, Garut - Berbicara kopi Garut, Jawa Barat, saat ini memang masih didominasi kopi Papandayan dan Cikuray. Dua kopi dari daerah vulkanik kawasan gunung berapi ini masih menjadi primadona bagi pencari dan penikmat kopi lokal asal Kota Dodol, Garut.
Meskipun sudah ada dua kopi tadi, tidak ada salahnya mencicipi kopi Garut lain yang satu ini. Namanya memang belum setenar keduanya. Namun soal citarasa, keharuman dan kualitas kopi berani diadu.
Kopi Curug Orok, demikian nama kopi yang satu ini. Menggunakan nama daerah tempat kopi itu ditanam saat ini. Produknya cukup digandrungi di kalangan barista kota besar Indonesia.
Advertisement
"Biji bibit kopi di sini berasal dari tiga varietas kopi unggulan dunia, yakni Aceh untuk lokal Indonesia, Brasil, dan Kolombia," ujar Rifki Pratama, 24 tahun, pengelola kebun kopi Curug Orok, membuka pembicaraan dalam obrolan hangatnya kepada , beberapa lalu.
Baca Juga
Menurut dia, kopi Curug Kopi memiliki citarasa yang khas, selain wanginya yang cukup menusuk indra penciuman, juga rasa asamnya yang tidak terlalu pekat.
"Sebenarnya tergantung metode pengolahan juga," ujar dia mulai menjelaskan kopi yang baru ia suguhkan.
Di lahan seluas 40 hektare sekitar kawasan wisata Curug Orok, ia menanam beberapa varietas kopi unggulan dunia, mulai yellow cattura, yellow bourbon, orange bourbon, red bourbon, red line as, red geisha, preanger, dan yellow red cattura.
"Total ada sekitar delapan varietas, tapi paling dominan ya dari Aceh, Brasil, dan Columbia tadi," ujarnya.
Saat ini total pohon yang sudah tertanam hingga 100 ribu pohon yang tersebar di sekitar 40 hektar lahan. Namun dari jumlah itu, hanya 20 ribu yang berada di sekitar 8 hektar lahan yang siap dipanen.
"Bijinya masih pancal atau sedikit. Bisa dipanen, tapi belum maksimal," kata dia.
Selain pola tanam yang terbilang gampang, salah satu keunggulan delapan varietas kopi unggulan tadi adalah masa panen yang terbilang singkat, juga biji kopi terbilang lebih banyak dan berisi. "Cattura sama Boubon itu satu tahun tanam sudah bisa panen," ungkap dia.
Tak ayal dengan keunggulannya itu, kopi Curug Orok sudah mampu menembus pasar Korea Selatan dan negara maju Jerman untuk pasar Eropa. "Ternyata mereka sangat menyukai cita rasa kopi yang kami tanam," ujar Rifki bangga.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Lebih Tahan Penyakit Karat Daun
![Kopi Curug Orok memiliki banyak biji](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/x1VGq4X5TiK3fAv-ZafQQKcn8Ik=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2294822/original/037450000_1532905367-IMG-20180727-WA0059.jpg)
Rifki mengakui, salah satu kendala yang kerap menghantui tanaman kopi adalah penyakit karat daun. Penyakit yang disebabkan oleh parasitisme cendawan hemileia vastatri ini mengganggu metabolisme tanaman, hingga merontokkan daun.
Khusus Bourbon dan Cattura, di negara asalnya Brasil dan Columbia, kedua varietas kopi unggulan ini rawan terkena penyakit karat daun. Namun di daerah Curug Orok yang berada di atas 1.300 mdpl, justru sebaliknya.
"Beberapa kali riset bourbon Curug Orok bagus dan justru tahan penyakit," ucap dia.
Dengan kelebihannya itu, kedua varietas kopi impor itu mampu dipanen hingga dua kali dengan produksi di atas lima ton per tahun, mengungguli kopi lokal yang hanya panen sekali dalam setahun.
"Yang tahu cita rasa copi Curug Orok tentu akan bertanya punya berapa banyak barangnya," kata dia, menceritakan banyaknya kebutuhan permintaan kopi Curug Orok.
Untuk memenuhi permintaaan konsumen, Rifki mengaku harga jual produk kopinya masih terbilang murah dibanding kopi lokal Garut lainnya.
Ia mencontohkan, rose brand jenis red bourbon hanya dijual Rp 500 ribu per kilogram, sedangkan yellow cattura atau yellow coffee kami jual Rp 650 ribu. "Silakan bandingkan, saya jamin kualitas berani diadu," ujar dia sambil tersenyum hangat.
Advertisement
Lima Metode Pengolahan Kopi
![Biji kopi Curug Orok, Garut, Jawa Barat](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/Zf_B7TH1W0S0XbTcSIv6jZDIcnY=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2294823/original/046743900_1532905367-IMG-20180727-WA0060.jpg)
Selain jenis varietas kopi, faktor lain yang menyebabkan perbedaan rasa kopi terletak dari metode pengolahan. Ada lima tipe pengolahan kopi versi pengelola kopi Curug Orok.
"Kopi itu baru bisa keluar rasa nikmatnya jika sudah berusia delapan tahun ke atas. Kalau masih di bawah lima tahun ke bawah (rasanya) masih standar," ucap dia.
Pertama, metode natural, petani kopi hanya memanen dengan memetik biji kopi berwarna merah kehitaman. Kemudian biji kopi dimasukin air untuk memastikan kualitas biji kopi yang baik dan tidak.
"Biji kopi yang baik tentu akan tenggelam, sedangkan yang jelek akan mengambang atau hampa," kata dia.
Setelah itu, biji kopi yang layak dipakai, dicuci untuk kemudian menjalani penjemuran hingga satu bulan lamanya, sebelum proses penggilingan dilakukan.
Ketika penjemuran berlangsung, biji kopi wajib diaduk atau dibolak-balik secara berkala agar biji kopi mengering secara merata, dan menghindari jamur/pembusukan. "Biasanya rasa kopi yang dihasilkan sweetness atau manis," ujar dia.
Kedua, honey proses. Biji kopi yang dipakai hanya yang benar-benar merah ranum. Kemudian biji kopi yang telah dipetik, dimasukkan ke dalam air untuk mengetahui biji kopi yang layak dan tidak sebelum diolah. "Khusus proses ini biji langsung diolah dalam keadaan basah," kaya dia.
Dampaknya, akan dihasilkan kopi utuh serta kulit buah kopi atau ceri. Lakukan penjemuran untuk menghilangkan getah kopi. "Proses honey itu ada tiga, yakni yellow honey, red dan black," kata dia.
Namun, dalam praktiknya, ketiga proses honey, ujar dia, hanya dibedakan dalam proses lamanya penjemuran, sedangkan proses lainnya hampir sama.
Untuk yellow honey lamanya waktu penjemuran sekitar 10 hari, kemudian red honey selama 15 hari, sementara black honey hingga satu bulan. "Secara umum rasa kopi yang dihasilkan balance atau seimbang antara manis, asam, dan pahit," kata dia.
Ketiga, semi washed, petani hanya memetik biji kopi yang merah ranum, kemudian lakukan sekali pencucian hingga bersih untuk menghilangkan getah kopi, untuk selanjutnya dilakukan penjemuran.
Proses ini dikenal dengan istilah "giling basah". Dalam praktiknya, proses semi washed, melibatkan dua kali proses pengeringan. "Secara umum rasa yang dihasilkan asam manis," kata dia.
Keempat full washed. Kopi merah matang yang cukup untuk dipanen, kemudian direndam dalam air dua-tiga hari, untuk menghilangkan seluruh getah yang masih tersisa selepas panen. "Baru nanti dijemur 30 hari," kata dia.
Lamanya perendaman bertujuan untuk menghilangkan semua kulit-kulit daging yang melekat pada biji kopi sebelum dikeringkan. "Rasa kopi mayoritas asam pekat," kata dia menambahkan.
Kelima wine proses, khusus proses terakhir, Rifki mengaku belum berani membocorkannya. Namun, secara garis besar, rasa yang dihasilkan menyerupai hasil fermentasi anggur, "Untuk wine mohon maaf belum bisa diekspose," kata dia.
Terkini Lainnya
Menikmati Kesejukan Curug Orok Garut di Tengah Hamparan Kebun Kopi
Garut Bersolek Sambut Api Obor Asian Games 2018
Ramadan Usai, Jangan Lupakan 6 Lokasi Religi Makam Waliyullah Garut Ini
Lebih Tahan Penyakit Karat Daun
Lima Metode Pengolahan Kopi
Garut
Destinasi Wisata
Kopi arabika garut
Wisata Kuliner
Curug Orok Garut
Copa America 2024
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
TOPIK POPULER
Populer
Duga Penyidik Tak Profesional, Petani Lapor Propam Polda Kalteng
Promosikan Situs Judi Online, Polisi Tangkap Konten Kreator di Sulawesi Selatan
Wadir CV Inawah Pratama Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Gedung South Sulawesi Creative Hub
Langgar Aturan Domisili, 262 Siswa Dianulir dari PPDB Jabar 2024
Nasib Warga Tagulandang Terdampak Erupsi Gunung yang Bakal Direlokasi ke Bolmong Selatan
Sempat Diprotes Ormas, Festival Kuliner Non-Halal di Solo Kembali Dibuka
Jakarta BIN vs Pertamina Enduro Mengawali Empat Besar PLN Mobile Proliga 2024
Kualat Bawa Kabur Motor Ustaz, TNI Gadungan di Lampung Dicokok Polisi
Viral Ormas Kepung Asrama Mahasiswa Papua di Makassar Buntut Pengibaran Bendera Bintang Kejora
Euro 2024
Prancis Vs Portugal 8 Besar Euro 2024: Les Bleus Siap Tampil Garang
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Prancis: Adu Ketajaman Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe
Putusan Jude Bellingham Terungkap, Inggris Pertimbangkan Perubahan Radikal di Perempat Final Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Timnas Spanyol Percaya Diri Jelang Duel Perempat Final Euro
Berita Terkini
BNI Incar Pertumbuhan DPK 10% di 2024, Ini Caranya
4 Cara Download Video CapCut No Watermark dengan Mudah, Begini Tahapannya
Istri di AS Tega Racuni Suami, Alasannya Merasa Tak Dihargai
INSW Jadi Transformasi Digital Layanan Ekspor-Impor dan Logistik
Jangan Lakukan 4 Kemaksiatan Ini, Azab Kubur Menanti Anda!
Ragam Hoaks Foto Terbaru, Simak Daftarnya
Lirik Lagu Hot Mess dari Aespa dan Terjemahannya, Debut Jepang Karina dkk yang Kawaii
Megawati Sebut Politik saat Ini Sangat Pragmatis, Lupakan Suara Hati demi Ambisi Kekuasaan
10 Aplikasi Jogging Populer, Cocok untuk Pelari Pemula Maupun Profesional
Harga Bitcoin Turun Terus Usai Debat Trump dan Biden
Hebat, Infrastruktur Mutu Indonesia Terbaik di ASEAN
Parlemen Eropa Dorong Bahan Bakar Alternatif untuk Selamatkan Mobil ICE
Memilih Perlengkapan Outdoor di Indofest 2024