uefau17.com

Kolaborasi Venzha Christ, Erix Soekamti, dan Grayce Soba Bangun VMARS di Yogyakarta - Regional

, Yogyakarta- Pegiat space art asal Yogyakarta Venzha Christ berkolaborasi dengan musisi Erix Soekamti dan Grayce Soba membangun simulasi pelatihan hidup atau analog Mars bernama v.u.f.o.c Mars Analog Research Station (VMARS). VMARS yang diinisiasi Venzha Christ ini akan dibangun di pegunungan Menoreh Kulon Progo dan melibatkan banyak pihak, mulai dari pemerintah daerah, akademisi, praktisi, dan komunitas.

VMARS seharusnya mulai beroperasi pada 2021, akan tetapi situasi pandemi Covid-19 yang belum kondusif, membuat rencana pembangunan VMARS tertunda pada tahun ini.

Kendati demikian, upaya menyosialisasikan VMARS terus berjalan. Sejumlah perhelatan internasional menjadi tempat presentasi VMARS.

Rencana pembangunan VMARS pernah dipresentasikan di Jepang (Yokohama Trienalle) pada 2020 dan Thailand (Bangkok Art Biennale) pada 2021. Pada tahun ini, VMARS akan kembali dipresentasikan ke sejumlah negara, seperti Korea (UNESCO Media Arts Creative City Platform), Taiwan, dan Prancis.

Venzha Christ, Erix Soekamti dan Grayce Soba bakal mewujudkan VMARS tahap pertama atau prototype (purwarupa). Ada tiga hal yang menjadi fokus VMARS tahap pertama, yakni, penelitian terraforming dengan nama V-TF, pengenalan space farming dengan nama V-SFM, dan menciptakan kreasi alternatif space food dengan nama V-SF.

“Rencananya, ada beberapa program lintas disiplin di dalam VMARS,” ujar Venzha Christ yang juga menjabat sebagai Direktur Indonesia Space Science Society (ISSS) ini, Senin (10/1/2022).

Ada tiga hal yang menjadi fokus VMARS tahap pertama, yakni, penelitian terraforming dengan nama V-TF, pengenalan space farming dengan nama V-SFM, dan menciptakan kreasi alternatif space food dengan nama V-SF.

Venzha Christ, Erix Soekamti, dan Grayce Soba juga sedang mengembangkan sebuah open platform bernama VOSTOX yang menjadi bagian dari VMARS, yakni sebuah kolaborasi terbuka di ranah sound dan musik eksperimental. Kegiatan ini akan menghasilkan pertunjukan alternatif dan eksploratif dalam medium yang beragam.

Menurut Venzha Christ, VMARS di Yogyakarta kan menjadi yang pertama di Asia Tenggara dan merupakan satu-satunya program eksplorasi ruang angkasa yang pembangunan dan pengelolaannya dilakukan dan dijalankan secara bersama-sama oleh berbagai komunitas interdisipliner.

“Kami yakin bisa memproyeksikan keberadaan VMARS ini untuk mendorong industri antariksa nasional dan ekonomi kreatif bidang astronomi dan sains antariksa di Indonesia,” kata Venzha Christ.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Orang Pertama dan Satu-Satunya dari Indonesia yang Mengikuti Pelatihan NASA

Venzha Christ adalah orang Indonesia pertama dan satu-satunya yang terpilih untuk mengikuti pelatihan hidup di Planet Mars.  Pertama, melalui Mars Desert Research Station (MDRS) oleh Mars Society dan yang juga didanai oleh MUSK Foundation - Elon Musk dari SpaceX, di Amerika pada 2018. Kedua, program Simulation of Human Isolation Research for Antarctica-based Space Engineering (SHIRASE) oleh Field Assistant di Jepang pada 2019.

Melalui kedua program tersebut, Venzha Christ mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang bagaimana membangun pusat pelatihan dan simulasi ini.

Erix Soekamti juga dikenal sebagai penggagas dan pendiri Does University, yaitu sebuah lembaga pendidikan alternatif untuk meningkatkan minat dan bakat, kolaboratif, dan gratis. Erix menyediakan berbagai sarana dan fasilitas untuk banyak anak-anak muda yang belajar disana. 

Does University akan berkolaborasi untuk mendukung pembangunan VMARS dan akan terlibat langsung dalam berbagai programnya.

Grayce Soba adalah pemilik dan programmer Soba Studio, sebuah musik studio yang dengan berbagai program dan kegiatannya sangat aktif untuk membantu serta berkolaborasi dengan banyak musisi lintas disiplin.

 

3 dari 3 halaman

Negara-Negara yang Punya Analog Mars

Simulasi analog hidup di Planet Mars ini juga dimiliki beberapa negara. Setiap negara atau gabungan beberapa negara tersebut memiliki fokus dan tujuan yang berbeda-beda.

Venzha Christ menyebutkan, HI-SEAS di Mauna Loa - Hawaii oleh NASA, MDRS di Utah oleh Mars Society, MARS-500 di IBMP Moskow hasil kolaborasi antara Rusia, ESA, dan Cina, D-Mars di Ramon Crater oleh Israel, F-MARS di Pulau Devon, Kutub Utara oleh Mars Society, dan Concordia Station di Antartika, Kutub Selatan oleh Prancis, dan Italia (ESA).

Sementara, VMARS akan menghadirkan beberapa program lintas disiplin. Program lintas disiplin, yang dimaksud, antara lain pada riset radio astronomi, mengenal radiasi benda langit, kreasi alternatif space food, inovasi teknologi space farming, serta penelitian extra-terrestrial life.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat