, Bandung - Sebuah aplikasi terapi wicara bernama BIMU (Bicara Itu Mudah) berhasil dirancang oleh mahasiswa Telkom University (Tel-U) yang tergabung dalam Tim Saayun Salangkah. Aplikasi ini berfungsi sebagai alat terapi wicara, alat bantu pembelajaran dan tumbuh kembang anak penyandang speech delay.
Menurut Ketua Tim Saayun Salangkah dari program studi S1 Desain Komunikasi Visual, Nabyla Kharisma Suhatman, aplikasi ini menggunakan metodi Picture Exchange Communication System (PECS) yang memanfaatkan Augmented Reality (AR) sebagai media interaktif untuk membuat anak fokus dalam proses belajar.
"Aplikasi BIMU juga dibuat dengan menggunakan media interaktif seperti penggunaan ilustrasi dan gambar-gambar yang memiliki animasi, feedback audio, fitur Augmented Reality (AR) sebagai cara untuk menggabungkan kondisi lingkungan sebenarnya dengan dunia virtual, kuis sebagai evaluasi pengenalan kosakata, serta mini game untuk membuat penyegaran kepada anak," ujar Nabyla dalam siaran medianya, Bandung, Selasa, 26 Maret 2024.
Advertisement
Nabyla mengatakan Tim Saayun Salangkah fokus pada pengembangan aplikasi dalam membantu proses pembelajaran dan tumbuh kembang anak penyandang autism yang mengalami gangguan speech delay.
Aplikasi ini akan membantu proses terapi wicara dan pembelajaran bagi anak-anak penyandang autism dalam belajar dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan berbicara, khususnya pada murid SLB Autisma YPPA Bukittinggi.
Implementasi produk BIMU mulai berlangsung sejak dari 21 Desember 2023 hingga 18 Februari 2024. Beragam manfaat diharapkan dapat dirasakan oleh pengguna, aplikasi BIMU bisa membantu terapi menjadi lebih efektif, sebagai media penghubung antara guru dan orang tua, modul pembelajaran yang menarik, dan lain sebagainya.
"Harapan kami, setelah implementasi di Sekolah Luar Biasa (SLB) Autisma YPPA Bukittinggi ini berhasil, aplikasi BIMU nantinya akan kami eskalasi agar tersedia di seluruh SLB dan rumah sakit yang ada di Indonesia. Sehingga manfaatnya bisa lebih luas," ucap dosen DKV Tel-U pembimbing selama social project, Rully Sumarlin.
Aplikasi ini juga sejalan Sustainable Development Goals (SDGs) poin nomor 4 yaitu Quality Education.
Tak hanya itu BIMU meraih prestasi Runner Up pada kategori Disability Quality of Life Improvement Solution pada ajang anugerah Innovillage 2023 yang berlangsung pada Sabtu (9/3/2024) di Auditorium Gedung Damar Tel-U.
Baca Juga
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Speech Delay
Dicuplik dari kanal Disabilitas, Liputan6, Speech delay, atau keterlambatan bicara, adalah kondisi dimana seorang anak belum mencapai kemampuan bicara yang sesuai dengan usianya.
Speech delay adalah salah satu ciri yang umum ditemukan pada anak autisme, namun perlu diingat bahwa hal ini juga bisa terjadi pada anak tanpa autisme.
Meskipun demikian, keterlambatan berbicara yang signifikan patut diwaspadai dan dikonsultasikan ke dokter untuk diagnosis yang tepat.
Pada anak autisme, keterlambatan berbicara biasanya disertai dengan masalah komunikasi lainnya.
Hal ini dapat berupa kurangnya kontak mata, pasivitas sosial dan emosional, tidak melakukan gestur atau menunjuk pada objek, atau fokus yang berlebihan pada objek tertentu.
Advertisement
Masalah Komunikasi pada Anak Non-autis
Bayi-bayi, dalam proses perkembangannya, belajar bahwa komunikasi adalah kunci untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Jauh sebelum mereka berbicara, mereka menggunakan kontak mata, menarik lengan, mengoceh, menunjuk, dan berinteraksi secara fisik atau wajah untuk menyampaikan maksud mereka.
Seiring waktu, anak-anak neurotypical (anak-anak tanpa autisme) akan belajar menggunakan bahasa lisan karena termotivasi oleh respons sosial dan meniru orang-orang di sekitar mereka.
Dilansir dari Verywell Health, faktor-faktor yang mendorong perkembangan bahasa pada anak neurotypical antara lain:
1. Motivasi dari respon sosial: Senyuman dan pelukan dari orang tua menjadi pendorong yang kuat bagi anak untuk terus berkomunikasi.
2. Kecenderungan meniru: Anak-anak neurotypical secara alami meniru tindakan orang-orang di sekitar mereka, termasuk cara berbicara.
3. Fokus pada interaksi sosial: Anak-anak neurotypical menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengamati orang daripada benda, dan senang bersosialisasi dengan orang lain.
4. Kebutuhan sosial: Anak-anak neurotypical mudah merasa bosan atau kesepian ketika ditinggalkan sendirian.
Faktor-faktor ini mendorong anak-anak neurotypical untuk belajar bahasa lisan dengan cepat dan efektif.
Masalah Komunikasi pada Anak dengan Autisme
Di sisi lain, anak-anak dengan autisme yang mengalami speech delay juga sering mengalami masalah komunikasi yang membuat hubungan sosial menjadi sulit.
Hal ini berlaku bagi semua tingkatan autisme, meskipun anak-anak dengan autisme fungsional tinggi mungkin lebih mudah bersosialisasi dibandingkan dengan yang lain yang membutuhkan dukungan lebih tinggi.
Berikut adalah beberapa contoh tantangan sosial yang dihadapi anak autisme:
1. Lebih termotivasi oleh minat sendiri: Anak autisme lebih fokus pada hal-hal yang mereka sukai dan kurang tertarik dengan interaksi sosial.
2. Jarang meniru: Mereka jarang meniru tindakan orang lain, sehingga sulit untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungan sosial.
3. Lebih tertarik pada benda: Anak autisme lebih tertarik pada benda daripada pada orang, sehingga interaksi sosial menjadi terhambat.
4. Lebih suka menyendiri: Mereka merasa puas ketika dibiarkan sendirian untuk mengejar minat mereka sendiri.
5. Suka berulang: Anak autisme merasa nyaman dengan rutinitas dan senang melakukan hal yang sama berulang-ulang.
Karakteristik-karakteristik ini dapat menyebabkan berbagai tantangan sosial, seperti kesulitan memahami isyarat nonverbal, kurang minat untuk berinteraksi dengan orang lain dan kecemasan saat menghadapi perubahan rutinitas.
Tantangan-tantangan ini dapat membuat anak autisme sulit untuk menjalin hubungan sosial dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial.
Advertisement
Beda Kondisi Speech Delay pada Anak dengan Autisme dan Non-Autisme
Meskipun sama-sama mengalami speech delay, terdapat perbedaan yang cukup mudah dikenali antara anak autis dan non-autis. Contohnya, "X" dan "Y", dua anak fiktif dengan keterlambatan berbicara signifikan:
X:
1. Tidak berbicara pada usia 2 tahun.
2. Membuat suara mengoceh dan menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi.
3. Menunjuk, menarik orang, dan berinteraksi dengan orang lain.
4. Menikmati bermain dengan orangtua dan saudara.
5. Merasa frustrasi ketika ditinggal tidur siang.
Y:
1. Memiliki beberapa kata, tetapi tidak menggunakannya untuk berkomunikasi.
2. Mengulang kata-kata berulang kali untuk diri sendiri.
3. Belum menemukan cara untuk menggunakan gestur, suara, atau kata-kata untuk meminta sesuatu.
4. Sulit untuk menarik perhatiannya.
Berdasarkan data di atas, kemungkinan penyebab speech delay pada X adalah adanya kehilangan pendengaran, gangguan apraksia (masalah dengan kontrol otot yang digunakan dalam berbicara) atau gangguan kognitif.
Sedangkan, terdapat kemungkinan tanda autisme pada Y karena dia menunjukkan sifat-sifat seperti kesulitan berkomunikasi, perilaku berulang serta kurangnya interaksi sosial.
Tanda Signifikan Autisme pada Anak Selain Speech Delay
Perkembangan berbicara pada anak-anak dengan autisme sangat beragam. Ada yang mulai berbicara lebih awal dari anak-anak normal, tapi ada pula yang bahkan tidak berbicara sama sekali.
Berdasarkan penelitian, rata-rata anak autisme baru mulai berbicara pada usia 36 bulan, dibandingkan dengan anak normal yang mulai berbicara pada usia 12-18 bulan.
Selain keterlambatan berbicara, berikut adalah beberapa tanda autisme lainnya yang perlu diperhatikan:
Usia 6-12 bulan:
1. Jarang atau tidak ada kontak mata
2. Tidak membalas senyuman
3. Terlihat pasif secara emosional
4. Terfokus pada objek
Usia 12 bulan:
1. Tidak merespon saat dipanggil
2. Tidak mengoceh
3. Tidak menggunakan gestur atau meniru
Usia 16 bulan:
1. Tidak menggunakan kata-kata tunggal
2. Tidak menunjuk atau menunjukkan objek
3. Tidak tertarik untuk berbagi pengalaman
Usia 24 bulan:
1. Tidak ada ungkapan dua kata
2. Tidak berbahasa sama sekali
Jika Anda menemukan beberapa tanda di atas pada anak Anda, segeralah konsultasikan dengan dokter atau ahli terapi untuk mendapatkan diagnosis dan intervensi yang tepat.
Terkini Lainnya
105 Orang di Jabar Meninggal Dunia Akibat Terpapar DBD
Warganet Klaim Naik Pesawat Susi Air Jakarta-Bandung Lebih Murah dan Lebih Cepat dari Kereta Whoosh
Menilik Alasan Bandung Barat Rawan Longsoran atau Pergerakan Tanah
Speech Delay
Masalah Komunikasi pada Anak Non-autis
Masalah Komunikasi pada Anak dengan Autisme
Beda Kondisi Speech Delay pada Anak dengan Autisme dan Non-Autisme
Tanda Signifikan Autisme pada Anak Selain Speech Delay
speech delay
BIMU
aplikasi terapi wicara
terapi wicara
Telkom University (Tel-U)
Rekomendasi
Mengenal dan Mencegah Speech Delay pada Anak
Ria Ricis Bangun Sekolah Anak Usia Dini dengan Oki Setiana Dewi, Ada Kelas Content Creator dan Parenting
Waspada Speech Delay Pada Anak, Dialami Moana Anak Ria Ricis
Copa America 2024
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Minggu 30 Juni di Indosiar dan Vidio
Timnas Indonesia U-16
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Garuda Nusantara Dilarang Takut
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Dapatkan Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Sesaat Lagi Tayang di Indosiar dan Vidio
Judi Online
80 Ribu Pelajar Kecanduan Judi Online, Komnas PA Bandar Lampung Minta Cek Aktivitas Daring Anak
Promosikan Situs Judi Online, Belasan Selebgram Lampung Kena Batunya
Kepala Desa di Sampang Diminta Jadi Pelopor Pencegahan Judi Online
Hoaks Terkini Seputar Judi Online, Simak Biar Tak Terpengaruh
Punya Ayah Kecanduan Judi dan Menafkahi Keluarga dari Uang Haram, Bagaimana Buya?
Top 3 News: Tangani 23 Kasus Judi Online, Polda Metro Jaya Sebut Semua Bandar Ada di Luar Negeri
Pilkada 2024
Jokowi Effect Disebut Masih Ada di Pilkada 2024, PDIP Andalkan Ini
Pilkada 2024, PDIP Buka Peluang Kerja Sama dengan Gerindra sampai PKB
Bukan di Jakarta, Golkar Pastikan Ridwan Kamil Menang di Pilkada Jawa Barat
Ribuan Petani Kumpul di Semarang Minta Sudaryono Maju Gubernur Jawa Tengah
LSI Sebut Jokowi Effect Pengaruhi Pemilih di Pilgub Jateng 2024
Visi Eman Suherman Majukan Majalengka dengan Kolaborasi Disebut Menuai Dukungan Besar
TOPIK POPULER
Populer
Bagaimana Bisa Jantung Terserang Rematik? 4 Faktor Ini Diduga Menjadi Penyebabnya
Mantan Mahasiswi UIN Lampung Kembali Viral, Dilabrak Istri Sah saat Berduaan dengan Suami Orang di Dalam Mobil
Aktivitas Lempeng Indo-Australia Jadi Pemicu Gempa M5,1 di Pangandaran
Di Balik Pergantian Mendadak Ketua DPD Nasdem Garut Jelang Pilkada Garut 2024, Ada Apa?
Polda Sumbar Ungkap Hasil Penyidikan Kematian Afif Maulana: Meninggal karena Melompat dari Jembatan
Kuatkan Kolaborasi Pariwisata dan Pertambangan, Pendorong Ekonomi di Kutai Barat
80 Ribu Pelajar Kecanduan Judi Online, Komnas PA Bandar Lampung Minta Cek Aktivitas Daring Anak
Jangan Ragu, Begini Cara Menghadapi Rasa Minder
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Slovenia: Andalkan Pilar Utama
Prancis Bersiap Hadapi Belgia di 16 Besar Euro 2024
Laga Dramatis, Inggris Berhasil Redam Slovakia 2-1
Bungkam Georgia, Spanyol Tantang Jerman di Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Berita Terkini
Volume Bulanan Polymarket Tembus USD 100 Juta di Tengah Pilpres AS yang Kian Memanas
Spesifikasi Samsung S24 dan Harganya, Seri Terbaru dengan Fitur AI Di Dalamnya
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
HUT ke-78 Bhayangkara, Kompolnas Minta Polri Makin Transparan dan Merespons Cepat Masyarakat
8 Uang Tebusan Terbesar yang Didapat Hacker dari Serangan Ransomware
Jarang Diketahui, Karomah Kewalian Mbah Moen Diungkap Ustadz Adi Hidayat
Momen Lucu Treasure dan Teume Ngomongin Ketoprak Saat Konser di Jakarta
Top 3: Profil Jamal Musiala, Pemain Timnas Jerman di Jajaran Top Skor Euro 2024
PLN Indonesia Power Cetak Laba Bersih Rp 8,19 Triliun pada 2024, Ini Pendorongnya
6 Momen Rachel Vennya dan Salim Nauderer Rayakan 3 Tahun Pacaran
Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina Terbaru per 1 Juli 2024
Berdiri di Jantung Kota Jakarta, Ini yang Ditawarkan BYD Harmony Sudirman
6 Potret Lawas Keluarga Kecil Reza Artamevia dan Mendiang Adjie Massaid
Potret Ayu Ting Ting Pakai Baju Kurung Maroon, Dipuji Mirip Permaisuri Brunei