uefau17.com

Chandrayaan-3 Sukses Mendarat di Bulan, India Diprediksi Catat Misi Luar Angkasa Berbiaya Rendah - Bisnis

, Jakarta - Pesawat luar angkasa Chandrayaan-3 milik India mendarat selamat di permukaan bulan. Prestasi ini menjadikan India sebagai negara keempat yang berhasil mendarat di bulan.

Tak hanya itu, India telah menjadi negara pertama yang mendarat di dekat kutub Selatan bulan. “Mereka seharusnya merasa sangat bangga dengan pencapaian ini,” ujar Jim Bridenstine yang memimpin NASA sebagai administrator dari 2018 hingag 2021, kepada CNBC, dikutip Kamis (24/8/2023).

Salah satu aspek yang paling luar biasa dari pendaratan India di bulan adalah anggaran terbatas, menurut standar pemerintah. Pada 2020, the Indian Space Research Organization atau Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO)  perkirakan misi Chandrayaan-3 menelan biaya sekitar USD 75 juta atau sekitar Rp 1,14t triliun (asumsi kurs Rp 15.248 per dolar Amerika Serikat).

Peluncuran itu tertunda dua tahun yang kemungkinan meningkatkan biaya misi secara keseluruhan. ISRO belum menanggapi permintaan CNBC untuk perbarui angka biaya.

Namun, hal itu menyaingi misi pendaratan bulan berbiaya terendah yang sedang dikembangkan di Amerika Serikat. NASA dalam beberapa tahun terakhir beralih ke perusahaan yang bersaing untuk mendapatkan kontrak harga tetap untuk membangun pendaratan di bulan, di bawah program Commercial Lunar Payload Services.

Program CLPS memiliki anggaran maksimal sebesar USD 2,6 miliar  atau sekitar Rp 39,63 triliun selama 10 tahun, dengan 14 perusahaan bersaing mendapatkan kontrak misi yang biasanya masing-masing bernilai lebih dari USD 70 juta atau sekitar Rp 1,06 triliun.

Secara keseluruhan, anggaran tahunan NASA jauh lebih kecil dibandingkan India. Pada 2023, badan Amerika Serikat (AS) itu menerima pendanaan sebesar USD 25,4 miliar dibandingkan anggaran ISRO yang berjumlah sekitar USD 1,6 miliar.

Bridenstine menekankan anggaran NASA jauh lebih besar merupakan cerminan dari “tingkat kemampuan yang berbeda” yang ditawarkan oleh badan AS tersebut mulai dari kehadiran astronot yang secara terus menerus di orbit hingga misi yang menargetkan planet, asteroid, dan banyak lagi.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

India Makin Dipandang

Berdasarkan persentase produk domestik bruto (PDB), Amerika Serikat adalah negara paling banyak membelanjakan uangnya untuk ruang angkasa, meskipun jumlahnya masih hanya 0,28 persen dari PDB.

Angka tersebut melampaui PDB India sebesar 0,04 persen, menurut laporan the Space Foundation pada Juli 2023.

“India dalam ambisinya harus memiliki keinginan untuk berinvestasi lebih banyak dan mengembangkan kemampuan yang lebih setara dengan Amerika Serikat,” kata Bridenstine.

India semakin dipandang sebagai pemain terkemuka di bidang luar angkasa secara geopolitik. Meskipun China telah menggantikan Rusia sebagai saingan paling signifikan terhadap pengaruh dan kemampuan AS di bidang luar angkasa, India mungkin masih menempati posisi tiga dalam hierarki negara adidaya luar angkasa.

“Saya berharap mereka memakai Chandrayaan-3 sebagai peluang untuk memanfaatkan kesuksesan tersebut,” ujar Bridenstine.

Ia menambahkan, India punya ekonomi besar dan akan mampu mengeluarkan uang untuk eksplorasi ruang angkasa.

“Biaya akan terus turun yang merupakan perkembangan yang sangat positif bagi semua orang yang tertarik dengan eksplorasi ruang angkasa,” kata dia.

Ia menuturkan, biaya untuk mencapai bulan akan turun terutama karena semakin banyak Perusahaan yang melakukan lebih banyak misi.

 

 

3 dari 4 halaman

India Catatkan Sejarah Sukses Mendaratkan Rover di Kutub Selatan Bulan

Sebelumnya, dikutip dari kanal Tekno , keberhasilan India mendaratkan pesawat luar angkasa Chandrayaan-3 di Bulan mencetak sejarah baru. Pasalnya, mereka menjadi negara pertama yang mendaratkan wahana antariksa di kutub selatan Bulan.

Negara-negara lainnya yaitu Uni Soviet, Amerika Serikat, dan Tiongkok, hanya mendaratkan wahana antariksa mereka di dekat garis ekuator Bulan.

Sementara, kutub bagian selatan adalah medan yang sulit. Dikutip dari Space.com, area kutub selatan Bulan banyak menari para ilmuwan dan organisasi luar angkasa dari seluruh dunia.

Para ilmuwan berpendapat, kawah kutub yang ada di bawah bayang-bayang secara permanen, mengandung air es yang terperangkap di bebatuan. Air es ini dapat diekstraksi dan digunakan untuk mendukung keberadaan manusia secara permanen di Bulan.

Selain itu, kawah Bulan ini juga bisa dipakai untuk membangun teleskop generasi lanjutan, yang memungkinkan para astronom untuk melihat lebih jauh dibandingkan saat ini.

Mengutip Engadget, Kamis (24/8/2023), keberhasilan Chandrayaan-3 ini terjadi empat tahun setelah lander atau pendarat India, Vikram dari Chandrayaan-2 jatuh akibat kesalahan software.

Indian Space Research Organization (ISRO) merancang tindak lanjutnya dengan "desain berbasis kegagalan" yang mencakup lebih banyak sistem cadangan, area pendaratan yang lebih luas, dan pembaruan perangkat lunak.

Vikram akan dibiarkan selama beberapa jam, agar debu Bulan mengendap. Setelah area tersebut bersih, rover Pragyaan dikerahkan untuk mengambil foto dan mengumpulkan data ilmiah.

 

4 dari 4 halaman

Rilis Gambar Permukaan Bulan

Jika digabungkan, lander dan rover akan memiliki lima instrumen yang bertujuan untuk mengukur sifat atmosfer, permukaan, dan aktivitas tektonik Bulan.

ISRO mengatur waktu pendaratan pada awal lunar day (sekitar 28 hari Bumi), untuk memaksimalkan jumlah tenaga surya yang tersedia untuk Vikram dan Pragyaan.

Melalui unggahannya di X (dulu Twitter), ISRO dengan handle @isro juga membagikan beberapa gambar permukaan Bulan yang berhasil mereka dapatkan lewat pesawat tersebut.

"Jaringan komunikasi terjalin antara Ch-3 Lander dan MOX-ISTRAC, Bengaluru," tulis ISRO di X. "Chandrayaan-3 memilih wilayah yang relatif datar di permukaan bulan," imbuh mereka.

Menyusul keberhasilan ini, India pun bertekad menjadi kekuatan besar di luar angkasa, dan berharap dapat meluncurkan stasiun luar angkasa mereka di tahun 2030.

Informasi yang dikumpulkan juga penting untuk misi di Bulan di masa depan bagi India dan negara-negara lain, yang dapat menggunakan es yang ditemukan, sebagai bahan bakar, oksigen, dan air.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat