutan energi dengan strategi khusus dalam rangka mendukung ketahanan energi nasional,” tutur Direktur Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng dikutip Selasa (17/10/2023).

Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), kebutuhan dalam negeri akan energi minyak dan gas akan terus meningkat setiap tahunnya. Eksplorasi merupakan kunci dari keberlanjutan pasokan energi untuk menemukan sumberdaya dan memastikan ketersediaan energi primer terjaga dalam rangka memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.

"Dalam upaya meningkatkan rasio temuan sumberdaya per struktur, PHE akan melakukan perimbangan portofolio antara pengeboran eksplorasi di lokasi yang berada dekat lapangan produksi (near field exploration) dan pengeboran eksplorasi di area baru yang belum digarap sebelumnya (emerging & frontier area)," lanjut Muharram.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Evaluasi Bawah Permukaan

Saat ini PHE sedang gencar melakukan evaluasi bawah permukaan dan mempersiapkan pengeboran eksplorasi di lepas pantai Matindok, lepas pantai East Natuna dan blok eksplorasi baru lainnya.

PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). PHE telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (“UNGC”) sebagai partisipan/member sejak Juni 2022.

PHE berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek ESG.

PHE akan terus mengembangkan pengelolaan operasi yang prudent dan excellent di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Socially Responsible dan Good Governance.

3 dari 4 halaman

49 Blok Migas Tak Digarap Kembali ke Negara, Bakal Dilelang Lagi

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan status terminasi kepada 49 wilayah kerja minyak dan gas, atau WK migas eksplorasi yang sebagian lapangannya tak tergarap (sleeping area) di sepanjang 2020 hingga semester I 2023.

Status 49 blok migas yang dikembalikan ke negara tersebut saat ini tengah diurus oleh Ditjen Migas Kementerian ESDM bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). 

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro mengatakan, jika Ditjen Migas Kementerian ESDM sudah memfinalkan data terkait sejumlah blok migas tersebut, maka akan dicari investor untuk jadi operator atau kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) baru. 

"Kita sih terus menjual ya. Kita harus memberikan ini (informasi) kepada investor-investor kalau misalnya potensi-potensinya ada. Tinggal bagaimana kita menyikapi para investor yang memang berminat atau tertarik untuk berinvestasi di sleeping area tersebut," jelasnya di Kota Tangerang Selatan, Banten, Rabu (11/10/2023).

"Tapi, nanti kan kalau umpamanya ada peminatan, itu biasanya akan dilihat dari permintaan data room dan lain-lain. Itu nanti dilihat dari BKPM (Kementerian Investasi)," kata Hudi.

 

4 dari 4 halaman

Jangka waktu Eksplorasi Habis

Untuk diketahui, pada periode 2020-2023 terdapat 49 wilayah kerja eksplorasi migas yang dikembalikan ke pemerintah, alias terminasi. Adapun terminasi wilayah kerja tersebut disebabkan oleh jangka waktu eksplorasi yang sudah berakhir sesuai kontrak, subsurface, dan internal.

Beberapa WK terminasi telah dievaluasi dan ditawarkan kembali menjadi blok migas baru, seperti Akimeugah. Selain itu ada pula eks WK terminasi, WK Bengara I yang telah tandatangan kontrak kerja sama (KKS) pada acara IOG 2023. 

Lebih lanjut, Hudi menyampaikan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Ditjen Migas Kementerian ESDM soal kelanjutan proses blok migas bersangkutan yang lokasinya tersebar di berbagai penjuru Nusantara. Namun, ia belum mau mengungkapkan terkait data 49 WK terminasi yang haknya berada di Kementerian ESDM. 

"Dari kita cukup erat kok tektokannya, dari teman-teman kami di Ditjen Migas, semuanya berproses. Kalau enggak salah, hampir semuanya final, ada beberapa yang masih berproses. Cuman saya enggak tahu detil WK mana aja," tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat