uefau17.com

Stephanie Susanto, Cerita Jurnalis dan Presenter yang Terjun ke Dunia Profesional - ShowBiz

 

, Jakarta Dunia jurnalistik bukan hanya bicara soal analisis, kepenulisan, reportase dan penyajian berita semata. Lebih jauh dari itu, Jurnalistik sebagai konsentrasi dari Ilmu Komunikasi memiliki scoop yang lebih luas sehingga mengasah orang yang berkecimpung di dalamnya menjadi lebih kritis dan kreatif.

Makanya, tak heran banyak pekerja di industri media yang beralih menjadi expert entah di lembaga pemerintahan maupun di perusahaan swasta. Pengalaman serta koneksi yang dimiliki jurnalis di lapangan menjadi modal besar untuk menjadi profesional.

Stephanie Susanto salah satunya. Sebelumnya Ia lebih dikenal sebagai host, presenter, dan wartawan investigatif di beberapa stasiun televisi. Sebagai jurnalis, karirnya pun terbilang mulus dan cukup mentereng.

Ia pernah menjadi asisten produser untuk acara Today's Dialogue, menjadi wartawan investigatif untuk Densus 88 dan BNN. Pindah ke TV One, Ia pun langsung didapuk untuk melakukan peliputan program Telusur dan Menyingkap Tabir, meliput Pemilu Presiden 2014 dan 2017, hingga liputan khusus lainnya.

Karirnya terus meningkat sebagai presenter untuk program unggulan TVOne seperti Kabar Siang, Kabar Hari Ini dan Bedah Kasus. Beragam pengalaman bertemu dan mewawancarai tokoh-tokoh bangsa membuat mental dan kemampuannya sebagai jurnalis kian terasah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pengalaman

Ia berkisah pengalaman yang tak terlupakan ketika melakukan peliputan bencana seperti gunung meletus. Ketika itu, Ia menempuh perjalanan yang tak mudah untuk sampai di suatu desa yang belum tersentuh bantuan. Berkat dari siaran berita yang dibuatnya pun akhirnya pemerintah setempat mampu merespon hal tersebut.

Belum lagi kecelakaan pesawat yang secara berkelanjutan menjadi penghubung antara keluarga korban dengan tim evakuasi. Termasuk mengabarkan manifest penerbangan, informasi yang mencerahkan dan menenangkan bagi keluarga korban.

Sebagai jurnalis, Ia juga berkesempatan untuk liputan ke Amerika Serikat untuk belajar counter violent extremist (CVE) yang merupakan kerjasama antara Indonesia dan Amerika. Selama 3 minggu, Ia mempelajari program CVE efektif di Washington DC, Boston dan Denver untuk diterapkan di Jakarta.

"Menjadi jurnalis memberikan saya kesempatan besar untuk belajar dan mengasah kemampuan 'street smart' bukan booksmart," ungkapnya.

 

3 dari 4 halaman

Meninggalkan Dunia TV

Sadar untuk terus mengasah pengalaman, Ia pun mantap untuk meninggalkan dunia pertelevisian. Gelaran Piala Dunia di Rusia pada tahun 2018 menjadi salah satu tugas terakhirnya sebagai jurnalis.

Delapan tahun mengenyam pengalaman sebagai jurnalis, Ia pun pindah haluan dan mengemban pengalaman baru sebagai Head of External Affairs & Media Relation Sinar Mas. 

"Saya haus untuk belajar dan mencari pengalaman lain. Dunia korporasi ternyata begitu kompleks, banyak hal yang harus saya pelajari. Saya bersyukur bekal sebagai jurnalis membawa manfaat dan berkat di tempat saya bekerja saya sekarang. Semoga saya juga bisa berkarya dan menjadi berkat juga bagi banyak orang," lanjutnya.

 

4 dari 4 halaman

Dipercaya

Karena kemampuannya, Ia pun dipercaya untuk Sinar Mas menjadi spokeperson untuk kegiatan Vaksin Gotong Royong. Lulusan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Pelita Harapan (UPH) ini juga pernah menjadi MC dan Moderator untuk acara-acara besar seperti dialog dengan Presiden RI Joko Widodo, Menteri ESDM dan sejumlah acara penting lainnya.

Melalui pengalamannya sebagai jurnalis, Ia pun membantu Sinar Mas berkembang. Pun ketika pandemi terjadi, Sinar Mas tercatat sebagai korporasi pertama yang melakukan kick off Vaksin Gotong Royong yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo.

Sebagai profesional yang memiliki latar belakang jurnalis, Ia juga mampu mengelola isu yang berkaitan dengan perusahaan. Perannya sebagai jembatan komunikasi antara perusahaan dengan pemerintah dan masyarakat mampu dijalankan dengan baik.

Yang jelas, Ia menuturkan bahwa pengalaman di dunia jurnalistik mengajarkan hal penting dalam pekerjaan yang diembannya saat ini. Keduanya sama-sama harus memberikan dampak positif baik bagi lingkungan tempat bekerja maupun masyarakat luas.

"Kita perlu membuka diri untuk belajar, seperti analogi jangan biarkan gelas anda penuh. kosongkan, karena ternyata dunia tidak sekecil daun kelor. Buka mata, dunia semakin canggih jangan sampai kita tergantikan dengan teknologi," tambahnya.

Tetap rendah hati dan menjaga kredibilitas serta reputasi. Selain itu, jangan lupakan peran tim dan terus belajar dalam lingkungan pekerjaan. Terlepas dari apapun profesi sebelumnya, Ia menyebut penting sekali untuk menjadi manusia yang lebih baik. 

"Dosen favorit saya selalu bilang, santai saja yang penting nyaman menjadi diri sendiri. hidup bukan kompetisi," tutupnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat