, Cirebon - Cirebon merupakan kawasan yang berada di Pantura Jawa Barat. Memiliki sejumlah peninggalan budaya dan catatan sejarah, fenomenal dari masa ke masa.
Pengunjung yang berkunjung ke Cirebon, dari arah Kedawung menuju Tuparev akan bertemu dengan sebuah gerbang dengan latar belakang bangunan tinggi menjulang. Bertuliskan Selamat Datang di Kota Cirebon, bangunan tersebut merupakan menara air milik PDAM Kota Cirebon.
"Bangunan atau gudang air itu sekarang jadi ikon Kota Cirebon," kata sejarawan Cirebon Nurdin M Noer, Kamis, 27 September 2018.
Advertisement
Baca Juga
Dia mengatakan, Menara Air Kota Cirebon tersebut hingga saat ini masih beroperasi. Dari informasi yang didapat, menara air tersebut mampu mengaliri debit air hingga 900 liter per detik.
Menara air Tuparev tersebut diketahui memiliki catatan sejarah penting dalam perkembangan pembangunan Cirebon. Nurdin menyebutkan, bangunan dengan tinggi lebih dari 2 meter itu dibangun pada tahun 1961.
"Saat itu wali kota-nya RSA Prabowo yang merupakan kader PKI menjabat 1961 sampai 1965 dibangun karena menara air yang sebelumnya sudah ada daya tampungnya kurang seiring dengan bertumbuhnya masyarakat," ujar dia.
Dari catatan yang didapat, sebelum dibangun menara air, pada tahun 1863 pemerintah kolonial mencoba membuat sumur artesis. Namun, tidak diteruskan karena upaya percobaan penggalian sumur di Alun-alun Kejaksan dan beberapa tempat lainnya gagal.
Pada 1878 diputuskan untuk mencari air bersih dari sumber yang ada di daerah Linggarjati. Semula debit air enam liter per detik, kemudian ditampung pada tujuh bak penampungan.
Untuk memperbesar debit air, pada 1889/1890 pemerintah mengganti pipa-pipa dengan lebih besar dengan debit 8,1 liter ditampung pada 43 penampungan. Pada 1917 Asisten Residen Cirebon mengusulkan kepada Direktur Laboratorium Kesehatan Gemeente untuk melakukan penelitian kualitas air bersih tersebut.
Hasilnya menunjukkan, air bersih di Linggarjati kurang memenuhi syarat, terutama pada musim penghujan. Akhirnya pemerintah kolonial mencari alternatif sumber air yang lain dengan meneliti kualitas air di Cipanis, yang ternyata memenuhi syarat.
"Dulu pakai sumur dan pompa tradisional juga airnya tidak keluar banyak dan tidak semua kawasan bisa dapat air dan sejak kejayaan PKI di Cirebon dibangunlah menara air," kata dia.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Fenomenal
Lepas dari jaman kolonial Belanda, Pemerintah Kota Cirebon terus membangun daerah. Dia menyebutkan, di era Wali Kota RSA Prabowo, Cirebon menunjukkan prestasinya dengan membangun menara air.
Dia mengatakan, Wali Kota Prabowo merupakan salah satu kader PKI yang berhasil membuat karya fenomenal. Bahkan, menara air tersebut hingga saat ini masih digunakan untuk menyalurkan air ke rumah warga Kota Cirebon.
"Menara air ini pernah dianggap sebagai menara air tertinggi di Asia Tenggara," sebut Nurdin.
Seiring berkembangnya kondisi politik di Indonesia saat itu, pengaruh PKI perlahan hilang. Bahkan, dianggap sebagai partai oposisi terhadap pemerintah.
Pemberontakan PKI pun terjadi, Wali Kota Cirebon Prabowo ditangkap, diadili hingga dijebloskan ke penjara. Bersama Bupati Cirebon Harun Zaenal Abidin pada tahun 1966.
"Semasa Wali Kota Prabowo memimpin yang terlihat fenomenal ya menara air saja, selain itu hanya rutinitas program pembangunan pada umumnya," kata dia.
Dia mengakui, ada peran kader PKI dalam perkembangan pembangunan Kota Cirebon. Apalagi, PKI saat itu merupakan salah satu partai yang dominan dan dikenal rakyat.
"Bahkan Wali Kota Prabowo dan Harun Zaenal Abidin punya pengaruh terhadap Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia," sebut dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Terkini Lainnya
Telusur Penyebab Kelangkaan Gas Melon di Solo
Bangkitnya Agen Informasi Bentukan Pemerintah di Garut
Kesaksian Tukang Bakso di Lokasi Pengeroyokan Haringga Sirila
Fenomenal
Cirebon
Menara Air Cirebon
PKI
TOPIK POPULER
Populer
Bergelar Doktor di Usia 24 Tahun, Dr Maya Nabila Bagi Tips Sukses Menempuh Studi
Pingwen Handcraft, Kisah Sukses Usaha Rajut Ramah Lingkungan
BPS Catat Ada 3,85 Juta Penduduk Miskin di Jabar
6 Rekomendasi Kafe Dekat Kampus UNISBA Bandung
Ketika ODGJ Larikan Mobil Keluarga di Pekanbaru, Begini Jadinya
Marah Tak Disiapkan Makan Siang, Pria di NTT Tega Bunuh Istrinya
Warung Dekat Markas Polisi di Bone Bolango Bebas Jualan Miras, Ada Beking Oknum?
Peta Politik Pilgub Banten 2024, Airin-Andra Semakin Seru
Dico Ganinduto Jadi Top of Mind Versi LSI
Euro 2024
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Euro 2024: Sukses Hancurkan Rumania 3-0, Ronald Koeman Masih Punya Satu Penyesalan soal Permainan Belanda
Berita Terkini
Lawan Merek China, Ford Siapkan Mobil Listrik Rp 400 Jutaan
Harga Minyak Mentah Lengser dari Puncak Meski Perang Israel dan Hizbullah Memanas
4 Zodiak yang Suka Ragu dengan Hubungan Cintanya
Hizbullah: Kami Akan Berhenti Menyerang Israel Bila Gencatan Senjata Tercapai di Gaza
Jakarta Urutan Ketiga Destinasi Paling Bikin Stres di Dunia, Sandiaga Uno: Jangan Baper
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
IHSG Berpeluang Rawan Koreksi, Cermati Rekomendasi Saham Hari Ini 3 Juli 2024
Simak, Tips Agar Cat Rumah Tidak Cepat Pudar
Cara Menghitung Zakat Mal Menurut Islam, Simak Pula Syarat dan Ketentuannya
Aditya Zoni Akan Perjuangkan Hak Asuh Anak dalam Sidang Cerai dengan Yasmine Ow
Akun Facebook Saya Diretas, Ini Cara Memulihkan Akun yang Dihack
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
PKB Sebut PDIP Oke dengan Anies di Pilgub Jakarta, Tapi Masih Pertimbangkan Cawagub
Sarana Menara Nusantara Rampungkan Akuisisi 90 % Saham IBST
10 Smartphone Paling Ngebut di Bulan Juni 2024, Apa Saja?