, Pontianak - Masyarakat Dayak Benawan di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, memiliki ritual khusus tolak bala penyakit. Ritual yang disebut nyapet ini dilakukan jika ada wabah luar biasa melanda lingkungan mereka.
Ritual ini adalah cara, adat, penanganan cepat, serta bentuk berserah diri kepada Tuhan, atau mereka biasa menyebut Tuhan dengan Jubata. Ritual ini juga merupakan respon terhadap rasa cemas dan takut masyarakat setempat.
Umumnya, ritual ini dilakukan dengan berdiam diri di rumah selama tiga hari tiga malam, seperti dikutip dari 'Ritual Nyapet pada Suku Dayak Benawan Sebagai Respon Terhadap Wabah' oleh Nikodemus Niko, dalam Buku Menolak Wabah (Suara-Suara Dari Manuscript, Relief, Khazanah Rempah dan Ritual Nusantara).
Advertisement
Aturan tersebut berlaku untuk semua penduduk di desa yang melakukan nyapet. Mereka dilarang untuk beraktivitas di luar rumah, termasuk memetik atau melayukan daun kayu dan rumput. Aktivitas luar rumah yang diperbolehkan hanya untuk keperluan mandi atau mengambil air di sungai.
Baca Juga
Selama ritual ini dilaksanakan, penduduk di kampung sekitar yang tidak melaksanakan nyapet tidak diperbolehkan untuk ikut campur. Ritual ini juga identik dengan kain kuning yang diletakkan pada setiap rumah.
Kain tersebut difungsikan sebagai simbol bahwa siapapun tidak boleh bertamu di rumah warga selama tiga hari tiga malam. Apabila terjadi pelanggaran, maka orang yang bertamu dan warga yang menerima tamu akan dikenakan denda adat.
Denda adat ini dimaksudkan untuk menyelesaikan perkara antara kekuatan atau makhluk gaib dengan manusia yang dianggap sebagai pelanggar adat Dayak. Hal tersebut dilakukan untuk mengembalikan situasi aman, damai, dan sejahtera.
Seluruh warga yang sedang melakukan ritual nyapet juga tidak diperkenankan untuk memasak daging, seperti rusa, babi, ikan, udang, maupun kepiting. Mereka hanya boleh memasak sayur yang diambil dari kebun sehari sebelum ritual dimulai.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tiga siswa SMA Negeri 2 Negeri Palangkaraya berhasil menemukan obat penyembuh kanker dari pohon bajakah. Berkat penemuan ini mereka berhasil meriah medali emas pada ajang kompetisi tingkat dunia di Seoul, Korea Selatan.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Hening dan Sepi
Saat ritual ini dilaksanakan, situasi kampung harus hening dan sepi. Begitu pula suasana di dalam rumah di mana cara berkomunikasinya disampaikan dengan suara yang pelan. Sementara itu, suara mesin, listrik, dan musik juga dilarang oleh pesirah adat.
Ritual ini dimulai dengan melakukan pembacaan mantra dan dilengkapi dengan sesaji utama. Sesaji utama biasanya berupa ayam jantan, ayam betina, dan babi.
Sesaji tersebut dilengkapi dengan nasi purut, nasi kaleng, ubi ungu, telur ayam kampung, uwai, apoh gamber, daun bakek, langak, rokok daun, tembakau, arak atau tuak, air putih, dan uang logam. Semua sesaji ini diletakkan di atas ancak, yakni bambu yang dianyam dan dialasi daun pisang.
Nasi purut dan nasi kaleng dibentuk seperti gunung agak memanjang ke atas. Nasi-nasi ini ditaburi langak di atasnya.
Selanjutnya, daun bukek, uwai, dan apoh gamber digulung menjadi satu lalu diikat di atas tali ancak. Arak atau tuak dan air putih disimpan di dalam bambu kecil, lalu disisipkan di atas tali ancak di dekat daun bukek digantung.
Adapun daging ayam dan daging babi yang sudah dimasak setengah matang dan diiris-iris diletakkan di atas ancak, tepatnya di dekat nasi purut dan nasi kaleng. Lalu, telur ayam kampung dibelah menjadi dua dan diletakkan di atas ancak.
Warga akan bergotong royong untuk mempersiapkan sesaji ini. Ritual ini diselenggarakan selama setengah hari.
Mulai pukul 09.00 pagi, para perempuan sudah mempersiapkan sesaji, sementara laki-laki mulai berkumpul pukul 13.00 untuk begisah-gisah (bercerita) sebelum acara dimulai. Pukul 15.00, para laki-laki berangkat menuju Pedagi.
Pedagi merupakan tempat keramat, yakni tempat arwah dan roh gaib akan berkumpul untuk dijamu. Ketika dukun mulai berinteraksi dengan roh gaib, maka tidak ada satupun orang yang boleh berbicara.
Usai pembacaan mantra selesai, masyarakat akan pulang ke tempat pasirah adat, lalu setiap orang akan mengambil sumangatnya. Pengambilan sumangat dilakukan oleh dukun dengan perantara nasi purut ditabur langak, kemudian diletakkan di telinga kiri setiap orang yang hadir sambil mengucapkan mantera 'kuuuu semangata'.
Setelah itu, mereka akan pulang ke rumah masing-masing dan memulai masa pantangnya. Setelah tiga hari, bendera atau kain kuning akan diturunkan sebagai tanda masa pantang telah berakhir.
Menurut masyarakat setempat, ritual ini merupakan cara berdamai dengan alam semesta yang didiami. Tak hanya manusia, tetapi juga berdamai dengan roh leluhur, alam gaib, dan Jubata sebagai penguasa semesta.
Hingga saat ini, masyarakat Dayak Benawan mempercayai bahwa ritual ini merupakan ritual penting untuk menolak wabah penyakit. Bahkan, ritual ini juga masih dilakukan saat pandemi covid-19 melanda.
Saat pandemi Covid-19, nyapet menjadi ritual tolak bala utama yang dilakukan masyarakat sekitar. Sebelumnya, nyapet juga telah dilakukan pada saat wabah flu burung atau yang mereka sebut sampar ayam pada 2005.
(Resla Aknaita Chak)
Terkini Lainnya
Kue Dinolulun, Santapan Gurih dan Manis dalam Upacara Dange
Telingaan Aruu, Tradisi Kuping Panjang yang Mulai Ditinggalkan Generasi Muda Dayak
Tato Dayak yang Legendaris, Ini Ragam Motif dan Maknanya
Saksikan video pilihan berikut ini:
Hening dan Sepi
Pontianak
Kalimantan
berita kalimantan
berita kalimantan hari ini
Dayak
nyapet
dayak benawan
Rekomendasi
Hari Berkabung Daerah di Kalbar 28 Juni
Akhirnya Garuda Jaya Dapat Satu Set pada Laga Pamungkas PLN Mobile Proliga 2024
Kalahkan Gresik Petrokimia, Jakarta Electric PLN Pastikan Tiket Final Four PLN Mobile Proliga 2024
Kemeriahan PLN Mobile Proliga 2024, Antusias Penonton dan Semarak Pertandingan
Pecinta Voli Pontianak Antusias Saksikan Proliga 2024, Tiket di PLN Mobile Ludes Terjual
Euro 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Copa America 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
Tugas Pantarlih Pilkada 2024, Pahami Tanggung Jawab dan Besaran Gajinya
Alasan DPD PSI Jakbar Usulkan Deddy Corbuzier Maju Pilkada Jakarta: Otot Politiknya Kuat
TOPIK POPULER
Populer
Gempa Batang Jateng Merusak Rumah Warga, Sejumlah Orang Luka-Luka
Pegi Setiawan Bebas, Kuasa Hukum Vina: Memang Terbukti Ada Kecerobohan Polisi
Kemenparekraf Perkenalkan Program Senandung Dewi 2024 dalam Kolaborasi Penglipuran Village Festival XI
Alasan Indonesia Harus Impor Beras
Festival Bulan Juni 2024 Sukses Digelar di Palembang
Bangunan Liar di Bukit Talumolo Diduga jadi Penyebab Kota Gorontalo Diterjang Banjir
Dari Mojang Bandung, Harashta Toreh Sejarah jadi Miss Supranational 2024
Datang ke Polda Sumut, Putri Korban Kebakaran Rumah Wartawan di Karo Buat Laporan Polisi
Buka Layanan Paspor 'After Hour', Imigrasi Tanjungpandan Raih Penghargaan di Belitung Expo 2024
Antisipasi Bencana, Sekda Sebut Jabar Perlu Manajemen Penanggulangan Super Team
Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Hotman Paris Ajak Pegi Setiawan Makan Ramen Setelah Status Tersangka Kasus Vina Cirebon Batal
Pegi Setiawan Bebas, Polri: Jadi Evaluasi Bersama
Berita Terkini
Virus West Nile Beserta Gejala dan Pencegahannya, Kini Merebak di Israel
Potret Harashta Haifa Zahra, Miss Supranational 2024 Pertama Asal Indonesia
3 Anak Tewas dalam Insiden Kebakaran Rumah, Seorang Pria Diamankan Polisi Australia
Adhi Karya Kantongi Kontrak Baru Rp 10,2 Triliun hingga Juni 2024
Pemuda Jakbar yang Berani Lawan Begal saat Mau Tes Bintara Dapat Penghargaan dari Kapolri
Jokowi Lepas Bantuan Kemanusiaan untuk Papua Nugini dan Afghanistan
Kawasan GBK Diusulkan Jadi PSN Khusus Olahraga dan Hiburan
Sering Lupa Menaruh Barang? Coba Baca Doa ini
11 Manfaat Selada Bagi Kesehatan, Simak Cara Menyimpan Agar Tetap Segar
Comeback Lagi Main Sinetron di SCTV, Irish Bella Harus Pintar Bagi Waktu dan Jaga Penampilan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pemain Vidio Original Series Ular Tangga Dara(h) Bagikan Cerita Syuting Menyeramkan Bersama Ular
Pembiayaan Multifinance Capai Rp 490,69 Triliun per Mei 2024
Kado HUT ke-50, Yamaha Hadirkan Premium Shop Pertama di Indonesia