, Semarang - Catherine dan Mike mengaku berhobi menjelajah dunia. Dua warga California, Amerika Serikat ini usianya sudah tak lagi muda. Bahkan mengaku sudah pensiun dari pekerjaannya.
Suatu ketika, mereka mencoba mengikuti program kapal pesiar Volendam Cruise. Kapal pesiar yang sempat berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Sebelum turun dari kapal, ia ditawari berbagai macam atraksi wisata di Jawa Tengah. Mulai dari Borobudur, pemandangan alam Keteb Pass, hingga wisata budaya membatik.
"I don't ever know about membatik before. I try to search in my smartphone, what it is. (Saya tak pernah tahu tentang membatik. Saya mencoba mencari tahu melalui gawai)," kata Mike kepada , Februari 2019.
Advertisement
Baca Juga
Melalui smartphone mereka baru tahu bahwa membatik adalah salah satu teknik mewarnai kain dengan malam. Mereka juga mengaku baru paham jika Batik sudah ditetapkan sebagai warisan budaya non benda oleh UNESCO.
"I have ever visited to Thailand, and I see the batik one. But I think this one very different. (Saya pernah berkunjung ke Thailand, dan saya juga melihat batik. Tapi, saya rasa batik di sini sangat berbeda)," ucap Catherina, Sabtu, 17 Februari 2018.
Batik Semarang memang berbeda. Yang dikunjungi Catherine adalah Sanggar Batik Semarang 16, sebuah sanggar yang melahirkan para perajin dan produsen batik melalui pelatihan yang digelar sejak tahun 2005.
Yang disaksikan Catherine adalah sebuah proses membatik secara tuntas. Mulai dari mendesain motif, menyalin di kain, mencanting atau menutup motif dengan malam, hingga pewarnaan. Tak hanya itu, Catherine dan Mike juga menyempatkan diri belajar menenun dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), yang juga ada di sanggar itu.
"I saw here, the clothes with natural dyes. Batik is amazing. I can't believe that our clothes was colored with some wood or fruit etc. (Di sini saya melihat pewarnaan dengan pewarna alam. Batik itu mengagumkan. Saya tak percaya pakaian pita bisa diwarnai dengan berbagai bahan dari kayu, buah, dan lain-lain)," kata Catty, demikian sang suami memanggil.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kacamata Generasi Milenial
![batik semarang](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/EaY52Z1fULBaaB_ozkxkJja_-wM=/0x0:0x0/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/2853793/original/061926900_1563182631-PELATIHAN_MENCANTING_2.jpg)
Pengalaman Mike dan Catty nyaris sama dengan pengalaman Nikita Hutahean. Gadis Batak milenial ini mengaku tahu adanya Batik Semarang juga dari gawainya. Bedanya, yang dilihat Nikita adalah foto-foto yang tersebar di media sosial.
"Awalnya cuma lihat di Instagram teman. Namanya instagram biasanya kan berbeda dengan aslinya, karena memang menyediakan spot khusus. Tapi di sanggar Batik Semarang 16 ini, tak ada spot khusus yang disediakan. Meski begitu, semua layak dianggap instagramable," kata Nikita.
Bagi Nikita, Sanggar Batik Semarang 16 merupakan model pengelolaan 'one stop batik lifestyle'. Cukup di satu titik, pengunjung sudah bisa mengenal batik secara menyeluruh. Mulai menenun, merancang motif, hingga mewarnai dan menjahit berbagai model pakaian semua ada.
"Saya karena ingin berlatih, akhirnya menginap juga. Ada tujuh kamar homestay yang disediakan. Ada juga tanaman-tanaman bahan pewarna alam. Malahan generasi seperti saya seperti dimanja karena ada cafenya juga. Thematik banget," kata Nikita.
Budi Purwanto, sosok yang dipercaya mengelola Sanggar Batik Semarang 16 menyebutkan bahwa saat ini sanggar yang berada di tengah perkebunan jati di kampung Meteseh Semarang itu menempati lahan seluas tiga ribu hektar lebih.
"Kami coba mengubah dan menghadirkan konsep alam yang berpadu dengan teknologi dan tradisi. Maka fasilitas parkir yang nyaman dan keteduhan pepohonan serta fasilitas internet kecepatan tinggi kami sediakan," katanya.
Jika hanya ingin berkunjung dan berfoto, jangan khawatir tak ada tarif khusus alias gratis. Budi menyebutkan bahwa proyeksinya adalah edukasi batik dan juga menjadi semacam museum batik.
Bagaimana jika menjadi sebuah lembaga konservasi?
"Mungkin kami satu-satunya sanggar batik yang semuanya memproduksi sendiri. Mulai kain, canting, cap, motif, hingga pepohonan pewarna alam. Yang kami masih datangkan dari luar adalah pewarna sintetis untuk mendapatkan batik yang harganya lebih ekonomis," katanya.
Simak video pilihan berikut
simak video berikut
Advertisement
Pilih Wisata
![batik semarang](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/MbkgG_fhtem1kf1nmk1Mli873pc=/0x0:0x0/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/2853768/original/010955600_1563182329-WhatsApp_Image_2019-07-15_at_14.37.47.jpeg)
Nikita sore itu menyeruput kopi canting, kopi yang diracik khusus di cafe canting. Kopi ini didatangkan dari seluruh Indonesia, namun meraciknya dan disajikan dengan cara berbeda. Nikita yang datang bersama Cicilia memilih menikmati kopi dengan latar para pecanting.
"Ini kan bukan spot foto khusus, tapi memang tempatnya semua seperti ini. Keren," kata Nikita.
Nikita bukan generasi yang berpikir menabung untuk membeli rumah dan mobil. Jika ada sisanya, barulah untuk jalan-jalan. Ia adalah generasi milenial.
"Saya lebih suka jalan daripada menabung buat beli rumah, karena harga tanah dan properti sangat mahal. Daripada baru di usia pertengahan 40-an baru bisa nyicil rumah, mending buat jalan-jalan," katanya.
Menurut Nikita, jika bepergian menunggu tabungan ekstra setelah memiliki rumah, maka dipastikan sudah terlalu tua untuk mendaki gunung Rinjani, mengelilingi Danau Toba, snorkling dan menyelam di Wakatobi dan Togean. Orang akan terlalu jompo untuk menikmati alam jika menunggu tabungan.
Bagi Nikita, kebutuhan wisata menggeser kebutuhan memiliki rumah sendiri. Lebih baik kaya pengalaman di saat muda, daripada baru mencarinya di usia renta.
"Spot-spot foto macam ini kalau di tempat lain bayar. Ini mah nggak. Enak pokoknya," kata Nikita.
Konsep Berbeda tentang Kebahagiaan
![batik semarang](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/566Rotpc4BLjf4wqFNFGhU4_UsI=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2853787/original/080362200_1563182459-WhatsApp_Image_2019-07-15_at_14.37.52__3_.jpeg)
Budi Purwanto kemudian mengusung konsep kebahagiaan dalam branding sanggarnya. Ini bukan hanya untuk para turis yang sudah membayar, juga untuk mereka yang hidup di sekitar sanggar.
"Kebahagiaan yang kami kembangkan semoga menggeret konsep lain seperti kelestarian," katanya.
Itulah sebabnya, Sanggar Batik Semarang 16 menjadikan warga sebagai pecanting, sekaligus menyediakan tempat jika ada warga yang membutuhkan tempat pernikahan dan sebagainya.
Itu pula yang menyebabkan sanggar Batik Semarangtak memasang tiket jika hanya ingin berkunjung, berwisata. Pengelolaan dengan konsep baru kebahagiaan itulah yang dikembangkan, mendekonstruksi pemahaman bahwa yang bisa berwisata dan bahagia hanya kaum berduit.
"Kami berusaha meletakkan modal sosial bagi warga masyarakat. Jika ingin mengembangkan pariwisata, maka aspek fundamental yakni karakter warga lokalnya sendiri, juga harus dibangun. Semacam evolusi turisme yang terjadi di Bali sejak 1920-an. Bali itu bukan produk instan," kata Budi.
Adaptasi dengan teknologi komunikasi menjadi sebuah keharusan. Semua pelayanan juga diberikan secara online. Mulai konsultasi hingga harga sewa kamar homestay. Bahkan pembayaran juga tak harus dengan cash.
"Silakan datang dan berfoto-foto. Silakan unggah ke medsos. Kami tak memungut bayaran," kata Budi.
Terkini Lainnya
Batik Semarang Dapat Penghargaan Paramakarya dari Presiden
Semarang, Peta Penting Batik Indonesia
Sosok Wewe Gombel di Kain Batik Semarang
Kacamata Generasi Milenial
Pilih Wisata
Konsep Berbeda tentang Kebahagiaan
Semarang
Batik Semarang
Batik Semarang 16
Salam Pagi
Wisata Milenial
Copa America 2024
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
TOPIK POPULER
Populer
Cinta Tulus Seorang Mangaka, Film Anime Look Back Telah Dirilis
PT KA Bandung Ubah Jadwal 3 Perjalanan Kereta Api Mulai Juli 2024
Dewi Motik Tebarkan Motivasi untuk Pelaku UMKM Tangsel Agar Bisa Go International
Promosikan Situs Judi Online, Polisi Tangkap Konten Kreator di Sulawesi Selatan
Beraksi Puluhan Kali, Sindikat Pencuri AC di Bandar Lampung Akhirnya Mati Kutu
Viral Ormas Kepung Asrama Mahasiswa Papua di Makassar Buntut Pengibaran Bendera Bintang Kejora
Gunung Ibu Meletus Lagi Kamis Malam 4 Juli 2024, Semburkan Abu Vulkanik 3.000 Meter
Daya Rusak Sama dengan Narkoba, Ini Kata PP Persis Soal Judi Online
Lagu Tema Film 'My Hero Academia The Movie 4: You’re Next' Karya Vaundy
Sempat Diprotes Ormas, Festival Kuliner Nonhalal di Solo Kembali Dibuka
Euro 2024
Prancis Vs Portugal 8 Besar Euro 2024: Les Bleus Siap Tampil Garang
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Prancis: Adu Ketajaman Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe
Putusan Jude Bellingham Terungkap, Inggris Pertimbangkan Perubahan Radikal di Perempat Final Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Timnas Spanyol Percaya Diri Jelang Duel Perempat Final Euro
Berita Terkini
Simak Rekayasa Lalin di Jalan Tanjung Karang-Jalan Kota Bumi Jakpus Imbas Pembangunan MRT Tunnel
Berbasis MicroPET/CT, BRIN Kembangkan Radiofarmaka Baru untuk Deteksi Dini Kanker
Hands-On Oppo A79 5G: Smartphone Ringan dengan Layar Besar dan Kamera 50MP
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Manchester United Dapat Titik Terang untuk Jual Pemain Tak Berguna, Ada Klub Prancis yang Mau Tawar Mahal
Menu yang Dikonsumsi Prilly Latuconsina hingga Berat Badan Turun 12 Kilogram
8 Potret Hewan Tersembunyi Ini Bikin Geleng Kepala, Uji Kejelian Mata
Influencer Saham Gagal Kelola Dana Investor Rp 71 Miliar Bukan Peserta Influencer Incubator BEI
Mendag Izinkan China Tarik Bea Masuk Tambahan dari Produk Ekspor RI
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Jangan Lewatkan Sinetron Saleha di SCTV Episode Jumat 5 Juli 2024 Pukul 18.15 WIB, Simak Sinopsisnya
Luhut: Kebijakan Tarif Impor 200 Persen Demi Kepentingan Nasional
Jokowi: IKN Akan Jadi Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru
6 Potret Catherine Wilson di Ultah Teman Artis, Digoda Jadi Anggota 'Tiga Bule'
Buntut Video Viral, Polisi Sita Bendera Bintang Kejora dari Asrama Mahasiswa Papua di Makassar