, Cilacap - Kisah indahnya toleransi ini terjadi beberapa tahun lampau, di sebuah kota lereng selatan Gunung Slamet, Purwokerto.
Ini adalah kisah bagaimana toleransi mewujud dalam kondisi yang sulit dan unik. Toleransi adalah soal hati.
Kisah itu diceritakan oleh Boni Fausius Abbas ketika menjadi pembicara dalam Sarasehan Budaya dan Buka Bareng Kerukunan Umat Beragama bertajuk ‘Wareg Bareng Kencot Bareng’ yang digelar Komunitas Kristiani dan Komunitas Muslim di Majenang, di Gereja Santa Theresia, Senin sore, 27 Mei 2019.
Advertisement
Suatu hari, Romo Boni, seorang Rohaniwan Katolik menengok tetangganya yang tengah dirawat di sebuah rumah sakit di Kota Purwokerto. Mendadak, seorang tenaga medis rumah sakit tersebut tergesa mendekati Romo Beni.
Si dokter mengatakan ada seorang pasien yang tengah menjelang ajal. Ini adalah rumah sakit yang berafiliasi dengan organisasi yang identik dengan agama Kristen. Tentu, Romo Boni ini sudah dikenal sebagai rohaniwan.
Baca Juga
Semula, baik petugas medis mapun Romo Boni mengira pasien yang hendak meninggal ini beragama Kristen. Belakangan diketahui, pasien yang dimaksud adalah seorang muslim.
Jiwa toleran Romo Boni diuji. Hatinya sempat gundah.
“Saat itu pasien masih sadar,” ucapnya, kala itu.
Perlu diketahui, ketika seorang muslim hendak meninggal dunia, maka pendamping rohani yang bisa dari kalangan keluarga atau pemuka agamanya menuntunnya untuk mengucapkan kalimat Allah dan syahadat.
Masalahnya, pikir Romo saat itu, jika ia mengucapkan syahadat, maka secara agama Katolik salah. Pun, ia ragu sebagai penganut Katolik menuntun seorang muslim mengucapkan kalimat-kalimat suci dalam agama Islam.
Namun, ia melihat tak ada orang yang menuntun pasien muslim. Nuraninya pun bergemuruh lebih kencang untuk menolong saudara muslimnya ini. Karenanya, ia bertekad menuntun si muslim mengucapkan syahadat atas nama toleransi.
“Saya berulang-ulang mengucapkan Asyhadu Allaa Ilaahaillallaah, Wa Asyhadu Anna Muhammadarrosulullah. Saya ingin agar ia berada dalam keimanannya,” ucap Romo Sastor Boni.
Saksikan Video Pilihan Ini:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Muslim Kembali ke Tuhannya dalam Iman
Usai menuntun pasien yang menjelang kematiannya itu, Romo Boni kembali ke kamar perawatan tetangganya. Dua jam kemudian, ia dikabari bahwa pasien muslim tersebut sudah meninggal dunia.
Romo pun berdoa agar pasien muslim itu meninggal dunia dalam iman dan Islam.
Romo Boni yakin, apa yang dilakukannya tak salah. Sebab, ia hanya ingin menolong agar saudaranya yang berbeda agama itu kembali kepada Tuhannya dalam keimanannya.
Menurut dia, agama adalah jalan menuju Tuhan. Agama yang berebeda menyebabkan jalan menuju Tuhan berbeda. Namun tiap jalan ini punya tujuan akhir yang sama, yakni Tuhan.
Tiap agama mengajarkan kebajikan yang sama. Dan toleransi di antara agama bisa dibentuk jika ada dialog dengan keterbukaan menerima perbedaan.
Perbedaan itu bukan berarti antar umat beragama saling bertarung. Agama mengajarkan untuk saling menerima dan menghargai.
“Agama tidak menyebabkan kita berkelahi. Dalam agama kita diajarkan untuk saling menghormati,” ujar Romo Boni.
Dalam kesempatan yang sama, budayawan Banyumas, Ahmad Tohari, menilai toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia mesti dibangun dari berbagai sektor. Salah satu yang menurut dia krusial adalah kesejahteraan masyarakat.
“Sudah sering diucapkan. Kebersamaan orang gereja, orang masjid, orang pure itu sudah biasa. Akan tetapi, kebersamaan antara orang kenyang dan orang lapar itu yang tidak digarap sama sekali,” kata Ahmad Tohari.
Advertisement
Ekonomi dan Toleransi
Menurut Tohari, kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat menjadi faktor yang kerap dilupakan ketika membangun kerukunan atau toleransi. Ia pun mengkritik model pembangunan toleransi dan kerukunan umat beragama yang hanya berupa simbol belaka.
Itu termasuk oleh pemerintah yang kerap melupakan isu ekonomi dan sosial saat membangun budaya kerukunan. Pemerintah lalai bahwa kesejahteraan yan rendah bisa pula menjadi pemicu gangguan sosial dalam masyarakat.
Sebab, sikap intoleran masyarakat bisa berawal dari kondisi susah. Akibatnya, mereka mudah terprovokasi untuk melakukan beragam tindakan, ucapan yang membenarkan diri atau kelompok sendiri.
Tohari yakin, sebagian masyarakat yang mudah terprovokasi adalah masyarakat yang lapar. Lapar itu diartikan Tohari sebagai hasrat atau keinginan-keinginan ekonomi dan sosial yang belum terpenuhi.
Menurut dia, masyarakat yang kurang sejahtera lebih mudah terprovokasi. Ujungnya, orang tersebut bisa saja larut dalam isu sektarian.
Dia meminta agar tiap umat beragama belajar toleransi dalam agamanya masing-masing. Sebab, semua agama telah mengajarkan toleransi. Salah satunya adalah perintah untuk saling berbagi dan melindungi.
“Wareg bareng, kencot bareng’. Kelihatannya kasar, tetapi artinya menarik. Nah, artinya saya kira, penting sekali, kebersamaan, antara Jawa dengan Sunda, Tionghoa, itu sudah umum. Yang lebih penting adalah kebersamaan saat susah,” Tohari menjelaskan.
Terkini Lainnya
Kisah Haru Romo Katolik Tuntun Syahadat Seorang Muslim Jelang Kematian
Toleransi Beragama di Jabar Rendah, Ini Harapan Sobat KBB
Potret Toleransi di Wihara Dharma Bhakti Aceh Saat Perayaan Imlek
Muslim Kembali ke Tuhannya dalam Iman
Ekonomi dan Toleransi
Paskah
Purwokerto
Toleransi
Pastor Tuntun Syahadat Muslim
Jelang Ajal
jumat agung
pastor
Katolik
Kristen
perayaan paskah
Syahadat
Rekomendasi
Penjelasan MUI Soal Fatwa Larangan Salam Lintas Agama
Ijtima Ulama MUI: Haram Umat Islam Ucapkan Salam Berdimensi Doa Khusus Agama Lain
Pesan Kerukunan dan Toleransi Beragama dari Kota Bandung Jelang Hari Raya Tri Suci Waisak
Copa America 2024
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Hasil Copa America 2024: Uruguay Singkirkan Amerika Serikat, Panama Melenggang ke Perempat Final
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Ini Penyebab Kekalahan Lawan Australia Menurut Pelatih
Timnas Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala AFF U-16, Nova Arianto Tetap Beri Apresiasi
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah dan Kebobolan 5 Gol, Garuda Nusantara Gagal ke Final
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah, Garuda Nusantara Paksa Skor Imbang di Babak Pertama
Judi Online
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Puan Minta MKD Buka Daftar Anggota DPR yang Diduga Terlibat Judi Online
Dewan Pers Minta Kapolri-Kapolda Usut Kebakaran Rumah Wartawan di Karo
Pilkada 2024
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
KPU RI Resmi Terbitkan Peraturan Anyar soal Batasan Usia Kepala Daerah, Ini Isinya
Puan Sebut PDIP Pertimbangkan Kaesang Maju Pilkada Jateng
Hasto PDIP: Coklit Ini Penting Dalam Menjamin Hak Konstitusional Warga
TOPIK POPULER
Populer
Siap Debut Solo, Lee Seung Hoon WINNER Siapkan Mini Album MY TYPE
Kuasa Hukum Pegi Setiawan Ungkap 5 Kejanggalan Penyidik di Praperadilan Kasus Vina Cirebon
Memajukan Jurnalisme Warga dan Jurnalisme Pangan Berkualitas
2 Kawah Danau Kelimutu Mendadak Berubah Warna, Ada Apa?
Marah Tak Disiapkan Makan Siang, Pria di NTT Tega Bunuh Istrinya
Dico Ganinduto Jadi Top of Mind Versi LSI
2 Kasus Pembunuhan Cor di Palembang, Para Tersangka Masih Berkeliaran Bebas
Mengenal Latar Belakang Pendirian Museum Konferensi Asia Afrika Bandung
Fakta Menarik Lombok Dijuluki Kota Seribu Masjid, Begini Asal Usulnya
Polisi Masih Selidiki Sosok Mister X Korban Mutilasi Garut Selatan
Euro 2024
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Euro 2024: Sukses Hancurkan Rumania 3-0, Ronald Koeman Masih Punya Satu Penyesalan soal Permainan Belanda
Berita Terkini
Akun Facebook Saya Diretas, Ini Cara Memulihkan Akun yang Dihack
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
PKB Sebut PDIP Oke dengan Anies di Pilgub Jakarta, Tapi Masih Pertimbangkan Cawagub
Sarana Menara Nusantara Rampungkan Akuisisi 90 % Saham IBST
10 Smartphone Paling Ngebut di Bulan Juni 2024, Apa Saja?
Harga Emas Melorot Lagi, Ini Gara-garanya
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
60 Ucapan Anniversary Pernikahan Islami, Kata-Kata Romantis Penuh Doa dan Harapan
Libur Sekolah ke Kampung Willys Kang Cuya Subang, Bisa Seseruan Naik Kursi Layang Sambil Memandang Sawah
BMKG Ingatkan Wilayah Jawa dan Papua Waspada Dampak Hujan Deras
Data Terkini Jemaah Haji Indonesia 2024 Meninggal di Tanah Suci
Kenalkan 'Si Jelita', Inovasi yang Mudahkan Pustakawan Mengolah Data Besutan Orang Magelang
Istri Presiden Pertama RI Ratna Sari Dewi Sukarno ke Lokasi Gempa Hualien Taiwan, Beri Donasi Rp1 Miliar
Berjiwa Bebas, 2 Zodiak Ini Suka Menghindari Pernikahan Meski Didesak Keluarga
Generasi Muda China Doyan Menabung saat Gen Z di Dunia Menumpuk Utang, Ada Apa?