uefau17.com

TDA Jakbar 8.0 Gelar Kopdar-Sertinah, ATVI Jadi Mitra Sinergis - Tekno

, Jakarta - Komunitas pengusaha “Tangan Di Atas” (TDA) terus berkembang dan berdampak positif bagi anggotanya. TDA adalah komunitas yang saling memberdayakan dan eksplorasi sumber daya bisnis berbasis teknologi.

Disebutkan, Badroni Yuzirman dan 6 pengusaha lainnya mendirikan TDA pada Januari 2006. Saat ini, komunitas itu telah memiliki lebih dari 35 ribu member di 102 daerah Indonesia dan beberapa negara lain.

Salah satu cabang TDA paling aktif adalah TDA Jakarta Barat 8.0. Pada Jumat (28/07/2023), TDA Jakbar 8.0 mengadakan acara Kopi Darat dan Serah Terima Amanah (Kopdar-Sertinah) di Hotel Ibis Daan Mogot.

Acara ini dihadiri oleh ratusan anggota TDA, termasuk pebisnis sukses yang berbagi kisah inspiratif tentang “Idea Indonesia Hingga IPO” sekaligus menandai kepimpinan baru Syafli Anita sebagai Ketua TDA 8.0 dari Leo Lamin.

Acara ini juga dihadiri oleh beberapa pihak yang menjalin kerjasama dengan TDA, salah satunya adalah Akademi Televisi Indonesia (ATVI).

Ketua TDA Jakbar 8.0 baru, Syafli Antia, mengatakan ia akan melanjutkan program-program yang telah dilakukan oleh ketua sebelumnya, Leo Lamin.

"Kita juga akan merapikan legalitas bisnis anggota, membantu akses modal dengan menghubungkan ke venture capital atau perbankan, dan membangun kemitraan dengan instansi terkait," ujar Syafli dalam keterangannya, Sabtu (29/7/2023).

Acara Kopdar-Sertinah ini merupakan salah satu bentuk kegiatan rutin yang dilakukan oleh TDA Jakbar 8.0. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi, memperluas jaringan, dan meningkatkan kompetensi anggota.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

ATVI dan “Job Guarantee”

Direktur ATVI, Dr.Melitina Tecoalu yang diberi kesempatan tampil di atas panggung, menjelaskan posisi ATVI sebagai bagian dari grup usaha besar bernama EMTEK atau Elang Mahkota Teknologi menjelaskan banyak jaringan bisnis di bawah EMTEK mulai bidang media, seperti Stasiun Televisi Indosiar, SCTV, Moji, dan Mentari.

Beragam online media. Juga bidang art dan film seperti Sinema Art. Bidang kesehatan seperti beberapa rumah sakit, i EMC, JEC, Grha Kedoya, juga e-commers seperti Bukalapak.

“ATVI sendiri saat ini memiliki dua program studi (Prodi) yakni D-3 Komunikasi Massa dan D-4 Sarjana Terapan,” ungkap Melitina. Untuk tahun kuliah saat ini, telah dibuka D-3 Komunikasi Massa Peminatan Digital Media Advertising.

"Kita saat ini tengah mengurus izin untuk peningkatan status menjadi institute yang nanti berubah menjadi Institute EMTEK dan tambahan 3 Prodi baru yaitu S1 Bisnis Digital, Performing Arts, Media , TV and Film Studies."

Menurut Melitina, ATVI memberikan "job guarantee" karena vokasi maka delivery teaching-nya adalah 70 persen praktek dan 30 persen teori. Sehingga lulusannya sudah terserap di berbagai industri media maupun menjadi production house owner.

3 dari 4 halaman

Berfikir dan Melangkah Maju

Presiden TDA yang baru dilantik satu bulan lalu, Eko Desriyanto dalam pembukaan Kopdar dan Sertinah TDA ini mengatakan TDA Periode 8.0 akan membawa semangat 'to the next level'.

Ini berarti harus melanjutkan legacy telah ditorehkan oleh penerusnya, dengan program-program tepat, cepat dan presisi agar TDA mengalami lompatan kemajuan bagi organisasi dan seluruh anggotanya.

Pada sesi sharing story, Eko mengungkapkan kisah suksesnya membangun bisnis jasa kursus, yang kemudian berkembang dan merambah ke bidang lain tetap berhubungan dengan menyiapkan tenaga terampil.

“Terus terang, bisnis saya berkembang dan maju hingga saat ini karena saya belajar banyak dari TDA,” katanya.

Eko lalu mengungkapkan satu istilah dikemukakan mentornya, “Jika di dunia ini cuma ada satu barang yang kamu punya, maka kamulah yang menentukan harganya,” ujarnya sambil menambahkan dirinya mencari antitesa dari bidang vokasional yang selama ini digelutinya.

Trik dan strateginya pun diungkapkan Eko. Pertama, memberikan garansi 100 persen kepada peserta kursus atau pelatihan dunia kerja, yaitu jaminan dapat bekerja atau penempatan setelah kursus selesai.

 

4 dari 4 halaman

Dapat Penghargaan dari Mendikbud

Karena itu dirinya lalu melakukan pendekatan yang perusahan atau jasa butuhkan tenaga kerja dididiknya, dimulai dengan magang.

“Nah dengan magang peserta sudah terbiasa kerja, jadi kita tinggal mengatakan kepada pimpinan perusahaan atau jasa itu, lebih baik menerima anak magang yang sudah siap kerja,” katanya.

Dari strategi itu ternyata berhasil, anak didiknya semua lulus dan bekerja, maka setelah itu berbondong-bondong banyak mendaftar, sekolah-sekolah baik SMK maupun SMA kemudian mengirim siswa untuk kursus atau pelatihan di tempat kita.

“Tentunya kami pasang harga lebih tinggai dari harga kursus pada umumnya.” Diakui Eko, keberhasilan itu membuka jalan lebih lapang bagi keberhasilannya.

Dia pun terus membranding lembaga kursus/pelatihan, pendekatan ke sejumlah hotel yang membutuhkan jasa pekerja siap pakai, dan terus memperbaiki kemasan hingga akhirnya diakui pemerintah.

Eko pun mendapatkan penghargaan sebagai lembaga pendidikan vokasi dengan pola pelatihan terintegrasi dari Mendikbud Anies R.Baswedan tahun 2016. “Penghargaan ni menambah kepercayaan dan tentunya daya tawar kami,” ucapnya.

(Ysl/Isk)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat