uefau17.com

Desa Pajam, Desa Tertua di Wakatobi yang Khas dengan Kain Tenun - Regional

, Kendari - Desa Pajam merupakan salah satu desa yang terletak di Pulau Kaledupa, salah satu dari empat pulau utama Wakatobi. Masyarakat Desa Pajam terkenal dengan budi daya tenunnya yang khas.

Mengutip dari direktoripariwisata.id, Desa Pajam sebenarnya berasal dari dua desa, yaitu Palea dan Jamaraka. Budidaya tenun yang begitu populer membuat desa ini ditetapkan sebagai pusat kerajinan tenun atau 'weaving handicraft center' oleh pemerintah. Oleh sebab itu pula, desa ini menjadi salah satu kawasan 'ecotourism' unggulan Wakatobi.

Kerajinan tenun di desa ini dipelajari secara turun-menurun. Awalnya, keterampilan ini digunakan sebagai bekal gadis-gadis Palea, tetapi kini kain tenun menjadi ciri khas sekaligus oleh-oleh khas Desa Pajam yang banyak diburu.

Mengutip berbagai sumber, Desa Pajam adalah salah satu desa tertua di Wakatobi. Masyarakat setempat meyakini desa ini sebagai asal cerita dan peradaban Kerajaan Kaledupa di wilayah Pulau Kaledupa, Wakatobi.

Untuk sampai ke desa ini, pengunjung bisa masuk melalui Pulau Wangiwangi. Dari Pulau Wangiwangi, setidaknya dibutuhkan waktu menyeberang sekitar empat jam dengan menggunakan kapal.

Saat berkunjung ke desa yang masuk kawasan Benteng Palea ini, pengunjung bisa menyaksikan langsung proses pembuatan tenun yang dilakukan secara manual. Mulai dari proses menggulung benang hingga proses menenun, semuanya bisa dilihat secara langsung. Bahkan, pengunjung juga bisa ikut melakukan praktik menggunakan alat tenun milik warga setempat.

Selain melihat dan ikut terlibat dalam proses pembuatan tenun, pengunjung juga bisa berkunjung ke tempat menarik lainnya, salah satunya Benteng Kamali. Benteng ini berdekatan dengan rumah warga.

Benteng Kamali memiliki dua bangunan, yakni benteng dan aula. Sementara itu, juga terdapat pohon mati dan tumpukan batu yang menjadi pembatas antara benteng dan rumah warga.

Selain Benteng Kamali juga terdapat benteng lainnya, yakni Benteng Palea. Benteng ini juga sering dikunjungi pelancong dari luar Desa Pajam.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat