uefau17.com

Ingin Cuan dari Investasi? Lakukan Sejumlah Kebiasaan Ini - Saham

, Jakarta - Dewasa ini, sejumlah masyarakat mulai memahami akan pentingnya investasi sejak dini. Hal itu juga tercermin dari meningkatnya jumlah investor muda di pasar modal Indonesia.

Selain itu, investasi juga menawarkan banyak manfaat mulai dari membantu tujuan keuangan hingga menambah kekayaan yang dimiliki. Sehinga, jika Anda ingin memulai investasi perlu menumbuhkan kebiasaan untuk menyisihkan uang jajan maupun gaji yang didapatkan setiap bulannya. 

Founder Ngertisaham Frisca Devi Choirina menuturkan, investasi biasanya dikategorikan sebagai aktivitas yang membutuhkan uang dengan jumlah besar. Akan tetapi, ada juga investasi yang bisa dilakukan dengan modal kecil, yakni dengan cara membeli instrumen di pasar modal seperti saham.

"Investasi banyak manfaatnya dibandingkan tidak manfaatnya, dari pengalaman banyak anak muda yang tertarik investasi dari modal kecil dulu," kata Frisca dalam acara Wakaferse 2023 di BEI, Jumat (3/11/2023).

Frisca menerangkan, salah satu cara melakukan manajemen keuangan adalah dengan memisahkan rekening transaksi dan investasi. Kemudian, jika sudah membuat rekening terpisah bisa mulai menyisihkan 10 persen atau lebih dari penghasilan untuk melakukan investasi. Namun, yang terpenting adalah menumbuhkan kebiasaan investasi agar nantinya bisa mengatur keuangan dengan baik. 

"Sisihkan 10 persen atau lebih untuk investasi awalnya berat godaannya pengen banyak nongkrong, nonton bioskop, tapu lama-lama kebiasaan (untuk melakukan investasi) itu terbentuk sampai lulus kuliah. Hal yang biasa butuh paksaan, itu kita membangun kebiasaan, kalau perkara nanti modal cuannya nambah itu nanti," kata dia. 

Dengan demikian, ia menekankan, hal terpenting dalam investasi itu fokus pada menumbuhkan kebiasaan melakukan investasi ketimbang mengejar keuntungan yang didapatkan. Alhasil, jika sudah melakukan investasi dengan baik dan benar, investor berpotensi mendapatkan kesehatan secara finansial.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kenaikan Suku Bunga BI Berdampak terhadap Minat Investasi di Pasar Modal

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencermati keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali mengerek suku bunga acuan atau BI Rate ke level 6 persen akan memberikan dampak terhadap minat investor untuk melakukan investasi ke pasar modal Indonesia. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, kenaikan suku bunga acuan BI tersebut berdampak terhadap minat investor untuk berinvestasi ke pasar modal Indonesia. 

"Tentunya ada sedikit koreksi ya, per 23 Oktober, indeks mengalami koreksi tercatat 6.741 atau koreksi sebesar 1,6 persen year to date (ytd)," kata Inarno dalam Opening Ceremony Capital Market Summit and Expo (CMSE) 2023 di Main Hall BEI, Kamis (26/10/2023).

Dengan demikian, ia menyarankan agar para investor memperkuat pemahaman terkait ekonomi global yang dapat berdampak terhadap kinerja perusahaan dan harga saham.

Selain itu, OJK juga terus memantau kondisi perekonomian dan pasar modal Indonesia. Jika diperlukan, otoritas akan mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

 

 

3 dari 4 halaman

Pertumbuhan Investor

Sebagai informasi, pertumbuhan investor hingga 19 Oktober 2023 telah mencapai 11,83 juta investor atau SID. Angka itu meningkat 4 kali lipat dalam lima tahun terakhir, mayoritas masih didominasi milenial dan generasi Z (Gen Z) di bawah 30 tahun dengan persentase sebesar 57,4 persen. Sedangkan, hingga saat ini penghimpunan pasar melebihi Rp 200 triliun. 

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Oktober 2023 memutuskan menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 25 basis poin menjadi 6 persen dari sebelumnya sebesar 5,75 persen.

"Rapat RDG Bank Indonesia pada 18-19 Oktober 2023 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dalam konferensi pers, Kamis, 19 Oktober 2023.

Sama halnya dengan BI7DRR, suku bunga Deposit Facility juga dinaikkan sebesar 25 basis poin menjadi 5,25 persen dari sebelumnya 5,00 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen dari sebelumnya 6,50 persen.

4 dari 4 halaman

Alasan Kenaikan Suku Bunga Acuan

Perry menegaskan, kenaikan tersebut untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak meningkat tingginya ktidakpastian global, sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor.

"Sehingga inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1 persen pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1 persen pada 2024," ujarnya.

Sementara itu, kebijakan makroprudensial longgar diperkuat dengan efektivitas implementasi kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) dan menurunkan rasio penyangga likuiditas makroprudensial untuk mendorong kredit pembiayaan lebih lanjut bagi pertumbuhan ekonomi nasioanl.

Demikian pula, digitalisasi sistem pembayaran terus ditingkatkan untuk memperluas inklusi ekonomi dan keuangan digital, termasuk digitalisasi transaksi keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat